ʀᴅʀ | ʙᴀʙ 1

24 6 1
                                    


ʙᴀʙ 1

"Hutang gw kapan bayar" ucap Kiro anak kepala sekolah.

"erm bang gak bisa 1 minggu lagi yah " ucap Raki yang nada perlahan namun dapat di dengar oleh kiro.

"anji*g, lo kira gw orang hutang apaan. kalau emang lo gak mau bayar tunggu aja pulang sekolah nanti " ucap kiro lalu pergi meninggalkan Raki sendiri di kelas.

Raki hanya bisa menangis dia jugak mau bayar namun masih belum mempunyai uang sedakan orang tuanya hanya sibuk dengan mabuknya hidup Raki terasa tidak terurus bahkah baju sekolahnya saja sudah rusak dan berbau walaupun di cuci

Rumah yang terlihat mewah namun tidak dengan Raki dia hanya terlihat seperti orang kesusahan. "aku pulang" ucap Raki yang menlepaskan kasutnya tidak ada yang jawab bagi Raki itu sudah biasa harusnya dia tidak memberi salam.

Di saat Raki ingin mengijak kakinya 1 tangga terdengar suara Ayahnya memanggil 'RAKI" teriak Ayahnya membuat Raki sontak kaget tanpa berfikir panjang Raki terus ke ruang ayahnya. Di saat dia ingin bertanya PLAK suara tamparan itu yang dia dapat dahulu Air mata Raki ingin keluar namun di tahan kerana dia tidak ingin menjadi lemah.

"KAMU INI SELAlU AJA NYUSAHIN" Teriak feri Ayahnya Raki, Raki hanya bisa diam jika dia menjawab yang ada dia dapat lagi "KALAU KAMU MAU NYUSAHIN AYAH SAMA BUNDA MENDING KAMU MATI AJA SANA" Teriak feri lagi  yang nada tinggi. lagi dan lagi Raki hanya diam Sungguh sakit hatinya Apabila dengar perkataan Ayahnyaa apa dia emg nyusahin? Sebegitu bencikah Ayahnya hingga memintanya untuk mati? Tanya Raki dengan dirinya sendiri mau sekecewa apapun hatinya terluka di tusuk bahkah di hina dia lebih memilih untuk diam entah terbuat dari apa hati anak itu.

Kerana Tamparan Ayahnya terlalu keras dia niat ingin membeli ubat agak luka itu tidak membekas. di saat dia ingin membuka pintu itu sudah ada bundanya yang berdiri sambil membawa beberapa bekas ubat "bundaa? " kaget Raki  jujur dia merasa ketakutan. kerana Bundanya masih berdiri di hadapanya, Ahirnya dia memutuskan untuk menyuruh bundanya masuk.

Kini mereka berdua sedang duduk di atas kasur milik Raki Awalnya Raki niat ingin Menanyakan terlebih dahulu tapi belum sempat dia membuka mulutnya bundanya terlebih dulu bersuara yang membuat Raki Kaget "Apa Ayah kamu bilang? " tanya Nata bundanya Raki, Raki hanya bisa menudukan kepalanya jika dia mengatakan hal sebernanya bisa-bisanya dia di kurung dalam gudang.

Kerana turut tidak mendapat jawapan Akhirnya Nata mengambik ubat yang dia bawak tadi untuk Memberi kepada Raki "sini bunda ubatin luka kamu" ucap Nata dengan nada perlahan kerana suara bundanya Raki menatap ke arah Bunda dengan penuh Pertayaan? Ini bunda? Aku gak mimpikan bunda berubah? itulah yang di tanya Raki dengan dirinya sendiri berharap kalau ini tidak mimpi.

"gak usah berharap saya hanya membantu kamu bukan berarti saya sudah menerima kamu " ucap Nata yang membuat Raki kembali diam benar kata Bundanya jangan terlalu berharap sungguh sakit hatinya kali ini tapi apa yang bisa dia lakukan? Dia hanya diam dan membiarkan bundanya mengobati lukanya kalau boleh dia ingin meminta bundanya untuk ubatkan luka di dalam hatinya.


Kalau ada kesalahan sila tegur Author yah!

My first wattpad

Thank you

ʀᴀᴋɪ ᴅᴀɴ ʀᴜᴍᴀʜɴʏᴀWhere stories live. Discover now