{6} Sedalam luka yang disayat

32 5 0
                                    


Hello, welcome back

Kali ini kata penyambutan nya ga panjang amat, soalnya lagi badmood

Sangat berterimakasih aku pada orang yang membaca dan memberi voting pada book aku

Terimakasih semua

Entah sadar atau ga,aku memang ga ada niatan untuk book ini

Mrs. Subakk 🍉 🍉 🍉 🎀

★★★★

"Setiap manusia punya lukanya sendiri, senyum bukan berarti mereka baik-baik saja"
- Adelion Lucas Early

"Perjalanan panjang ditempuh, percaya pada diri sendiri sebelum percaya pada orang lain"
- Mavenda Diningrat

♪♪♪♪

Harta, salah satu list yang ada di kehidupan. Ya harta. Kebanyakan orang gila pada harta karena harta juga sebuah jalan menuju kekuasaan. Ada yang menggunakan dengan bijak, ada yang menggunakan dengan kelicikan dan kesombongan.

Banyak nya sikap arogan,di sebabkan harta. Mengira dirinya paling berkuasa dari orang yang dibawah nya, harta membuat orang buta akan arti kehidupan sebenarnya.

Ketika orang bertanya, "Kau hidup dengan harta yang banyak, apakah kau bahagia?" Orang yang diberi pertanyaan itu menggeleng, mengejar harta membuat orang tuanya mengabaikan dirinya. Ia tak tau rasanya sebuah kasih sayang, hingga ia tiba di sebuah rumah yang ia tempati kini.

Banyak kasih sayang yang dilimpahkan padanya,tak peduli saudara atau tidak. Kehidupan sederhana yang bahagia lebih baik daripada kehidupan berharta tapi tak ada momen hangat. Bahkan setitik pun.

Kurun hampir tiga tahun ia pergi,kini ia harus mendatangi rumah lamanya hanya sebuah makan siang yang singkat dengan orang tuanya.

Tak pernah terlintas dalam benaknya untuk kembali kesini,tapi saat mendapatkan pesan dari sang ayah. Ia segera bergegas, lagipula hanya sebentar.

Kakinya melangkah memasuki rumah megah dihadapan nya. Ia berjalan,terus berjalan hingga sampai di ruang makan. Disana terdapat sang ayah dan ibu sudah duduk dan tampak menunggu dirinya.

Ia membungkuk kan badannya pada orang tuanya, "Selamat siamg, maaf jika aku terlambat" sapanya, terdengar datar,tapi ia berusaha untuk tetap sopan.

"Duduklah" instruksi sang ayah, ia langsung duduk berhadapan dengan sang ibu.

Wanita diseberang sana tersenyum hangat, ia berdiri dan menuangkan nasi ke piring sang anak. "Makan yang banyak,ya" ucapnya dengan senyum manis.

"Terimakasih"

Pemuda itu mengambil beberapa lauk,lalu ia memakan makanannya.

"Jadi bagaimana hari kamu?" Tanya sang kepala keluarga.

"Baik,ga ada yang harus dikhawatirkan"

Pria baya itu mengangguk pelan, "Nilai kamu tampak turun, perbaiki nilai itu" lanjut nya.

Atmosfer menjadi mencekam, "E-haha, Aryan belajar yang rajin ya, Mama tau Aryan bisa" ujar wanita baya yang menyebut dirinya-Mama- memecahkan keheningan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Asrama 23 Harapan || Nct2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang