Obey the prohibition or your life is in danger.
Malam semakin pekat seiring dengan berlalunya waktu. Sisa-sisa makan malam yang tercecer di sekitar api unggun yang mulai meredup tergeletak begitu saja, meninggalkan jejak kehangatan kebersamaan mereka. Masing-masing dari mereka mulai merasakan kantuk menyergap setelah puas tertawa dan berbagi cerita tentang rencana pendakian esok hari, serta apa yang akan mereka lakukan ketika menyaksikan matahari terbit di puncak.
Asher Elijah, laki-laki itu mulai merasa kantuk, menguap sekian kalinya seraya meregangkan tubuhnya. "Ah, baiklah teman-teman, kurasa sudah waktunya kita beristirahat untuk mempersiapkan pendakian besok," ujarnya sambil berdiri. Melepas sepatunya hingga tersisa alas kaki, ia masuk ke tendanya, dengan setengah mengantuk.
Jasper, Willow, dan Zephyr pun segera menyusul, merasa tubuh mereka butuh istirahat juga setelah seharian mendaki. Satu per satu mereka masuk ke dalam tenda yang sama dengan Asher, meninggalkan api unggun yang nyaris padam.
Namun, Ava, Emma, Juniper, dan Valda masih duduk di tempat. Mereka memandangi sisa-sisa makanan dan sampah yang berserakan-jejak dari keempat laki-laki yang sudah lebih dulu terlelap tanpa peduli. Dengan sedikit kesal, keempat perempuan itu mulai membereskan semuanya, sesekali menggerutu pada ketidakpedulian teman-teman mereka.
"Ah, sial sekali. Kita harus membereskan ini," gerutu Valda sambil memasukkan beberapa bungkus makanan ke dalam kantong sampah.
"Aku juga tak habis pikir," tambah Juniper, memungut piring-piring kertas sambil menghela napas berat.
"Tapi kalau kita tidak bereskan, kita akan dicap sebagai pendaki yang buruk," timpal Ava sambil memadamkan api unggun.
Juniper mengangguk setuju, Emma yang ikut membantu hanya diam. Valda sesekali meliriknya, sebelum kemudian keempat gadis itu segera membersihkan tangan mereka dan Juniper serta Ava masuk ke tenda karena udara semakin dingin dan rasa kantuk menghantam.
Valda tiba-tiba menghampiri Emma saat gadis itu hendak melepas sepatu untuk masuk ke tenda.
"Emma, bisa kita bicara sebentar?" tanya Valda, membuat Emma menghentikan gerakannya dan berbalik menatap Valda.
"Ya, boleh," jawab Emma ragu, bertanya-tanya dalam hati apa yang ingin Valda bicarakan.
"Kau kenapa, sih? Dari awal kita mendaki, rasanya kau seperti menjauh dariku. Zephyr juga ... kalian berdua bikin aku bingung. Apa aku ada salah sampai kalian menjaga jarak?" tanya Valda dengan nada kebingungan.
Emma menunduk sejenak sebelum menjawab, "Nggak ada apa-apa, Valda. Aku memang pendiam, jadi nggak ada yang perlu dibicarakan. Jangan khawatir, ya."
Namun, jawaban Emma tampak tidak sepenuhnya meyakinkan Valda, yang masih terlihat ragu dan khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Peak
Bí ẩn / Giật gânValda Carlyle dan teman-temannya berkemah di puncak Gunung Yves, tempat indah yang ternyata menyimpan kengerian. Satu demi satu temannya menghilang, dan Valda mendapati dirinya terjebak dalam permainan mematikan yang dirancang oleh seorang pembunuh...