Happy reading....
.
.
.
"Sanaaa."
"Wahhh Sana."
"Sana, boleh minta tanda tangan?"
"Cantiknya, boleh foto bareng Sana?"
Sana tak bergeming, terus menerobos kerumunan yang berpadu menyorakkan namanya. Demi kesopanan sesekali ia tersenyum dan melambai, meski senyuman itu hanya sebatas pemanis. Bagi pekerja seni sepertinya, keramah-tamahan adalah atribut. Tanda kelengkapan untuk sebuah nama baik. Kerumunan yang menyumpal.membuatnya menghaniskan banyak waktu untuk meninggalkan bandara itu.
Lima tahun sudah Sana tak menginjakkan kaki di negeri ini. Sedikitnya membuat ia lupa bagaimana Sana yang dulu. Mengingat kembali masa-masa itu, Sana akan menertawakan dirinya yang lampau. Paling konyol, ia mati-matian menarik perhatian pria itu. Sungguh sebuah obesesi yang telah menghancurkan harga dirinya.
Lima tahun adalah waktu yang cukup untuk menempa diri habis-habisan. Beruntung usia Sana kali pertama menginjakkan kaki di New York belum mencapai dua puluh tahun. Agen modeling bilang, wajahnya cukup fresh. Tak terbilang bagaimana susahnya Sana memasuki dunia modeling.
Ya, Sana sekarang adalah sang model internasional.
"Momo, apa jadwalku hari ini?" Tanya Sana pada sang manajer.
"Jadwal hari ini sengaja aku kosongin supaya kamu bisa istirahat. Trus siap siap datang ke pesta penggalangan dana nanti malem."
"Hah?"
"Kamu baru datang disini, jadi butuh citra sebaik mungkin untuk permulaan."
Sana memutar bola matanya malas. Kehidupan Sana diatur ketat oleh jadwal, terkadang sampai tak memiliki diri sendiri. Tetapi tak masalah, ia tak mau ditingalkan dalam sunyi. Juga harus memikirkan citra baik untuk karirnya.
.
Sana turun dari mobil mewah keluaran terbaru. Berjalan dengan dagu tegak, ia tampak bagai dewi yang merampok perhatian pesta.
Melewati beberapa pasang mata, Sana cukup terkejut bahwa dalam ajang amal pun sosialita masih berhasrat pamer. Seolah acara macam itu memang harus dibuat untuk membuang uang.
"Hai..." Seorang pria tampan menghampiri Sana yang ditinggal Momo. "Boleh kenalan? Aku Yoo Jeongyeon."
"Ah ya, Minatozaki Sana." Sambut Sana, kesopanan adalah topeng terbaik, dan basa-basi merupakan spesialisasinya.
"Betapa beruntungnya aku bisa berjumpa dengan ratu modeling disini. Semua orang membicarakanmu." ucap Jeongyeon tertawa renyah.
Sana ikut tertawa menanggapi pria ini. Jeongyeon cukup menarik, tak berhenti berkata-kata namun tak membuat Sana harus membalas. Tipe ekstrovert yang biasa bernegosiasi. Sayang pembicaraan asyik mereka diinterupsi Momo.
"Permisi Mr. Yoo, saya membutuhkan pembicaraan antara manajer dan artisnya. Pinjam Sana sebentar ya?"
Sebelum Joengyeon memberi izin, Momo telah membawa Sana pergi. Perempuan itu menampilkan muka serius, sebuah siaga satu untuk tugas berat.
"Pembicaraan profesional apanya? Seingetku gak ada hal yang perlu kita bicarakan." ucap Sana malas.
Mata Momo berbinar. "Luar biasa, aku tadi ketemu sama pihak agensi. Dia bilang CEOnya mau ketemu kamu, Sunshine Entertrainment. Setahuku agensi ini emang belum lama berdiri, tapi track recordnya bagus. Jadi jangan mengacau ya, jadilah anak baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Sana × Tzuyu
Fanfictionwarning 🔞 Cuman cerita pendek Tzuyu dan Sana Update suka-suka