G×G

13 1 0
                                    

Kalian tahu takdir? tidak ada yang  tahu akan takdir seseorang seperti apa. Cinta itu bisa datang kapan saja, tapi apakah cinta sesama gender itu takdir?percayalah, cinta sesama gender itu sangat menyakitkan.hanya bisa bersama sampai waktu memisahkan, cinta sesama gender tidak akanlah bersama selamanya,banyak pertentangan di masyarakat akan pasangan sesama gender. aku tau akan hal itu, namun rasa nyaman ini dan rasa sayang ini begitu kuat, hingga aku tak mampu melepaskan nya. namun takdir berkata lain, kami memiliki dinding yang begitu tebal hingga sulit dihancurkan, dinding itu ialah  tidak akan bisa kami selamanya bersama,dan menyadari dunia fana ini memiliki norma. ini kisahku, yang mencintai seorang perempuan namun dunia memiliki norma dan hukum

Namaku sora Gabriella luna, biasa dipanggil sora. aku hanyalah seorang perempuan biasa yang bersekolah di sma kenanga sari dan aku kelas XI mipa.aku berjalan dilorong kelas yang tidak begitu ramai, dan tidak sengaja diriku menabrak seorang perempuan yang bisa dibilang tinggi nya sebahu ku.dan langsung aku meminta maaf dengan nya, ia mengangkat wajahnya yang menampakkan wajahnya yang begitu cantik dengan bibir yang berwarna merah cheryy dan mata yang begitu lentik hingga aku tidak bisa mendeskripsikan bagaimana wajahnya. sangat cantik bagaikan malaikat yang tak bersayap, hingga diriku tidak sadar menatap nya tanpa berkedip. ia menatap ku gugup "a-apa ada yang aneh diwajahku? " suara nya yang begitu lembut itu gugup masuk kedalam indra pendengar ku, hingga membuat ku sadar dari pikiran ku dan aku menggeleng pelan "tidak ada, maaf aku menabrakmu.kamu tidak apa apa? " tanya ku dengan suara yang gugup, telinga ku memerah malu melihat sesosok perempuan yang begitu cantik dan indah dimataku, menatap ku dengan sedikit bingung dan tersenyum.

Sungguh senyumannya membuat ku ingin berteriak dan berlompat lompat seperti orang gila. "aku tidak apa,maaf juga ya aku nabrak kamu tadi" suara nya yang begitu lembut, yang entah mengapa membuatku nyaman mendengar suara nya, aku berdehem pelan "boleh tau namamu? namaku sora Gabriella luna, panggil sora aja  aku kelas XI mipa"  tangan ku terulur kedepan nya dengan wajahku menahan malu, ia tersenyum dan membalas jabatan tangan ku "namaku Nadine asmita chesa, panggil nad,dan aku kelas XII mipa" senyuman nya tidak pernah luntur dari wajahnya dan aku membalas senyuman nya "ternyata kakel ya" kataku dengan tertawa pelan, nad menatap ku dengan tatapan sulit dibaca yang membuat ku bingung "ada yang salah? "  nad menggeleng pelan dan dia pamit pergi dan aku menatap punggung itu kian mengecil dan menghilang dari pandangan ku.

Jam sudah menunjukkan pukul 10.00 yang menandakan jam istirahat pertama berbunyi, banyak murid keluar dari kelas nya menuju kantin dan sebagian nya menetap dikelas ataupun ke tempat lainya. aku berjalan malas ke kantin dan tiba-tiba seseorang merangkul tangan nya di leher ku, aku menatap nya malas "ngapain murung gitu, cantik nya ilang loh" kata orang itu sambil mencubit pipiku dan kutepis pelan tangan nya. namanya Rere yang selalu menggangguku sekaligus sahabat ku yang sangat rusuh. "sensi amat, lagi pms yaa" aku menatap nya kesal dan melangkagkan kakiku cepat, dan kudengar rere memanggilku berkali kali hingga orang disekitar menatap kami berdua, aku tidak peduli dan terus berjalan menuju kantin

Pov author

sora memesan bakso di tempat langganan nya yaitu bu asti, bakso nya sungguh menggugah selera dan membuat perutmu terasa lapar mencium aroma bakso yang sungguh nemikat kaun hawa maupun adam.  sora berjalan kemeja yang kosong belum satu suapan meluncur di mulut sora, seseorang datang dan duduk didepan nya. orang itu ialah nad, "ga papa aku duduk disini sora? "  sora mengangguk pelan dan memakan baksonya, sementara nad ia hanya terkekeh melihat sora memakab bakso nya dengan lahap, nad mulai memakan makanan nya dan terjadi keheningan dimeja mereka, tiba-tiba tidak ada angin atau hujan, Rere datang dan memukul pundak sora dengan sedikit keras yang membuat sora tersedak setengah mati, nad yang melihat itu panik dan menawarkan minuman nya "sora, minum airku ini"  nad memberikan minumannya dan langsung diminun sora hingga setengah,nad yang melihat kondisi sora segera berdiri dan mengelus belakang sora dengan pelan, Rere hanya diam dan khawatir bercampur merasa bersalah 'apa aku berlebihan', Nad yang masih setia mengelus belakang sora dengan pelan "sudah agak mendingan sora?"  sora hanya mengangguk dan menatap Rere tajam seakan-akan ingin mencabik cabik tubuh sang sahabat, Rere meneguk liur nya dengan kasar "maaf sora, aku ga sengaja serius. aku ga tau kamu lagi makan" wajahnya menampilkan rasa bersalah yang begitu besar, sora tidak peduli dan menatap Nad yang masih mengelus belakang nya "aku udah baikan, makasih ya kak Nad"  Nad berhenti mengelus, mengangguk dan berjalan ketempat duduknya  "panggil nama aja, ga usah makai embel embelan 'kak' " sora ingin protes namun dibungkam oleh Nad "aku yang minta dipanggil gitu, udah lanjut aja makan nya. nanti keburu bel masuk" sora mengangguk dan mulai memakan makanan nya, sedangkan Rere izin pamit kepada sora menuju kelas nya. dan benar saja, setelah  Sora dan Nad selesai makan, bel masukkan berbunyi mereka berdua pergi menuju kelas nya masing-masing.

cerpen (G×G) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang