Ϲһα⍴tᥱr 40

5 3 0
                                    

Selin lalu bergegas keluar dari kamar dan melarikan diri. Namun saat keluar dia tidak melihat siapa-siapa  kecuali pria yang sedang berdiri di tepi kapal bertelanjang dada. "Siapa kamu?" Tanya Selin dengan nada sedikit tinggi. Mendengar itu Candra berbalik badan dan melihat ke arah Selin yang sangat ketakutan. "Ca-candra?" Tanpa pikir panjang Selin berlari ke arah Candra dan memeluknya dengan sangat erat.

"Syukurlah kau selamat Candra, aku takut kau kenapa-kenapa tadi. Kenapa kau membahayakan nyawamu untuk menyelamatkan ku?" Ucap Selin yang menangis karena khawatir pada Candra. Untuk pertama kalinya, Candra perlahan membalas pelukan itu. "Kamu gak papa?" Tanya Candra sambil perlahan melepaskan pelukan itu. "Aku gak papa kok, " jawab Selin. Tiba-tiba Selin baru menyadari bahwa Candra sedang tidak mengenakan pakaian atas hingga membuat tubuh kekarnya terekspos di depan matanya. "Mana bajumu?" Tanya Selin yang langsung berbalik badan.

"Baju ku robek tadi jadi aku membuangnya, "

"Apa tidak ada baju yang lain?"

"Tidak, "

"Kalau gitu cari baju apa saja yang penting kenakan baju. A-apa kau tidak malu seperti itu?"

"Tidak, "

"Candra, di sini ada aku, "

"Iya tau, selain kita berdua siapa lagi yang ada di sini?"

"Dimana yang lain?"

"Mereka sudah kabur, "

"Apa kau-"

"Tidak. Aku tidak melakukan apa-apa, sebelum aku datang mereka sudah kabur duluan. Apa yang sudah kau lakukan pada mereka sampai mereka kabur?"

"Aku tidak melakukan apa-apa, " ucap Selin. Candra hanya tertawa melihat ekspresi Selin yang kebingungan.

"Lupakan itu Can, sekarang katakan kenapa kita di sini?"

"Menunggu bantuan, "

"Apa? Apa kau payah dalam mengemudi kapal?"

"Kalau kapal ini mempunyai persediaan bahan bakar sudah dari tadi kita sampai di dermaga. Kau bersabarlah, " ucap Candra. Selin duduk di sebuah bangku sambil menunggu tim penyelamat datang menemui mereka.

----------------


Hari sudah hampir gelap, belum ada kabar dari Candra sama sekali. Esmes dan Zyan panik dan meminta beberapa anak buah mereka untuk mencari keberadaan Candra. Tidak ada yang tau di mana Candra sekarang, karena jejak mobilnya saja tidak dapat di lacak oleh Gohar maupun anak buahnya yang lain.

"Zyan, ada kabar tentang Candra?" Tanya Varez yang datang bersama dengan Dicto.

"Tidak kak. Gohar masih mencari keberadaan Candra, "

"Apa kaka sudah menghubungi Candra?"

"Sudah. Tapi nomornya tidak aktif, " ucap Zyan, dan tiba-tiba ponsel Zyan berdering rupanya itu panggilan dari Gohar.

"Hallo Gohar, gimana?"

"Aku menemukan mobil Candra di dekat dermaga dekat pelabuhan Rashid, "

"Lalu Candra?"

"Dia tidak ada di sini. Tapi kami sedang menemui penjaga dermaga, "

Ketika sedang melakukan panggilan salah satu anak buah Gohar menghampirinya dan menyampaikan informasi dari penjaga dermaga.

"Bagaimana?"

"Pak kata penjaga dermaga, tuan muda menyewa speed boat mereka dan pergi sejak tadi siang. Dia juga mengatakan bahwa sampai sekarang tuan muda belum juga kembali, "

"Gohar dengarkan aku, cepat kalian cari Candra dan selamatkan dia. Jika ada seseorang yang menyakiti putra ku, habisi dia di tempat, " perintah Zyan.

"Baik tuan, " Gohar mematikan ponsel dan meminta anak buahnya untuk menyewa beberapa kapal lalu pergi mencari keberadaan Candra.

Sementara itu, Candra di kapal mengecek Selin yang sedang tidur di ruang kamar kapal. Saat di depan pintu kamar, Candra melihat Selin tidur dengar badan di tekuk seperti kedinginan. Candra masuk dan mencari kain yang ada di ruang itu untuk di gunakan sebagai selimut, namun di ruangan itu tidak di temukan apa-apa untuk menyelimuti Selin. "Selin, " panggil Candra membangunkannya.

"Candra? Ada apa?"

"Tidak. Apa kau kedinginan?"

"Iya, "

"Lagian kenapa kamu sangat suka menggunakan pakaian terbuka seperti ini?" Ucap Candra yang mulai duduk di samping Selin. "Kemari lah, " ucap Candra sambil merentangkan kedua tangannya.

"Kau mau apa?"

"Aku tidak seperti pria yang kau maksud. Kau kedinginan, tidak ada pilihan lain, "

"Tidak, "

"Ya sudah kalau kau tidak mau. Tidurlah, jangan salahkan aku kalau kau masuk angin, " ucap Candra yang kembali berdiri. Selin tetap kekeh ingin tidur dan berbalik badan membelakangi Candra. Sekali lagi Candra terus memperhatikan Selin, dan di saat itu terlihat Selin seperti tidak bisa menahan dinginnya angin malam di tengah laut. Candra melawan keras kepala Selin lalu baring di sebelahnya dan memeluknya.

"Can-"

"Syutt, kau kedinginan. Aku tidak suka melihat wanita, " bisik Candra.

Selin tidak bisa berbuat apa-apa saat Candra memeluknya. Ada perasaan yang tak bisa Selin jelaskan saat itu. Sementara Candra mengepal erat tangannya manahan diri saat dia mencium aroma tubuh Selin dari belakang.

Setelah setengah jam menyusuri laut, akhirnya Gohar menemukan sebuah kapal yang terdampar di tengah laut. Mereka mendatangi kapal itu dan naik untuk mengeceknya. Gohar masuk ke bagian dalam kapal, dan terkejut melihat Candra sedang tidur sambil memeluk Selin. "Ehem, " Gohar berdehem untuk membangunkan mereka berdua. Mendengar itu Gohar dan Selin terkejut dan langsung bangun dari kasur mereka.

"K-kau di sini paman?"

"Apakah aku terlalu cepat datang?" Ejek Gohar. Ucapan Gohar membuat Selin merasa malu dan menundukkan kepalanya. Melihat Candra tak mengenakan pakaian atas, Gohar melepas jasnya dan memberikannya pada Candra. Namun Candra memasangkan jas itu untuk Selin."Pakai ini, kau sangat kedinginan kan? Lagipula ada banyak pria di sini, " ucap Candra. Mereka kemudian keluar dan pindah ke kapal lainnya untuk segera kembali pulang. Dalam perjalanan menuju ke dermaga, Candra sedang berbincang-bincang dengan Gohar.

"Candra apa yang terjadi?"

"Aku rasa anak buah Ayaz kembali datang untuk membawa Selin. Saat ini mereka terang-terangan membawa Selin dalam jumlah yang cukup banyak, "

"Selin dalam bahaya sekarang, " ucap Candra sambil memandangi Selin yang sedang tertidur. Sesampainya di dermaga, Gohar ingin membangunkan Selin namun Candra melarangnya dan menggendongnya pelan-pelan masuk ke dalam mobil. "Aku yang akan mengantarkannya pulang, " ucap Candra. "Candra, paman tetap tidak akan meninggalkan mu. Kami akan ikut untuk keamanan kalian berdua, " ucap Gohar. Candra memperbolehkannya dan mereka pun pergi mengantarkan Selin pulang ke rumahnya.

HERNANDES : The Kindness Monster'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang