24 lahiran

9K 432 17
                                    

umur naren sudah menginjak 7 tahun dan kandungan gevano juga sudah berjalan 9 bulan yang artinya sebentar lagi akan melahirkan.

mereka sudah menyiapkan semuanya dari pakaian bayi maupun alat keperluan lainnya, naren sangat menunggu kedatangan adek nya.

gevano siang ini ngidam ingin memakan baso urat yang pedas, Kalingga menolak dan memintanya untuk mengganti dengan yang lain. boleh saja dia meminta baso urat tapi jangan yang pedas dia tidak mau anak di dalam kandungan istrinya kenapa napa.

tapi gevano ngambek dan mengunci dirinya di kamar membuat dirinya menghela napas panjang.

TOKK... TOKK..

"sayang buka dulu pintunya"

ucapan Kalingga bagaimana angin lewat, tidak ada sahutan sama sekali dari dalam. pikiran dia jadi kemana mana.

"sayang.. buna buka sebentar ya? Daddy ingin berbicara" Kalingga menghela napas kala tidak juga mendapati jawaban.

"baiklah akan aku belikan tapi buka dulu"

ceklek!

"serius?!" gevano muncul dari pintu dengan mata yang sembab, sepertinya dia habis menangis.

"iya"

"asik terimakasii Daddy" ucap gevano girang lalu menghamburkan kedalam pelukan Kalingga.

Kalingga merogoh sakunya lalu mengambil benda pipih miliknya dan mulai mengotak atik benda itu.

"belikan baso urat 5 menit harus sampai, jangan pedas"

tut!

setelah mengatakan seperti itu Kalingga langsung mematikan sambungan telponnya sepihak tanpa menunggu jawaban dari orang di sebrang sana.

"kenapa tidak pedas? aku ingin yang pedas!"

"sayang dengarkan aku sebentar, kalau kamu makan pedas nanti bayi yang ada di perut kami sakit. kamu mau anak kita sakit?" ucap Kalingga, gevano tampak menggeleng dengan mempoutkan bibirnya, "tidak mauu"

"ya sudah untuk kali ini nurut ya?"

"heum! baiklah Daddy"

ceklek!

"bun dad"

Kalingga berbalik badan menatap anknya yang baru saja pulang dari sekolah dasar, "kenapa naren?"

"buna kenapa dad?"

"buna tidak apa apa sayang, naren lapar tidak?"

"tidak bun naren sudah jajan tadi di sekolah hehe..."

gevano mengelus pucuk anakan itu, walaupun naren sudah besar tapi dia tetap melakukan naren dengan manja, tadi bukan berarti dia terlalu memanjakan anak itu. lagipula naren sekarang sudah menjadi anak yang mandiri dan juga wajahnya bertambah ganteng.

tapi sifat manja naren tentu saja tidak pernah lepas membuat Kalingga cemburu, dia kira kalau anaknya sudah besar akan hilang rasa manjanya ternyata tidak.

chupp

"naren turun dulu ya bun"

"iya"

naren turun meninggalkan orang tuanya yang masih berada di dalam kamar, dia turun menuju ke ruang tengah.

di pagi hari di hari minggu yang cerah gevano sedang duduk di ruang tengah bersama dengan suami dan anaknya, mereka menonton TV bersama menikmati hari libur ini.

𝐎𝐌 𝐃𝐔𝐃𝐀 𝐀𝐍𝐀𝐊 𝐒𝐀𝐓𝐔 (ʙʟ) ||EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang