17. Jati diri

63 11 0
                                    

Adel berlari menuju rumahnya dengam membawa kanvas dan peralatan melukis lainnya yang ia genggam dan senyum yang sedikit mengembang.

Adel melalui jalan memutar jadi saat ia sampai rumah hari sudah gelap. Dengan nafas yang ngos-ngosan Adel memasuki rumah dan langsung menuju ruang keluarga. Ada ayah, ibu dan nenek yang sedang berbincang santai.

"Hai." Adel langsung duduk di salah satu kursi tepat berseberangan dengans sang ayah.

"Kenapa? Katanya mau pergi?" tanya nenek.

"Engga jadi, ini kan rumah ayah-ku." jawab Adel sambil menatap sang ayah dengan senyum yang masih mengembang.

Ayah sedikit bingung dengan tingkah laku putranya yang berubah drastis, sambil memegang koran yang ia baca ayah menatap Adel lekat.

"Ayah, boleh aku mengabdikan momen saat ini dengan melukis kalian?" Tanya Adel percaya diri.

"Silahkan tunggu apa lagi." nenek menjawab dengan cepat.

Adel langsung mengambil kursi kecil yang berada tak jauh dari tempat ia duduk sekarang, setelah mendapatkan posisi yang pas Adel pun mulai memoleskan kuas ke kanvas putih dengan telaten.

"Ohiya membicarakan tentang mengabadikan momen, aku jadi teringat dengan salah satu lukisan yang aku sukai karya dari Paul Cezanne, lukisan itu tidak diberi nama tapi orang-orang sering menyebutnya dengan 'Kesedihan oleh Paul Cezanne'." Adel mulai bercerita sambil tetap fokus melukis. "Bagi Cezanne, berduka bukan disebabkan oleh kematian atau kehilangan, tetapi kesedihan terus-menerus yang dirasakan seseorang sepanjang hidupnya akibat kegagalan.
Dan di lukisan tersebut, dia menggambarkan kehidupan seorang yang gagal karna tidak berani mencoba."

Ayah, Ibu dan Nenek hanya diam sambil menyimak ocehan Adel.

"Lalu lukisan yang ku sukai lainnya ada dari Pablo Picasso – The Dream , Karya itu dibuat oleh Pablo Picasso dan lukisan itu menjadi salah satu karya paling ikonik sekaligus terkenal di dunia. Dia merupakan seorang pelopor pelukis kubisme pertama di abad ke-20. Salah satu lukisan terkenal yang pernah dibuatnya adalah Le Reve atau “The Dream” karya tahun 1932. Lukisan itu terinspirasi dari kekasih Pablo sendiri, beberapa orang melihat karya tersebut sebagai gambaran mimpi indah, tetapi ada yang mengartikannya sebagai gambaran suram." sembari bercerita Adel tetap konsisten dengan apa yang sedang ia lakukan.

"Dan satu lagi yang paling berkesan untukku adalah lukisan Andrew Wyeth yang paling terkenal, "Christina's World", menggambarkan seorang wanita muda yang berbaring di padang berumput, lengannya menekuk, dan tatapannya mengarah ke ladang pertanian yang jauh."

"Dari mana kamu mengetahui semua itu, nak?" Tanya ibu yang penasaran dengan kemampuan Adel yang menceritakan makna dari berbagai lukisan.

Adel berhenti sejenak dengan kegiatan melukisnya lalu menatap ibu, "bu, satu tahun lebih yang aku lalui dengan berlibur kesana kemari ini lah yang kudapatkan. Aku jadi semakin mengenal hal-hal yang aku sukai dan mengetahui sejarah dibalik hal itu."

"Saat aku pergi berlibur ke Inggris, aku sempat mengunjungi beberapa tempat galeri yang terkenal seperti National Gallery––rumah bagi banyak karya dari seniman-seniman terbesar dunia. Tate memiliki Karya Renaisans Inggris. Wallace Collection Manchester Square adalah rumah bagi banyak Rembrandts. Dan bisa menikmati seni Eropa dari abad ke-16 hingga 19 di Dulwich Picture Gallery dengan Rembeandts terkenal, Raphaels, Murillo, dan karya dari Joshua Reynolds."

"Dan saat aku di Indonesia beberapa kali aku mengunjungi galeri seni yang ada disana dan  karya yang paling aku ingat adalah lukisan karya Affandi yang berjudul 'Badai Pasti Berlalu' menceritakan tentang perjuangan manusia yang mengarungi samudera luas untuk mencapai suatu tempat tujuan. Layaknya sifat alamiah manusia yang pantang menyerah untuk mendapatkan apa yang ingin dia miliki, lukisan ini sangat menggambarkan nuansa perjuangan manusia. Namun, sebagaimana manusia yang hanya bisa mengusahakan tetapi hanya Tuhan lah yang menentukan takdir. Di tengah perjuangan manusia untuk mencapai tujuan mereka, hadirlah ombak badai yang kecil hingga besar yang menggoyahkan semangat mereka. Namun, sejatinya jika manusia ikhlas dengan apapun yang akan terjadi semuanya akan membawa kita ke tujuan terbaik kita."

Tanpa sadar senyum rasa puas terbit dari bibir sang ayah karna pengetahuan Adel tentang seni yang sangat luas, tidak seperti perkiraannya selama ini jika Adel hanya bermain. Nyatanya Adel secinta itu dengan seni, perlahan pikiran ayah sedikit lebih terbuka.

"Dan selesai!" Adel berteriak riang sambil menujukkan hasil lukisan kepada keluarganya.

Adel menggambar keluarganya sangat jelas dalam kanvas yang berwarna putih sebelumnya kini menjadi warna hitam ke abuan. Dalam lukisan tersebut Adel menggambar sang ayah yang sedang duduk membaca koran, serta ibu dan neneknya yang tepat berada di samping ayah. Dengan pewarnaan yang gelap membuat lukisan tersebut terkesan memiliki karismanya tersendiri.

Bersambung.





⛆Its0nesky⛆

If You With Me (AdelxFeni) [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang