Waktu ternyata berjalan begitu cepat, rasanya baru kemarin mengikuti MPLS, bertemu dan punya teman baru bahkan sampai memiliki 8 orang sahabat, Sekarang udah kelas 12 aja.
Mengikuti apel setiap pagi wajib dilakukan semua siswa/siswi di sekolahku. Apel pagi ternyata menyimpan kenangan di sudut hati ku.
Di suatu pagi aku ke sekolah hampir saja terlambat, aku berlari ngos-ngosan masuk dalam barisan kelas ku untuk mengikuti apel pagi, karena peraturan baris-berbaris (PBB) yang tinggi berdiri di depan dan pendek di belakang menjadi alasan aku selalu berbaris paling belakang. Enggak perlu dijelaskan berapa tinggi badan ku karena itu menjadi hal yang sensitif karena kadang aku merasa kurang percaya diri memiliki tinggi badan yang pendek
Kembali ke topik saat aku masih mengatur ritme jantung setelah berlari dari gerbang ke lapangan tiba-tiba aku merasa ada seseorang yang berdiri di belakang ku, ditambah ia berdiri begitu dekat seakan-akan enggak memberikan celah untuk kami
Setelah cukup mengatur napas ku, aku menengok ke belakang untuk melihat siapa yang berdiri di belakang ku. Saat berbalik dan mendogak ke atas karena perbedaan tinggi badan yang cukup jauh tatapan kami bertemu, hal pertama yang kulihat dari wajahnya adalah senyuman yang terasa begitu tulus dari pancaran matanya. Kemudian ia bertanya dengan nada pelan
Kenapa bisa terlambat?
Mulut ku seakan-akan terkunci sehingga aku hanya menatapnya dan berpikir sejak kapan kami dekat sehingga ia bertanya padaku, bukannya selama ini kami hanya saling tahu nama tanpa pernah ada percakapan
Kenapa melamun? Ia kembali bertanya
saat aku ingin menjawab tiba-tiba guru kesiswaan kami meminta perhatian siswa/siswi untuk mendengar arahan sehingga tanpa menjawab aku kembali berbalik ke depan. Aku pikir setelahnya ia akan diam, perlahan aku merasa ia berbisik di telingaku. Besok-besok jangan lari kaya tadi lagi ya, aku enggak suka lihat kamu cape. Tanpa menghiraukan bisikannya aku berusaha fokus mendengarkan arahan dari guru namun semua pikiran aku berpusat dengan apa yang terjadi sebenarnya dengan ku, bukannya dulu aku membencinya bahkan hanya melihat wajahnya, kenapa sekarang aku merasakan perasaan aneh tapi nyaman
Setelah kejadian itu aku pikir hidupku akan berjalan seperti sebelumnya, nyatanya hari-hari selanjutnya ia terus berdiri di belakang ku setiap apel pagi namun enggak ada percakapan di antara kami. Sampe di suatu pagi saat ia kembali berdiri di belakang ku, aku berani untuk bertanya
Kenapa kamu selalu berdiri di belakang ku?
Karena aku mau
Jawaban macam apa itu yang ia berikan, bisik ku dalam hati. Kembali aku mendongak ke atas untuk melihat wajahnya, ia hanya tersenyum dan mengangkat sebelah alis, seakan-akan ia bertanya apa?
aku membuang napas dan kembali bersuara
Ini kelas 12 MIPA 1 dan bukan barisan kelas kamu
Ia tersenyum semakin lebar dan menjawab
terus masalahnya dimana? Kita kan sama-sama kelas MIPA cuma beda kamu MIPA 1 dan aku MIPA 5
Lagi-lagi ia memberikan jawaban yang cukup mengesalkan bagiku. Emang dia anak yang sering mengikuti lomba Taekwondo dan pulang dengan piala namun bukan berarti dia bisa seenaknya baris tanpa aturan begitu. Bukannya dari awal sudah di jelaskan untuk masuk barisan kelas masing-masing dan semakin aku enggak habis pikir koh bisa guru-guru yang melihatnya tidak menegur. Coba aja yang dilakukan adalah anak-anak yang tidak punya pengaruh besar di sekolah seperti aku pasti langsung ditegur. Inikah yang dinamakan anak emas?
Kenapa kamu enggak pernah menjawab pertanyaan aku?
Karena kita enggak seakrab itu untuk aku jawab. Sebenarnya itu hanya alibiku agar ia tidak menyadari jantungku yang berdetak lebih cepat.
Ku dengar helaan nafasnya dan enggak ada tanggapan lagi yang ku dengar
untuk part ini lebih panjang dari bab sebelumnya ya reader
kira-kira siapa si nama cowok yang mengusik ketenangan Thalia. Tenang aja akan aku kasih tahu di bab selanjutnya.
so jangan lupa update terus ya
see you next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Di Balik Putih Abu-abu
القصة القصيرةIni kisah ku, kisah tentang masa putih abu-abu Sinopsis mencintai dalam diam adalah keahlian ku, kata orang benci seseorang secukupnya karena berlebihan bisa menjadi cinta yang begitu dahsyat. hahaha kedengarannya berlebihan namun aku menjadi sala...