Will time bring us together again?

327 38 0
                                    

Kaspia bangun lebih awal, dia mencoba bangun meski kaki nya masih merasa sakit. Dia berniat untuk segera meninggalkan apartemen Ravina. Dia merasa kehadirannya tidak diinginkan Ravina.

Dengan kaki yang masih terpincang-pincang dia mencoba mengambil gelas dan air putih dan setelah itu dia berniat pergi. Namun karena kakinya masih sakit dia tidak sengaja menjatuhkan satu gelas dan membuat kebisingan.
Mendengar suara gelas terjatuh Ravina langsung keluar dari kamarnya dan melihat Kaspia yang mencoba membeesihkan pecahan gelas. Tanpa pikir panjang dia langsung menghentikan Kaspia.

Ravina : Apa yang kau lakukan? Kau bisa terluka *menggendong Kaspia dan memindahkannya ke sofa*
Ravina : diamlah disini *memberishkan pecahan gelas*
Ravina : coba kulihat tanganmu apa ada yang terluka? Kau harusnya diam dan meminta tolong. Apa memar mu masih parah?

Ravina tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya terhadap Kaspia.

Kaspia : Aku tidak apa-apa, aku akan pulang sekarang *bangkit dari duduknya*
Ravina : Tidak, memarmu belum sembuh biar aku obati dulu.
Kaspia : Tidak phi.. ini salahku karena mengikutimu tadi malam. Phi Tidak perlu khawatir aku bisa mengatasi ini.
Ravina : Nong tidak bisa berjalan dengan kaki memar seperti ini, biarkan phi obatin dulu.
Kaspia : Jangan membuatku bingung, phi yang memintaku segera pergi. Biarkan aku pergi.

Kaspia yang hendak pergi tiba-tiba ditahan oleh Ravina.

Ravina : *memegang tangan Kaspia* Jangan pergi phi mohon..
Kaspia : Tidak phi, kau benar aku seharusnya tidak memaksakan bertemu denganmu, kau benar harusnya aku percaya terhadap waktu yang akan mempertemukan kita kembali.
Ravina : *menangis dan menggelengkan kepala* tidak nong, phi yang salah, kemarin phi hanya terkejut dan bingung karena bertemu dengan nong secara tiba-tiba. Phi mohon jangan pergi eumm? Phii kangen nong.

Tangis Ravina pecah dia tak kuasa menahan tangisnya. Dia merasa senang bisa bertemu kembali dengan Kaspia dan takut untuk kembali jauh.

Kaspia : Phi bilang kangen, tapi phi bahkan tidak menanyakan kabarku, phi tidak bertanya bagaimana aku hidup disana selama 2 tahun, phi tidak bertanya bagaimana aku bertahan dan melawan kerinduanku kepada phi disana *memukul-mukul Ravina*
Ravina : *memeluk erat Kaspia* maaf maafin phi. Phi kangeen ke nong. Phi gak bisa jauh lagi dari nong jangan pergi lagi.

Tangis keduanya pecah bersamaan. Mereka berpelukan dengan erat cukup lama. Keduanya mencurahkan kerinduan mereka dengan tangisan dan pelukan. Mereka sudah terlalu lama mengenyampingkan perasaan mereka, dan pagi itu Kaspia dan Ravina tidak bisa lagi berpura-pura tegar, mereka sangat menunggu momen ini, mereka menunggu cukup lama untuk bisa mencurahkan kerinduannya.

Kaspia : Aku pikir phi sudah tidak ingin bertemu denganku.
Ravina : *Menyeka air mata Kaspia dan miliknya* phii minta maaf phi hanya bingung. Sekarang duduk lagi eummm? Phi akan mengoleskan obat ke kaki nong.

Kaspia langsung kembali duduk di sofa dan Ravina mengobati memarnya. Sesekali Kaspia merasa kesakitan Ravina mengelus tangan Kaspia untuk menenangkannya.

Ravina : Kita cek ke dokter ya phi takut nong kenapa-napa.
Kaspia : Tidak usah, ini hanya memar.
Ravina : Nong yakin?
Kaspia : eumm yakin, ini akan segera membaik.
Ravina : tunggu disini phi akan membuatkan nong sarapan.
Kaspia : Harusnya aku yang memasak untuk phi.

Ravina membuatkan sarapan untuk mereka berdua, sementara Kaspia duduk di sofa dan menyalakan televisi. Namun baru dinyalakan televisi Ravina memperlihatkan history tontonan youtube milik Ravina.

Kaspia : Apa ini... phi menonton semua konten memasak ku?
Ravina : *gelagap* arhhh phi belajar memasak, jangan melihat itu phi malu.
Kaspia : Phi benar-benar menontonnya?
Ravina : arhhhhh iya iya phi menontonnya setiap malam. Hanya itu satu-satunya yang bisa phi tonton untuk mengobati rindu phi.
Kaspia : Owwww.. kau sangat merindukanku ternyata *menggoda Ravina*
Ravina : Memang nong tidak merindukan phi?
Kaspia : eummm biasa saja. Jika phi sangat merindukan ku harusnya saat kita bertemu kembali phi memelukku dan menciumku lalu katakan "kau sudah kembali, aku sangat merindukanmu".
Ravina : Ya!! Apa hanya itu yang kau pelajari di itali? Cara berciuman didepan umum?
Kaspia : Aku tidak mempelajarinya, aku hanya melihat pemandangan seperti itu setiap hari.
Ravina : Omong kosong, kau bisa mengabaikannya. Kau melihatnya karena kau menginginkannya.
Kaspia : Yaa phi tidak tahu rasanya, itu setiap hari terjadi bagaimana mungkin aku tidak terbiasa melihatnya, tapi menurutku itu cukup manis.
Ravina : *membawa roti lapis* Sudah jangan banyak bicara, nong semakin cerewet.
Kaspia : hmmmm... ohh phi sudah pandai membuat roti lapis.
Ravina : eumm.. sudah makanlah.
Kaspia : *membuka mulutnya* aaaaaaaaaa.
Ravina : Yaa! Makan sendiri aku tidak akan menyuapimu.
Kaspia : Phi kau tega aku sedang sakit.
Ravina : Wahhh anak ini, kaki mu yang memar, tanganmu baik-baik saja sudah cepat makan.
Kaspia : Tidak, aku tidak bertenaga untuk mengerakan tanganku. Tanganku cukup lelah 2 tahun selalu digunakan untuk makan dan memasak.
Ravina : Arhhhh.. nong benar-benar cerewet. Kemari buka mulutmu *menyuapi Kaspia*

GROW UP 👭GETHERWhere stories live. Discover now