ʀᴅʀ | ʙᴀʙ 6

12 6 0
                                    

Hari ini Raki sudah bisa keluar. Ia bersiap-siap untuk di jemput oleh aiko.

Setalah sampai di Rumahnyaa Raki niat ingin meminta Aiko untuk masuk ke rumahnya. Aiko menolak ia masih ada beberapa kerja yang belum di selesaikan.

"Sorry ki gw gak bisa bantu lo" Ucap Aiko. Raki faham dengan situasi Aiko yang sudah memegang kerja.

"Gpp" jawab Raki Walapun ayatnya singkat namun seyumanya ikhlas.

Kerana terlihat mobil Aiko sudah pergi Raki memulakan langkahnya untuk masuk ke Rumah.

Pintu Rumahnya di buka perlahan ia di sambut oleh orang tuanya.

"Tau Rumah juga yah kirain udah gak ingat Rumah" sindir Lolly Sepupunya Raki.

Raki Mehiraukan sindiran Raki ia malas buat berdebat untuk sekarang.

Loly Merasa tidak terima apabila di hiraukan ia ingin Raki menuduuk dan meminta maaf kepadanya.

"AWAS AJA LO BAKAL GW BIKIN SAMPAI LO NYESAL KERANA UDAH HIRAUKAN GW! " Teriak loly, Raki tidak perduli dengan Rencananya itu ia hanya ingin berehat untuk sementara.

Raki membaring tubuhnya ke Kasur. ia rindu dengan kasur lembutnya ini.

Pintu kamar Raki di ketuk. Raki mendegus kesal, ia berjalan untuk membuka pintunya.

"Belum puas lo-" belum Raki memhabiskan kata-katanya ia sudah mendapat penampar dulu.

"Bisa gak sih jangan bikin loly Nangis, saya capek tau gak!" Ucap Nata.

"Kamu itu seharusnya ngerti perasaan ortu bukanya keluar gak pulang-pulang" ucap Nata lagi.

Entah ke berapa kali setiap Nata bersuara Raki hanya menundukan kepalaanya.

"Hari ini kamu saya tidak akan bagi jatah makan" ucapnya yang langsung pergi. Raki sudah biasa dengan hal itu.

Raki menutup pintunya lagi, ia cepat-cepat ke kasurnya. Pintu jendela Raki di buka ada satu kertas pesawat mendarat di situ.

Raki mengambiknya di kertas itu menulis untuk paman Raki. Raki tau itu dari Anak temannya waktu Raki sd dulu.

Raki membuat satu pesanan di pesawat itu lalu ia meniupnya agak pesawat itu sampai kepada Revan.

Revan membuka terlihat mukanya yang sedih apabila membaca surat tersebut.

Isi surat:
Maaf paman lagi sibuk kamu main aja dulu.

Raki tahu Revan menyuruhnya untuk bermain di taman. Air mata Revan menurun dia hampir menangis tapi untungnya Raki sudah berada di belakangnya.

Muka yang sedih tadi kini bertukar menjadi senang.

"Pamann!!" Panggil Revan. Raki menyabutnya

"Udah besar aja kamu" ucap Raki. Revan berumur 10 tahun itu lantas memeluknya ia terlalu rindu dengan Raki.

"Paman ayok main ke taman" ucap Revan kedua-dua matanya bulat. 'Tau aja dimana kelemahanya.' Kata Raki dengan diringa sendiri.

ʀᴀᴋɪ ᴅᴀɴ ʀᴜᴍᴀʜɴʏᴀWhere stories live. Discover now