Hari ini, setelah mengumpulkan keberaniannya Kei pergi ke kamar Jeje dan Taki, kebetulan Jeje dan Yorch sedang tidak berada di rumah.
Ia melihat adik kecilnya sedang melakukan sesuatu di meja belajarnya.
"Boochan? Kamu lagi apa?"
Kei mendudukkan dirinya di kasur tingkat milik Taki dan Jeje, seraya memperhatikan sang adik yang tengah berkutat dengan pensil warna dan gambar dimejanya.
"Mewarnai. Aku bosen soalnya."
"Berarti bukan tugas ya?"
Taki menggeleng tanpa menoleh pada Kei, "Bukan."
Kei mengangguk paham. Ia masih bingung harus memulai dari mana. Apakah adik kecilnya ini akan membantunya?
"Boochan.."
"Eung?"
Mendengar sahutan kecil itu Kei mulai berdeham, "Ekhem! Boochan mau bantu Abang gak?"
Tanpa Kei tau si kecil melirik ke arahnya ditengah aktivitasnya, namun selanjutnya ia mengendalikan diri untuk terus 'berpura-pura' fokus pada kegiatannya.
"Apa?"
Kini Kei meringsut turun dari kasur dan mengambil tempat dilantai, tepat didekat kursi yang Taki duduki.
"Kamu suka sama Kak Kai kan? Kakak cantik kamu itu? Boochan mau tolongin Abang gak buat tanya ke Kak Yochi?"
Taki berpura-pura menjadi sosok yang tidak tau apapun, "Emang kenapa? Kakak cantik kenapa sama abang?"
"Ada sedikit masalah yang harus Abang urus. Kamu suka sama Kakak cantik kan? Kalo Abang gak selesain masalahnya Boochan gak bisa temenan sama Kakak cantik lagi, gimana? Tolong bantu Abang ya, Chan?"
Akhirnya si kecil menoleh, menatap wajah melas sang Abang yang tengah terduduk dibawah, "Justru karena aku suka sama Kakak cantik makanya aku gak mau Kakak cantik sakit."
Taki tau, mata Kei sedikit membesar, ia terkejut saat mengetahui fakta bahwa sang adik juga tau masalahnya dengan Kai, "Boochan tau semuanya?"
Tidak mengangguk ataupun menggeleng, Taki hanya diam menatap sosok abangnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
Kei mengambil dua tangan si adik, ia menggenggam tangan mungil Taki diatas paha empunya sendiri, "Boochan, Abang cuma mau minta maaf sama Kai. Abang gak akan macem-macem, Abang mau ngelurusin semuanya. Tolong bantu Abang, Boochan."
Kei dan Taki memiliki ikatan persaudaraan. Kei adalah sosok yang selalu dia banggakan, mau bagaimanapun dengan ikatan itu Taki jelas lebih mengerti perasaan Kei dibanding orang lain. Ia tau jika saat ini Kei sungguh-sungguh. Tidak ada kebohongan sama sekali.
"Abang, mohon. Abang tau Abang salah. Makanya Abang mau minta maaf sama Kai. Bantu Abang ya, Boochan. Abang gak tau harus gimana lagi."
Selama beberapa hari ini, Kei tidak pulang ke asrama. Ia menetap di sana, dan tidak ada yang keberatan sama sekali. Taki dapat melihat dengan jelas lingkaran hitam di bawah mata Kei, yang sangat terlihat lelah. Tugasnya sebagai mahasiswa, ditambah pikirannya yang sekarang berkecamuk, adalah salah satu alasan Kei terlihat lebih lelah dari biasanya.
Tanpa membalas apapun, Taki melepaskan genggaman tangan Kei. Ia membuka ponselnya dan menutupnya kembali dibarengi dengan dering notifikasi yang Kei terima.
"Tolong jagain Kakak cantik. Jangan sakitin Kakak cantiknya aku. Aku yang bakal nyesel kalo Abang nyakitin Kakak cantik lagi."
Setelah membuka notifikasi terkait alamat Kai dari sang Adik, Kei lekas berdiri. Ia memeluk Taki erat, "Makasih ya, Boochan! Abang janji gak akan ngecewain kepercayaan kamu. Abang pergi dulu ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
OM ANIME? [ END ]
ספרות חובביםBerawal dari bocah SMA yang menyukai anime, bertemu dengan mahasiswa asal Jepang. WARNING ❗ Crackpair Kei!dom Kai!sub homophobic jangan salpak ygy.