Innocent Flower (H.A)

1K 7 0
                                    


Aku punya pacar, pacarku sangat cantik. Tidak, bukan karena ia pacarku atau karena aku ingin besar kepala belaka, tapi pacarku memang sangat cantik. Pacarku bernama Lily, Hillary Abigail. Ia seorang gadis keturunan, ada barat dan juga timur dunia sehingga ia sangat cantik. Wajahnya sempurna, memiliki pipi yang menggemaskan, serta mata bulat yang lucu. Lily memiliki suara lembut dan menggemaskan, dia juga begitu polos.

Aku berpacaran dengannya sudah 2 bulan, kami menjadi dekat karena hobby kami yang sama, menyukai anime dan manga, terutama One Piece. Dari situ kami menjadi dekat dan mulai timbul perasaan sayang satu sama lain. Awalnya hubungan kami sulit untuk naik level karena kepolosan Lily, namun pada akhirnya usahaku terbayarkan ketika ia menerimaku saat aku menyatakan cinta padanya untuk ketiga kalinya.

"Lily mau naik motor" ucap Lily padaku saat kami tengah video call.

"Mau naik motor?" Tanyaku balik, perkataan tiba tiba darinya membuatku bingung.

"Iya, jemput Lily pakai motor ya" balasnya lagi menjawab pertanyaanku.

"Loh, kamu gak diantar driver?" Tanyaku lagi, karena ia selalu diantar jemput ketika sekolah.

"Lily mau coba naik motor sama kamu, gapapa kan?" Tanyanya balik, membuatku mengangguk cepat dan menjadi tersenyum senang.

"Dengan senang hati mylofly"

"Hihi nanti Lily bilang Mom dulu, Lily dijemput sama mylofly" wajahnya juga terlihat sumringah saat rencananya tersebut aku setujui.

Waktu sudah mulai larut sehingga kami menyudahi panggilan video di antara kami berdua, meski tak ingin berpisah dan masih banyak rasa rindu yang belum tersampaikan namun kami tetap harus menyudahi panggilan video ini karena waktu sudah larut dan kami harus bersekolah.

_____________

"Nanti kita jadi pulang bareng ya mylofly" ujar Lily sambil menepuk bahuku.

Aku mengangguk padanya dan ia meninggalkanku di lorong. Kami berbeda kelas di sekolah, kami juga masih bersembunyi-sembunyi agar tak ketahuan siapa-siapa kalau kami berpacaran. Kami masih malu, takut diledekin kalau kami berdua memiliki hubungan spesial di sekolah. Apalagi kami berdua mengikuti ekskul yang sama, jadi kami harus menjaga jarak dan menyembunyikan hubungan kami karena aku dan Lily bisa menjadi bulan-bulanan ledekan teman-teman.

Jam pulang sekolah pun tiba, kami berdua sudah berjanji untuk bertemu di parkiran sekolah. Aku sudah berjanji menunggu dirinya di parkiran, jadi ketika ia sampai parkiran, kami berdua bisa langsung pergi menggunakan motor.

"Mylofly, ayo" ia kembali menepuk bahuku, menaiki motor dan berpegangan pada pinggangku.

"Iya, pegangan ya" ucapku, langsung memacu motorku sebelum ramai murid-murid pulang dari sekolah.

Aku memacu motorku cukup terburu-buru, ingin segera menjauhi area sekolah sebelum ada teman-teman yang melihat kami berdua pulang bersama. Bagaimanapun juga, aku masih malu bila ada yang melihatku membonceng Lily. saat motorku sudah cukup jauh dan mendekati jalan raya, baru lah aku menurunkan kecepatan laju motorku dan menyetir lebih santai. Lily membuka kaca helmnya dan tersenyum padaku dari kaca spion, aku membalas senyumannya itu dan bernafas lega karena kami sudah aman.

"Lily deg-degan banget mylofly" ujar Lily dari arah belakang, aku terkekeh ke arah spion.

"Aku juga, takut diledekin hahaha"

"Iya, Lily takut dicie-ciein, malu kalau ketemu mylofly nanti"
"Hehe tapi aku gak malu kok pacaran sama kamu"
"Lily juga, tapi tetep aja nanti di cie-ciein"

Kami tertawa bersama, Lily entah kenapa merapatkan tubuhnya ke arahku, ia memeluk perutku dan bukan lagi berpegangan pada pinggangku. Aku bisa merasakan tubuhnya merapat, benar-benar memeluk tubuhku dari belakang.

"Lily takut jatuh, mylofly jangan ngebut ya" ujar Lily padaku, membuatku tersadar dari lamunanku.

"Ee... iya mylofly" balasku padanya, mencoba menyadarkanku kembali dari lamunan jorokku.

Bagaimana tidak, tubuh Lily benar-benar menekan tubuhku. Apalagi bagian dadanya, menekan punggungku dan rasanya kenyal sekali. Awalnya memang aku sadar tidak sadar dengan ukurannya, namun ketika tubuh kami rapat seperti ini aku baru menyadari kalau payudaranya benar-benar bulat dan kenyal. Aku tidak pernah berpikir sejauh ini, aku menyukai Lily dengan tulus.

"Lily takut ketiduran..."
"Gapapa, senderan aja di bahuku, asal kamu tetep pegangan ya"

"Takut jatuh, mylofly."

"Gak, aku pelan-pelan kok"

Ia sepertinya kalah dengan kantuknya, kepalanya bersandar di belakang tubuhku. Ia memeluk tubuhku erat-erat sebelum memejamkan matanya sambil bersandar pada tubuhku. Aku pun mencoba kembali fokus menyetir sambil menjaga keseimbanganku agar tak membuat Lily jatuh. Namun tetap saja, fokusku terbagi dengan payudaranya yang tanpa ia sadari terus mendorong dan menekan tubuhku dari belakang. Rasa kenyalnya membuatku pikiranku melayang kemana-mana, rasanya kepalaku ingin pecah sekarang.

"Hhh... sshh..."

Ternyata "siksaan" ku belum berakhir ketika Lily mendengkur halus. Kepalanya yang dekat dengan telingaku membuatku bisa mendengar dengkurannya yang halus. Meski terbungkus helm, suara dengkurannya bisa kudengar dan hembus nafasnya terasa di tengkukku. Aku bergidik, serangan segala titik dari arah belakang yang Lily berikan benar-benar berhasil merusak fokusku. Aku sedikit mempercepat laju motorku, aku ingin segera sampai agar bisa segera menetralkan kepalaku kembali.

Selengkapnya di :

https://trakteer.id/Bersimfoni

satuan :
https://karyakarsa.com/KelinciBeku

One Shoot Collection 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang