chapter 2.

109 18 3
                                    

Sebelum kita mulai akan ada beberapa typo dan kata-kata baku di dalam cerita ini!

Selamat membaca~
(づ ̄ ³ ̄)づ

3rd Pov.

Hal pertama yang Airi lihat setelah membuka matanya adalah sebuah cahaya yang sangat terang, tetapi hal tersebut tidak membuat matanya sakit.. Cahaya tersebut juga ada dimana-mana, mengelilingi dirinya.

Airi tidak tahu sebenarnya dirinya ada dimana.. Tapi yang pasti dia sekarang merasa sangat tidak nyaman dengan tempat ini.. dan juga.. Mata manusia tidak akan bisa melihat cahaya terang yang mengelilinginya pada saat ini juga, namun tampaknya dia merasa tidak memiliki masalah untuk melihat sekeliling.

Dirinya bahkan tidak perlu menyipitkan matanya untuk melihat. Dia mengulurkan tangannya dan merasakan kehampaan yang lembut dan hangat secara bersamaan..

Airi tidak dapat menggambarkan perasaannya  dengan kata-kata pada saat ini.. Rasanya rasanya seperti tidak ada apapun disana tetapi di saat yang sama terasa lembut dan hangat.

Dia melangkah maju, dan seluruh tubuhnya diselimuti perasaan lembut dan hangat tadi.. Sangat menyenangkan. Sangat nyaman.. Mirip seperti deskripsi pelukan penuh kasih yang diberikan oleh orang tua dari buku yang dia baca.. Airi ingin tinggal di sana selamanya.. Untuk selamanya tinggal di cahaya ini. .

Airi perlahan menutup mata nya sekali lagi, membiarkan bagian dirinya yang mendefinisikan dirinya sebagai dirinya sendiri hanyut saat dia mulai menyatu menjadi satu dengan cahaya..

"Tunggu!!!"

Tepat setelah suara itu muncul, tubuhnya tertarik keluar dari cahaya tersebut. Dari tempat peristirahatan yang nyaman tersebut. Pikiran nya menjadi jernih dan perlahan-lahan dia menjadi lebih sadar. Melihat sekeliling, Airi masih tidak melihat apapun selain cahaya di sekitar nya.

"Siapa disana? " Airi tertanya dengan suara lantang, mencoba memanggil suara tersebut.

Dia melihat ke sekeliling, kalau saja bukan karena cahaya yang memenangkan dan tidak dipercaya itu Airi mungkin sudah panik sekarang.

Tiba-tiba angin kencang bertiup melewatinya dan cahaya disekitarnya pun menghilang, meninggalkan dirinya seorang diri dalam kegelapan. Airi merasa panik dan melihat ke sekeliling, putus asa agar tidak ditinggalkan dalam kegelapan, sendirian.

"Aku disini anak muda.."

Airi terlonjak sedikit, lalu berbalik menghadap sumber suara tersebut. Setitik cahaya yang sama terangnya seperti cahaya tadi, tetapi perasaan yang ia rasakan bukanlah kehangatan tadi kehampaan yang ia rasakan melainkan kehangatan dan ketenangan yang berbeda jauh dari perasaan tadi..

Setitik cahaya tersebut bersinar terang dalam kegelapan yang mengelilingi mereka. Airi sedikit ragu tetapi tetap melangkah maju mendekati cahaya tersebut..

"Siapa kamu..? " Airi bertanya dengan suara lembut, merasa sedikit gugup

Bola itu tampak berdenyut, dan memancarkan riak cahaya.

"Aku, menurutmu siapa yang akan kau panggil aku? ....dewa, mungkin? " suara merdu dari bola cahaya itu dapat membuat airi membelalakkan matanya.

"KAMU DEWA?! " Airi berteriak dengan terkejut.

"Dalam arti tertentu, meskipun aku tidak menyebut diriku seperti itu. Tahukah kamu mengapa kau ada disini? " suara tersebut berbicara dengan suara merdu dan tetap tenang yang sama..

Airi menyinyitkan dahinya saat memikirkannya. Setelah beberapa saat, matanya terbelalak menyadari sesuatu.

"Aku telah mati.. Truk syalan itu tidak tahu kapan harus menyerah! " Airi berteriak diakhir kalimat nya.

Their daughter | Naruto variousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang