Heli menatap cermin didepannya.
Wajahnya tampak pucat pasi.Sudah beberapa hari ini dia merasa pusing dan mual."Ish,aku kenapa sih?"Tanyanya disela tangisan lirihnya.
Ia berjalan kembali kekamar.Menatap ponselnya.
"Kak khan juga kemana sih?katanya tadi janji mau telpon."
Heli menenggelamkan kepalanya ke bantal.ia menangis.
"HELIOS KAKAK DA..."
"HELI?KAMU KENAPA?"
Khan berlari cepat menghampiri heli yang terlihat sesenggukan.
"Sayang kenapa?"
"Pergi sana."Usir heli maaih tetap di posisinya.
"Hah?"Khan ketularan solon
"Aku bilang pergi ya pergi.Kenapa sih?"Kesal heli lalu bangkit duduk.
"Ka..kamu nangis sayang?"
"Apaansih sayang-sayang.sana jauh- jauh."heli mendorong khan lemas.
Khan menarik heli kedalam pelukan nya.Memeluknya erat,mengabaikan heli yang terus memukuli dadanya.
"Heli bilang lepasin,ya lepasin."Kesal heli.
"Ya kamu bilang dulu,kamu kenapa?"
"Emang gak boleh heli nangis?"Tanya heli galak.
"Boleh,tapi kakak juga harus tau apa alasannya heli."Jawab Khan sabar.
"Suka-suka heli dong.Emang kakak siapa?"
"Suami kamu."
"Bukan."
Khan memasang ekspresi sedih.Heli meringis geli
"Udah sana,lepasin.Kakak bau."Usir heli.
Khan gak peduli,ia pun berbaring,me narik heli berbaring dipelukannya.ia meletakkan satu kakinya diatas tubuh heli,seperti memeluk guling.
"Kakak pengap."
"Aku kasih nafas buatan."
"Apasih bau jigong."Sinis heli.
Khan menciumi wajah heli.Heli terus memberontak.
"KAKAK."
Khan tertawa saat heli mengembung kan pipinya kesal.Khan duduk lalu merentangkan kedua tangannya.
Heli kesal,tapi tetap menjatuhkan diri kedalam pelukan Khan.Menyandar kan kepalanya pada bahu lebar Khan. Lalu memeluk Khan begitu erat.
"Kangen kakak."
"Hmm?"Tanya Khan disela aktifitas nya membelai kepala heli.
"Kakak gak angkat-angkat telpon aku. Jadi,akunya marah.Tapi,kakak malah gak mau bujuk aku."Adu heli.
"Kamu nelfon kakak?"Tanya Khan. Heli mengangguk kecil.
"Maaf ya,tadi batre HP kakak habis, pas mau kakak cas,ternyata casannya ketinggalan.Jadi selesai meeting kakak langsung pulang.Eh,jalanan malah macet."Terang Khan dengan rasa bersalah.
Lagi-lagi,dia membuat helinya sedih dan kecewa.Padahal ia sudah berjanji untuk menjaga heli sebaik yang ia bisa.
"heli hamil."
Wony yang sedang merapihkan berkas di meja kantornya,terdiam.Ia menatap Khan yang berdiri didepan nya
"Aku gak tau apa alasannya,tapi aku ngelakuin apa yang kamu minta wony.Aku memberi tahu kamu kalau heli hamil.Jadi,tolong jawab aku."
Wony diam seribu bahasa.Ia tahu ini pasti akan terjadi,tapi tidak tahu kalau akan secepat ini.
Sebenernya ini harusnya menjadi kabar bahagia untuknya.Tapi,entah mengapa ia malah merasa resah
"Penuhi janji kamu wony,soal apa yang aku minta tentang penjelasan atas semua yang telah terjadi."Tegas Khan.
Wony memejamkan matanya,lalu menghela nafas lelah.
"Sebenernya ini belum waktunya untuk kalian tahu,Khan."
"TERUS KAPAN?SAMPAI KAPAN AKU HARUS BERDIRI,MEMBAWA SEGALA KEBINGUNGAN INI WONY?"
Wony terkejut.
Ah,mengapa ia harus terkejut,setelah menjalani puluhan kali kehidupan, dengan sikap Khan yang tidak pernah sabaran itu?"Aku juga tidak tau Khan.Aku hanya diberi tugas,lalu menjalaninya.sisa nya adalah kendali dia."
"Kalau begitu,minta dia memberimu izin untuk memberi tahuku semua nya wony."
Wony memandang lantai.Khan dapat melihat betapa frustasinya wony saat ini.Tapi,ia juga tidak bisa diam saja.
"Masalahnya,dia tidak pernah lagi bisa terhubung padaku Khan.Berapa kalipun aku berusaha mencobanya."
Jawab wony menahan tangis.Apa yang harus ia lakukan,disaat sang pembimbing hidupnya tak merespon panggilannya?
Apa yang harus ia lakukan disaat rantai taqdir menahan pergerakan nya?TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
About You [Kseung]
FanficKhan tidak pernah mengerti,mengapa dari banyaknya musuh yg ia miliki,ia harus berakhir ditangan malaikat manisnya,Heli. Atas Kebaikan dari Shuri,sang dewi waktu,ia kembali ke masa lalu....