Pagi itu, langit California cerah, dengan angin lembut yang menerpa dedaunan pohon di halaman sekolah. Emerlda, guru seni di Sekolah Dasar Redwood Heights, sedang duduk di ruang guru sambil menikmati secangkir kopi panas. Beberapa rekan kerjanya juga ada di sana, sibuk berbincang mengenai berbagai topik mulai dari kegiatan kelas hingga perkembangan terbaru di dunia pendidikan.
Salah satu dari mereka, Sarah, guru bahasa Inggris yang duduk di seberangnya, menatap Emerlda sambil tersenyum. Sarah sudah tahu betul bahwa liburan musim panas ini, Emerlda berencana untuk beristirahat dari rutinitas mengajar yang padat. "Jadi, Emerlda," kata Sarah, "apa rencanamu untuk liburan kali ini? Kamu pasti punya tempat yang menarik untuk dikunjungi, ya?"
Emerlda menatap secangkir kopinya sejenak, menyesapnya perlahan. Ia selalu menikmati percakapan ringan seperti ini, meski tidak terlalu banyak berbicara tentang dirinya. "Sebenarnya, aku memutuskan untuk pergi ke Italia," jawabnya, meletakkan cangkir itu ke meja dengan hati-hati. "Sudah lama aku ingin berkunjung ke sana. Aku pikir, ini saat yang tepat untuk benar-benar menikmati suasana baru."
Sarah mengangguk dengan antusias. "Italia? Wah, itu pasti luar biasa. Kamu akan ke mana saja di sana?"
Emerlda tersenyum, membayangkan semua tempat indah yang akan ia kunjungi. "Aku akan mulai dari Milan," jawabnya, "sepertinya kota itu sangat hidup, penuh dengan seni dan budaya. Dari sana, aku mungkin akan melanjutkan ke beberapa daerah yang lebih tenang, mungkin ke pedesaan atau kebun anggur di Tuscany. Aku hanya ingin benar-benar menikmati waktu sendiri, tanpa terlalu banyak hal yang mengganggu."
Sarah tertawa, sedikit terkikik. "Kedengarannya seperti rencana liburan yang sempurna. Tidak ada suami atau anak-anak yang harus diurus, hanya kamu dan keindahan kota-kota Eropa. Pasti menyenangkan, ya?"
Emerlda mengangguk, namun dengan ekspresi yang sedikit lebih dalam. "Memang begitu," jawabnya, suara lembut. "Aku rasa, kadang kita butuh waktu untuk menjauh sejenak dari rutinitas. Mengubah pemandangan, merasakan hal-hal baru. Dan tentu saja, aku sangat suka seni. Aku akan banyak mengunjungi galeri, museum, dan menikmati semua keindahan yang ada di sana."
Sarah memandangnya dengan senyum simpul, seolah-olah tahu lebih dari apa yang tampak. "Kamu kan selalu sibuk di sini, kan?" tanyanya, dengan nada menggoda. "Maksudku, pekerjaanmu di sekolah ini, mengurus anak-anak dan seni, pasti menyita banyak waktu. Tak ada masalah dengan itu, kan?"
Emerlda tertawa kecil, lalu menatap Sarah dengan tatapan yang lebih serius namun tetap ramah. "Tidak ada masalah sama sekali," jawabnya tenang. "Aku cinta dengan apa yang aku lakukan di sini. Mengajar seni, membantu anak-anak menemukan kreativitas mereka, itu adalah bagian dari diriku. Tapi, aku juga percaya bahwa kadang kita butuh waktu untuk diri sendiri. Waktu untuk menjelajahi hal-hal baru, mendapatkan perspektif baru. Itu juga penting. Liburan ini bukan untuk melarikan diri dari pekerjaan, tapi lebih untuk memberi ruang bagi diriku untuk tumbuh, menginspirasi diri lagi, supaya bisa kembali dengan energi yang lebih segar."
Pembicaraan mereka terhenti sejenak ketika bel masuk berbunyi, menandakan bahwa sudah waktunya untuk kembali ke kelas. Sarah memberikan senyum hangat, "Selamat menikmati liburanmu, Emerlda. Semoga perjalananmu membawa banyak kenangan bahagia."
Emerlda mengangguk dengan penuh rasa terima kasih. Ia bangkit dari kursinya, meraih tas, dan berjalan menuju pintu. Ketika langkahnya sudah berada di luar ruang guru, ia berhenti sejenak, melihat langit biru yang tampak begitu tenang. Pikirannya melayang sejenak, membayangkan bagaimana nantinya ia akan berjalan-jalan di kota Milan, menjelajahi setiap sudut yang kaya akan sejarah dan seni.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shadows of Vasillio
RomanceDe'Vasillio Group merupakan sebuah perusahaan keluarga yang telah berdiri selama puluhan tahun, berfokus pada pengembangan teknologi canggih, konstruksi dan desain bangunan, serta bisnis properti mewah. Setelah kematian ayahnya, Demiano memutuskan u...