1. jamet

42 4 1
                                    

jeongin kini sedang berbincang-bincang bersama teman temannya, dipenuhi dengan tawa dan candaan bersama. namun saat sedang berbicara dirinya tak sengaja di senggol oleh seseorang.

tukk

"woi jamet, gapunya mata ya? nyenggol nyenggol" teriak jeongin ke arah seseorang yang lebih tinggi dengan rambut panjang yang hendak berjalan, namun langkahnya terhenti saat mendengar teriakan tersebut.

"yaudah si, orang ga sengaja" orang tersebut kembali membalikkan badannya dan berjalan kembali meninggalkan jeongin yang sudah hampir ingin menjambak rambutnya jika ia tak di tahan oleh temannya.

"udah yen, kesenggol doang sensi amat"

"dia kaga minta maaf jir, gila ya"

"udah ah, kantin aja bentar lagi bell noh" jisung merangkul leher jeongin dan menariknya ke arah kantin, diikuti dengan felix dan seungmin dibelakangnya.

mereka pun pergi ke kantin yang sudah biasa mereka datangi, kantin bu Ina adalah kantin langganan mereka sekaligus tempat nongkrong mereka setiap hari sekolah.

"lo pada mau pesen apa, gue pesenin"

"nasgor aja samain berempat" nasgor bu Ina memang paling debest disana, murah, porsi banyak dan tentunya sangat enak.

"extra joss susu dong gue" felix pun memesankan milik mereka dan miliknya untuk dinikmati. selagi menunggu diantar ke meja, mereka duduk sambil berbincang.

"duh mood gue udah baik padahal, gara gara tu jamet gue ga mood parah. lagian tiba tiba banget nyenggol gue, padahal ga ngehalangin jalan anjing"

"lo lagi menstruasi? sensi amat, udah ah biarin aja"

jeongin berusaha menenangkan dirinya sendiri, ia sangat mudah sekali marah, bahkan hal sekecil seperti bulir pasir pun akan ia jadikan masalah.

tak lama kemudian bu Ina mengantarkan pesanan mereka ke meja tersebut, bu Ina yang sadar raut wajah jeongin yang berbeda pun duduk disebelahnya.

"kenapa nak, cemberut lagi mukanya" bu Ina mengelus rambut jeongin dengan pelan, perlakuan bu Ina kepada mereka seperti anak sendiri.

"huhuu buuu, ayen tadi disenggol sama orang, tapi orangnya gamau minta maaf" jeongin jika sudah mengadu seperti anak kecil, ia mengadu ke bu Ina seperti sedang mengadu ke mamanya. teman temannya yang melihat hanya menggelengkan kepalanya.

tak jarang jeongin mengadu ke bu Ina, walau pun masalah kecil ia selalu mengadu dengan raut wajah seperti anak kecil itu.

"cup cup cup, gapapa nak. maafin aja ya orangnya. jangan jadi pendendam" bu Ina tersenyum membuat jeongin sedikit tenang, jeongin pun menganggukkan kepalanya.

"udah yaa, ibu mau masak lagi" bu Ina beranjak meninggalkan mereka berempat yang sudah bersiap untuk menyantap makanan didepannya.

"duh bu Ina emang kaya ibu banget, jadi kangen emak gue dah" jeongin tersenyum pahit mengingat kejadian tragis menimpa keluarganya yang membuat ia kehilangan sosok ibu di hidupnya.

"shh, makan aja yen gausah dipikirin" jeongin menganggukkan kepalanya dan lanjut memakan nasi goreng tersebut.

— ☆

jam ke 5 pun di mulai, dengan mata pelajaran sejarah mengisi jam tersebut. pelajaran yang paling membosankan karena gurunya gajelas.

"ah mapel pak jepri anjir males banget, ngajar ga ikhlas. mending gue tidur"

"yeu, lo tidur mulu jing" bodoamat dengan perkataan felix, jeongin tetap memilih tidur. ia menaruh jaketnya dimeja lalu merebahkan kepalanya diatas jaket.

jamet ; hyuninTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang