Selamat membaca.
***
Venom memejamkan matanya dengan lelap ia tertidur. Hingga matanya kembali terbuka, menatap langit-langit kamar yang terasa hawa begitu berbeda.
Suara lenguhan dari samping kiri membuat Venom membeku, tangan kurus melingkari perutnya yang tidak memakai sehelai baju satu pun.
Venom membelalakkan matanya, dengan cepat ia terbangun dan tidak berani untuk melihat siapa wanita di sampingnya. A-apa yang kulakukan?
Venom menutup kedua matanya dengan telapak tangan, mencoba menstabilkan napas hingga panggilan familiar membuat jantungnya berdebar.
"Venom."
Ja-jangan bilang aku ngelakuin i-itu? Venom memegang dada kirinya yang berdegup begitu cepat. Te-tenang Venom, ka-kau harus tenang, kau pria yang bertanggung jawab.
"Venom, kamu kenapa?" tanyanya dengan nada sedikit merengek memeluk Venom dari belakang.
S-sial, itu empuk, batinnya sembari menggigit bibir bawah dengan keras hingga berdarah.
Venom membalikkan badannya perlahan, menatap wanita itu dengan wajah sudah memucat. "A-Athena?" Ia tersenyum kikuk.
"Humm? Kamu mimpi buruk? Ada apa?" tanyanya dengan khawatir memegang kening Venom.
Venom menatap ke atas, berusaha menahan diri untuk tidak melihat tubuh Athena. "A-ah a-aku ka-kayaknya gak enak … Badan."
"Kamu aneh, kenapa gugup gitu? Badan kamu gak panas, sakit apa? Iblis bisa sakit kayak manusia? … Ah iya, bibir kamu kok berdarah? Padahal semalem aku gak gigit keras kok. Semalem kamu … bla bla bla bla bla."
Venom memejamkan matanya, ia berusaha menahan diri. Ditambah ucapan Athena menceritakan hal semalam tanpa sensor membuatnya salah tingkah.
Kenapa aku tidak ingat? Apa aku mabuk?
"Venom, kamu denger aku gak si?" tanya Athena semakin merekatkan pelukannya.
"Aku dengar!" Venom tak sengaja menjawab dengan nada tinggi membuat Athena terkejut.
"Kamu kenapa? Jangan bilang kamu gak inget semalem kit--" Venom segera membekap mulut Athena dengan tangan kanannya.
"Jangan ungkit masalah semalam ya? Aku pasti akan bertanggung jawab atas apa yang kulakukan … Meski aku gak ingat apapun," batinnya di akhir kalimat.
Athena cemberut kesal, kedua tangannya ingin melepaskan bekapan Venom. Namun, yang terjadi selanjutnya malah Venom melarikan diri begitu cepat masuk ke dalam kamar mandi.
Napasnya tersengal-sengal, ia bersandar di pintu, menatap kaca besar yang memantulkan dirinya dengan beberapa tanda merah di sekitar tubuhnya.
"Sial, apa yang telah kuperbuat? Kenapa aku mesum begini?" Venom menghela napas begitu dalam, dirinya menjatuhkan tubuh ke bawah, menutup wajahnya dengan kedua lutut.
Teriakan serta tangisan dari Athena membuat Venom terkejut. Wanita itu memanggil di mana keberadaan Venom.
"VENOM HUWAAAA KAMU DI MANAA?!"
Venom mengacak rambut frustrasi, dirinya segera memakai baju dengan sihirnya lalu kembali muncul di hadapan Athena. Tentunya ia menatap ke atas karena Athena tidak memakai baju.
"Venom!" Athena memekik, segera berlari turun kasur hingga ia terjatuh membuat Venom menghembuskan napasnya begitu berat.
Sial, aku tidak fokus untuk membuat pakaian dengan sihir, batin Venom, segera mencari selimut untuk menutupi tubuh Athena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I the Reincarnation of a Goddess? (TAMAT)
Fantasía"Masuk novel beneran?" tanyanya kembali memastikan wajah di pantulan air danau. Wajah familiar membuat Maera berpikir. "Atau masuk ke dunia lain? Ahk kepala aku sakit," ringisnya seraya memegang kepala. Jangan bilang aku masuk novel yang terakhir ak...