.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"First, ayo makan dulu"
"Fir, aku sudah menyiapkan air hangat untuk mandi"
"Fir, jangan tidur terlalu malam, kau bisa sakit nanti"
"Fir, kau mau makan apa untuk makan malam nanti?"
Itulah sederet bentuk perhatian Khaotung pada First. Khaotung selalu memperhatikan secara detail segala sesuatu menyangkut First dan First merasa senang dengan bentuk perhatian dari kekasih manisnya ini. Tapi semua berubah sejak kedatangannya.
Malam itu Khaotung memberitahu akan pulang terlambat, pekerjaan nya sebagai guru di sekolah memasak membuat Khaotung ekstra kerja keras mengingat beberapa Minggu lagi beberapa anak didiknya akan mengikuti lomba nasional.
Hujan turun cukup deras saat itu, First sudah mengirimkan pesan untuk Khaotung kalau ia akan menjemputnya. Tapi Khaotung menolak dengan alasan akan mampir ke suatu tempat. First terkejut saat melihat Khaotung pulang tidak seorang diri. Dan sejak saat itu semua perhatian Khaotung tercurah padanya.
"First, kau lihat kotak makan disini?"
"Fir, bisa kau berikan dia air minum?"
"Maafkan aku Fir, malam ini aku tidak memasak. Aku harus mengantarnya ke klinik"
"First! hati-hati, kau hampir saja menyakitinya"
Kekesalan First memuncak saat ia hampir saja mendapatkan 'jatah'nya dan Khaotung dengan tega menendang adik kecilnya hanya karena lupa memberi dia makan. First menatap sebal Khaotung yang sedang mengobrol dengannya. Khaotung terus saja memujinya dan mengatakan kalau ia mencintainya.
"Khaooo~" panggil First datar.
"Iya Fir, ada apa?" Khaotung mendongakkan kepalanya dan menatap sang kekasih yang berdiri.
"Ayo kita lanjutkan yang tadi"
"Tunggu sebentar First, aku harus memastikan dia menghabiskan makanannya terlebih dahulu" tolak Khaotung semakin membuat First kesal.
"Khaotung sekarang jawab, kau lebih menyayangi dia atau aku?" tanya First tanpa basa-basi.
"Aoa? Kenapa kau menanyakan hal itu? Aku tentu saja menyayangi kalian berdua"
"Tidak bisa. Kau harus memilih salah satu dari kami. Dia atau aku"
"First sebenarnya ada apa dengan mu? Tidak biasanya kau bertingkah aneh seperti ini" dengus Khaotung mulai kesal.
"Sayang, aku cemburu..." ucap First pelan dan datar. Khaotung terdiam dan mencerna perkataan kekasih tingginya itu.
"Hmph... Hahahaha..." Suara tawa Khaotung terdengar memenuhi seisi rumah.
"First- kau cemburu padanya? pada seekor kucing?" ujar Khaotung setelah coba berhenti tertawa. Ya, memang selama ini First cemburu pada seekor kucing Tabby yang menggemaskan. Kucing gemuk itu terlihat seperti gumpalan kapan jika dilihat sekilas.
"Me-memangnya kenapa? Dia selalu mendapatkan perhatian dari mu" First mencibirkan bibirnya.
"First~ kau terlihat lucu jika sedang kesal" goda Khaotung. "Dan namanya Montow First, bukan 'Dia' kenapa kau selalu memanggilnya 'Dia'?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FirstKhaotung Oneshots
FanfictionIntinya kumpulan Oneshots nya FirstKhaotung dalam berbagai genre (some of them 18+, YG MERASA MINOR JGN BACA). Kalo rame ya rajin update, kalo engga ya update sesuai mood. Gitu aja simpel wkwkwkwk