Chapter 37 - Elixir

45 5 0
                                    

"Nee-sama~ tolong buka mulutnya.. Aaaannnn~" ucap Ciel.

"Ciel, mau sampai kapan kau mengambil bagian ku? Liiiily-chan~ buka mulut mu.. Aaaaannn~" ucap Sia.

Di ruang makan keluarga Marquess Rommel, Ciel dan Sia saling berebut hak untuk menyuapi ku. Untuk mengurangi ketegangan dari dominasi kekuatan mereka, aku menerima suapan makanan mereka secara bergantian.

Namun, sepertinya mereka tidak terlalu puas dengan keputusan ku dan berlomba-lomba untuk mencari siapa yang sanggup menyuapi ku lebih banyak.

Kenapa suasana ruang makan ini terasa tegang?

Untuk menjelaskan situasinya, coba bayangkan tentang rubah ekor sembilan dan naga surgawi yang makan di satu ruang. Untuk ras manusia itu adalah pemandangan yang cukup langka terlebih dominasi dari tubuh fisik mereka sudah cukup memberi rasa takut.

Ciel mengeluarkan sembilan ekor rubahnya dan Sia menampakkan tanduk naga suci miliknya. Melihat dua pemandangan ini sudah menyebarkan rumor mengenai hubungan ku dengan mereka.

Setidaknya, sudah ada dua rumor yang beredar di kediaman Marquess Rommel.

Rumor yang pertama adalah perubahan aura tubuh ku yang tampak mencolok dan rumor mengenai hubungan ku dengan dua ras tinggi. Untuk rumor yang kedua, itu terjadi setelah beberapa Maid melihat ku keluar dari kamar tidur ku dengan noda merah yang membekas di pipi dan leher ku setelah Ciel dan Sia keluar.

Aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi mereka berteriak histeris saat melihatnya.

Aku sudah terbiasa dengan rumor aneh yang beredar mengenai diri ku dan memilih untuk menghiraukannya.

Kejadian canggung ini dimulai setelah persiapan pagi ku selesai, Mio yang membangunkan ku pun berjalan di belakang ku.

Mio sedikit berlebihan kali ini, ia memaksa ku mengenakan pakaian formal untuk acara makan pagi.

Kenapa aku harus memakai pakaian formal untuk acara makan bersama?

Umm.. itu ada alasannya.

Alasan Mio mengenakan ku pakaian formal adalah kehadiran sang Ratu yang ikut makan bersama keluarga kami.

Pemandangan pagi ku di isi dengan melihat sampah yang belum terbuang.

Aku sedikit menghela nafas yang cukup berat untuk meluapkan perasaan ku.

"Pagi hari ku sangat suram" gumam ku sembari melirik sang Ratu.

Aku mengikuti Mio dan duduk di kursi bagian ku. Ruang makan ini sedikit lebih ramai dengan kehadiran sang Ratu beserta sampah yang mengikutinya. Aku tidak ingin melihat pemandangan busuk ini lebih lama lagi dan ingin kembali ke kamar ku.

Tapi, sebelum melakukan itu..

"Emm..? Nee.. Mio. Apakah Ciel dan Sia sudah makan pagi?" tanya ku kepada Mio.

Hampir saja aku melakukan tindakan yang buruk sebagai tuan rumah dengan membiarkan tamu-tamu ku pulang dengan tangan kosong. Selama persiapan pagi ku bersama Mio, aku membaca beberapa perubahan yang terjadi di Yurification System. Sistem hadiah milik Mio telah menghilang dan berubah menjadi sistem pembelian barang yang berasal dari dunia lain.

Salah satu barang yang bisa ku beli menggunakan Yurification Poin adalah Chocolate Box. Sebelumnya, aku sempat membeli Chocolate Box dan berbagi dengan Mio. Karena isi Chocolate Box cukup banyak, kami kesulitan menghabisinya. Makanan aneh yang berasal dari dunia lain itu terasa manis dan lembut di lidah.

Saat aku membeli Chocolate Box, Mio tampak terkejut dengan benda yang muncul tiba-tiba dari tangan ku. Aku sedikit berbohong dan mengatakan itu adalah sihir Alchemist yang kupelajari dari buku sihir.

Blessing Of Yuri GoddessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang