Ch 121

3 1 0
                                    


LIMA SETENGAH TAHUN KEMUDIAN, ULANG TAHUN TIA YANG KE-18…

(Dia sudah dewasa sekarang, ingin melihatnya dalam manhwa)

Aku duduk di kursi berlengan dengan sandaran empuk dan memejamkan mata.

Senyumku muncul dengan sendirinya, ketika aku merasakan angin sepoi-sepoi yang masuk melalui jendela yang terbuka miring, menembus kulitku.

Alasan mengapa aku menyukai hari ulang tahunku adalah musim semi sehingga aku selalu dapat merasakan angin bercampur aroma bunga sekitar waktu ini.

"Wow…"

Lalu, bayi yang tertidur di pelukanku mulai bergerak-gerak.3

“Marilyn, apakah kamu sudah bangun?”

"Haam-."

Seolah menjawab pertanyaanku, Marilyn menguap dengan mulutnya yang kecil dan ompong, terbuka lebar.

“Apakah tidurmu nyenyak, Marilyn?”

Saat aku membelai pipi putih bayi itu dengan lembut, mata hitamnya yang seperti mutiara menatapku.

"Hah?!"

“Apakah kamu bermimpi indah?”

Aku dengan lembut mencium kening anak itu sambil tersenyum padaku.

Aroma manis khas bayi itu membuatku tersenyum.

“Siapakah sosok Marilyn kita yang terlihat begitu cantik?”

“Yay, woo!”

Tangan kecil bayi itu terulur padaku.2

Bagi bayi yang baru belajar duduk sendiri, itu adalah cara terbaik untuk mengekspresikan perasaannya.

“Ya, aku mencintaimu, Marilyn.”

Aku meraih tangan kecil itu dan mencium telapak tangannya yang lembut itu sekali.

Bayi itu menghentakkan kakinya, mungkin gatal.

“Ayo, hati-hati, jangan sampai terluka!”

Saya mendengar suara pekerja berteriak di luar, tetapi kamar saya terasa damai, seakan-akan berada di dunia yang sama sekali berbeda dengan dunia luar yang berisik.

“Marilyn, bagaimana kalau kita berlatih lagi?”

Marilyn yang sedang memainkan rambut panjangku menatapku.

“Ayo, tiru aku. Bu… Bu…”3

Saya belum pernah menyanyikannya dengan benar, jadi kata-kata yang terucap di ujung lidah saya agak asing.

Tetapi Marilyn memiliki seorang ibu yang akan mencintainya lebih dari siapa pun.

“Apakah kau melihat bibirku bergerak, Marilyn? Begini caranya. Bu… Bu…”

“Oh, Nona. Kita masih harus menempuh jalan panjang sebelum dia bisa bicara.”4

Louryl, yang kembali setelah mengganti air dalam vas, masuk ke ruangan dan berkata.

“Tidak, Marilyn memang jenius, Louryl. Kalau dia terus memainkannya seperti ini, dia akan berbicara lebih cepat daripada bayi lainnya.”1

“Aku tidak bisa menghentikanmu.”

Louryl menatapku dengan pandangan tidak suka, tetapi senyumnya tak kunjung hilang dari wajahnya.

Tidak ada ibu di dunia yang membenci anaknya disebut jenius.

“Kamu harus tumbuh dewasa untuk memenuhi harapan sang Putri. Benar, Marilyn?”

Marilyn adalah bayi pertama Louryl, menikah tiga tahun lalu.17

[I] Dalam Hidup Ini, Aku Akan Menjadi TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang