56 : Ruang Rapat 💚

206 25 12
                                    

Aku penasaran dan Coba bikin akun karyakarsa kok malah pusing 🤣 Trs nyoba ngerombak cerita ku yg non fanfic, tp kok tmbh bingung cara nulisnya 😂 tp saia gak bkin yg berbayar kok, ttp bikin gratis. Tp keknya ttp enak nulis di wattpad deh 😂

...

..

..

Triiing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Triiing ...

"Eung?" dari dalam selimut yang hanya memperlihatkan kepalanya saja, tangannya muncul dari dalam kain tebal itu dan bergerak meraba-raba di ranjang itu. Jia akhirnya membuka matanya ketika tangannya tak menemukan benda yang berdering itu. Ia hendak bangun ketika merasakan tangan yang melingkar di pinggangnya.

Jia tidak linglung. Dirinya sadar betul apa yang telah terjadi semalam dan siapa yang tidur dengannya ini.

Jia tetap membiarkan tangan itu yang masih melingkar di belakangnya. Ia sedikit mengangkat tubuhnya untuk mencari ponselnya. Matanya langsung menangkap benda yang bergetar mengenaskan di atas nakas. Jia sedikit kesusahan saat meraih benda itu karena tangan Jeno masih menahannya.

Greep.

Tubuhnya kembali tertarik hingga punggungnya kembali menempel tanpa celah di dada pria itu. Jeno kembali mengunci tubuhnya dari kaki hingga tubuh atasnya. Untung saja Jia sempat meraih ponselnya.

"Jangan pergi," gumamnya.

"Aku ingin mengecek ponselku." Ponsel di tangannya telah berhenti berdering sebelum sempat Jia mengangkatnya. Jia kembali mengecek ponselnya sedikit kesusahan karena kuncian tangan Jeno di tubuhnya.

Shit!

Jia sontak membulatkan matanya setelah melihat layar ponselnya.

5 panggilan tak terjawab dari Haechan.

Jia yakin, Haechan pasti sudah menggerutu kesal di sana yang tidak menjawab panggilannya.

"Oppa, aku ingin membuat minuman hangat." Jia beralasan ingin membuat minuman hangat dan juga menghubungi Haechan sebentar.

"Eoh, baiklah." Perlahan Jeno melepaskan kuncian tubuhnya. "Jangan pergi dulu." gumamnya.

Jia menoleh ke belakang, pria di belakangnya telah merubah posisinya menjadi terlentang. Dia menyambutnya dengan senyuman manis.

"Morning kiss dulu." Pintanya.

Jia menyungging kecil dan bangun dari tudurnya. Sebelum turun, Jia merambat naik di atas dada pria itu. Memberikan ciuman lembut padanya. Ciumannya di sambut oleh pria itu dengan senang hati. Dia semakin memperdalam ciumannya dengan menekan tengkuknya.

"Kau boleh turun." Jeno tersenyum setelah melepaskan ciumannya.

"Eung," Jia hendak turun dan baru sadar tidak ada pakaian disana. Semua pakaiannya tertinggal di luar kamar ini.

POISON [LEE HAECHAN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang