Ϲһα⍴tᥱr 35

2 1 0
                                    

Saat di rumah sakit, tiba-tiba ponsel Candra berdering dam itu panggilan dari ibunya.

"Hallo ibu?"

"Kamu belum tidur nak?"

"I-iya bu. Kenapa ibu menelfon?"

"Tidak ada nak, ibu hanya merasa tidak enak saja. Kalian semua baik-baik aja kan?"

"Iya bu, kami baik-baik aja kok, "

"Ya sudah kalua begitu. Kamu tidur ya nak, besok kamu harus bekerja bukan? Ibu tutup telfonnya ya, "

"Iya bu. Selamat malam, "

"Maafkan Candra bu. Candra terpaksa berbohong, " batin Candra saat telfon itu di matikan. Setelah selesai memeriksa keadaan Kirana, dokter itu mengatakan bahwa luka yang di alami Kirana tidak begitu parah. Untuk itu Candra meminta agar adiknya di rawat inap dan di pindahkan ke ruang VIP rumah sakit.

"Kau tidak papa aku tinggal sendirian?"

"Iya kak, kau pulang lah. Kasian Leyna mengurus adik-adik sendirian, "

"Baiklah. Terus beri kabar kakak ya, "

"Iya kak, "

Candra menginap di rumah sakit menemani adiknya yang masih terbaring di kasur.

----------------


"Kyara, kau tidur lah duluan. Aku mau menemui kak Varez dan kak Zyan, "

"Kalian mau jalan?"

"Ya, begitulah cowok, "

"Oke baiklah. Jangan lupa pulang, "

"Tentu sayang. Selain kau siapa lagi rumah ku?"

"Buaya, "

"Buaya, buaya gini setia loh sama kamu sampai dapat satu, "

"Satu apa?"

"Satu keturunan, "

"Baru satu, "

"Ayok tambah lagi, " ucap Dicto dengan penuh semangat.

"Tidak. Tunggu Altan berusia 5 tahun baru kita tambah lagi, "

"Berarti aku harus  menunggu 2 tahun lagi untuk itu, "

"Bersabarlah suamiku. Sudah sana, "

Dicto lalu pergi dan menemui kedua kakak mereka.

"Kalian siap?"

"Kak, kau yakin kita kesana?"

"Tentu. Kalian berdua tidak percaya pada kakak kalian?"

"Kak bagaimana kalau mereka mengetahui kita?"

"Tenang saja, mereka kan lelah seharian berjalan. Tidak mungkin keluar rumah, "

Varez dan kedua adiknya pun segera pergi ke sebuah bar yang cukup jauh dari hotel tempat mereka menginap. Setibanya di sana, Dicto dan Zyan begitu senang karena setelah berapa tahun terakhir mereka tidak pernah ke bar lagi.

"Terakhir aku ke bar waktu Esmes masih mengandung 2Ady, "

"Bersama selingkuhan mu kan?" Singgung Varez. Walau Varez lebih tua, tapi Zyan masih berani memukul pelan kepala kakaknya karena sudah menyinggung masa lalunya. "Bisakah tidak membahas yang itu lagi?" Ucap Zyan sedikit kesal. Varez dan Dicto justru tertawa ketika melihat reaksi Zyan yang sedikit kesal. "Ayo tunggu apa lagi, kalian mau diam di sini atau masuk?" Ucap Varez. Mereka bertiga pun segera masuk ke dalam, dan tanpa mereka sadari bahwa ketiga istri mereka diam-diam mengikuti sampai ke bar. "Kalian siap?" Ucap Velyn. Esmes dan Kyara mengangguk dan mereka bertiga pun langsung membuka jas mereka sampai memperlihatkan penampilan mereka yang cukup seksi. "Let's go girl. Tunjukkan pesona kalian malam ini, " ucap Velyn. Mereka bertiga turun dari mobil dan berjalan dengan sangat centil memasuki aula bar. Kecantikan mereka membuat seluruh pelanggan bar terpesona bahkan sampai ada yang ingin berkenalan dengan mereka.

"Dimana mereka kak?"

"Lihat. Sebenarnya tidak ada yang perlu di takutkan dari suami kita, mereka tidak akan pernah berpaling dari kita. Hanya saja, wanita-wanita di sini berpenampilan sangat buruk dan merusak pemandangan suami kita. Jadi untuk itu, mari berikan pertunjukkan untuk membahagiakan suami kita, "

"Kak lihat itu, " ucap Kyara yang melihat beberapa wanita menghampiri suami mereka. Para wanita itu seperti ingin menggoda ketiga pria itu, namun sayangnya mereka tidak menarik di mata para pria itu. "Hai tuan-tuan, apakah kalian tidak keberatan jika aku duduk di pangkuan kalian?" Ucap salah satu penggoda.

"Maaf, bentuk pinggulmu saja tidak menarik. Dan menurutku, tidak pantas duduk di pangkuan ku, " ucap Varez.

"Begitukah? Lalu bentuk pinggul seperti apa yang cocok untuk bisa duduk di pangkuan mu tuan?"

"Bentuk pinggul seperti ku, " ucap Velyn yang langsung duduk di pangkuan Varez dan mengalungkan kedua tangannya ke leher Varez.

"Sayang, kau?"

"Syuttt, aku di sini datang untuk menikmati hiburan dengan mu. Ayolah jangan terkejut seperti itu, " ucap Velyn.

Salah satu wanita juga datang dan menawarkan minuman untuk Zyan, namun Esmes menghalanginya dan langsung meminum minuman dari wanita itu. "Dia tidak pantas mendapatkan minuman gratis darimu, " ucap Esmes. Esmes lalu mengambil minuman sendiri dan langsung duduk di pangkuan Zyan sambil memberikan minuman itu.

"Yeah, be my bit*h for tonight?"

"Of course baby, " bisik Esmes.

"Kalau kak Esmes dan kak Velyn ada di sini, itu artinya?" Batin Dicto. "Ah dengar, sebelum kau berbicara pikirkan dulu. Kalau kau tidak mau di permalukan oleh istriku, sebaiknya kau berbalik dan duduk di kursimu, " ucap Dicto kepada salah satu wanita penggoda. Wanita itu lalu pergi meninggalkan Dicto kembali ke tempat duduknya. Sementara itu saat Dicto berbalik badan, dia terkejut melihat Kyara sudah duduk di kursinya dengan secangkir wine di tangannya. "Bagaimana bisa kau menikmati acara ini tanpa istrimu honey?" Ucap Kyara. "Ma-maaf. Aku di ajak kak Varez, " ucap Dicto. Varez lalu membeli semua minuman di bar itu dan membagikan nya secara gratis pada setiap pelanggan bar tersebut. Velyn yang mulai hanyut dalam asinya musik bar langsung mengajak adik-adiknya untuk menari bersama di tengah-tengah keramaian orang. Para suami mereka hanya mengawasi dari kursi mereka sambil tersenyum melihat istri mereka yang sedang menari dengan sangat seksi. Kadang mereka juga mengajak para suami untuk menari bersama, namun karena usia dan menjaga image mereka menolak. "Kau nikmati saja malam ini sayang, " ucap Zyan. Namun seorang pria dari jauh terus memperhatikan Kyara, karena cukup tertarik dengannya. Pria itu perlahan mendekati Kyara sambil membawa secangkir minuman. Setelah cukup dekat, pria itu dengan sengaja menumpahkan air tersebut ke baju Kyara. Pria itu berpura-pura minta maaf karena sudah menumpahkan air tersebut ke baju Kyara.

Kyara tidak mempermasalahkan hal itu, dia justru pergi ke toilet untuk membersihkan bajunya. Namun tiba-tiba pria yang sama juga menghampiri Kyara dan langsung memeluknya dari belakang. Mendapatkan perlakuan yang sangat tidak Kyara senangi, dia langsung menendang pria itu ke belakang hingga melayang ke pintu dan jatuh keluar. Melihat kegaduhan tersebut, musik berhenti dan semua orang sedang menatap mereka. "Apa yang terjadi?" Tanya petugas keamanan pada pria tersebut. "Wa-wanita itu. Dia menghajar ku, " ucap pria tersebut dengan wajah ketakutan. Melihat Kyara keluar dari toilet itu, Dicto dengan cepat menghampirinya.

"Kyara, apa yang terjadi?"

"Dia menumpahkan wine ke bajuku, lalu ikut menghampiri ku ke toilet. Dan dengan tidak sopannya dia memelukku dari belakang, " perjelas Kyara. Dicto tidak terima dengan perlakuan pria itu dan langsung menghajar pria tersebut. "BERANINYA KAU MENYENTUH ISTRIKU, " ucap Dicto yang terus menghajar habis pria tersebut.

HERNANDES : The Kindness Monster'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang