----
Asher duduk di mejanya, siap untuk mengajarkan Isabella tentang simulasi dan model keuangan. Ketika Isabella masuk dengan rambut berantakan dan secangkir kopi yang terlalu penuh, Asher langsung merasa ada yang tidak beres.
"Hai, kak Asher!" serunya ceria.
"Hati-hati, jangan sampai tumpah," Asher memperingatkan dengan nada serius.
"Tenang saja," jawab Isabella sambil menaruh kopinya di meja. Ia menarik bangku di belakangnya dan duduk dekat Asher, lalu melepas headphone-nya dan meletakkannya di meja.
Asher mengamati Isabella dengan penasaran. Ia mengambil headphone milik Isabella dan memeriksanya. Begitu melihat merek dan harganya, ia terkejut dan segera meletakkannya kembali di meja, membuat Isabella bingung.
"Kenapa, Kak? Coba saja," tanya Isabella dengan penuh semangat.
Asher menggelengkan kepala. "Enggak, aku tidak mau merusak headphone seharga tiga bulan gajiku."
Isabella terkekeh. "Lebay deh... jadi hari ini aku akan ngapain nih?"
"Mau coba buat simulasi dan model keuangan?" tanya Asher sambil membuka aplikasi Excel.
Isabella mendekat, penasaran. "Boleh tuh! Dari mana kita mulai?"
"Pertama, kita perlu menentukan asumsi dasar. Misalnya, perkiraan pendapatan dan biaya operasional. Kamu bisa bantu aku mengumpulkan data," jawab Asher.
Isabella mengernyit. "Jadi ini seperti tebak-tebakan angka?"
"Bisa dibilang begitu, tapi lebih serius. Angka-angka ini akan memengaruhi keputusan investasi kita," jelas Asher.
"Berapa banyak yang kita harapkan dari penjualan?" tanya Isabella.
"Kita coba proyeksikan peningkatan pendapatan 10% dari tahun lalu. Bagaimana?" Asher menjelaskan.
"10%? Itu seperti harapan orang tua kita," Isabella menggoda.
"Yah, setidaknya ini lebih realistis daripada harapan mereka untuk melihat kita menikah!" Asher membalas, tersenyum.
Isabella tertawa. "Oke, tapi kalau model ini gagal, aku akan menyalahkan semua keputusanmu!"
"Deal!" jawab Asher sambil memperhatikan Isabella yang sibuk mengerjakan tugasnya sesuai dengan instruksi yang ia berikan.
Tiba-tiba, telepon kantor di meja Tyler berdering. Asher segera mengangkat gagangnya. "Selamat pagi, ini Asher. Ada yang bisa saya bantu?"
"Asher, Tyler di mana? Statistik ROI belum selesai," ujar suara Callum di ujung telepon.
Asher melirik sekeliling, mencari Tyler. "Maaf, Pak, saya tidak tahu. Luke juga belum terlihat dari tadi."
Asher mendengar Callum menghela napas berat. "Baiklah, kamu saja yang ke ruangan saya sekarang."
Ada jeda sesaat sebelum Asher menjawab. Pikirannya berputar, merasa ada sesuatu yang tidak biasa dari nada suara Callum. Tapi ia memilih untuk tidak terlalu memikirkannya.
"Baik, Pak. Saya segera ke sana," jawab Asher.
Asher berdiri sambil menepuk pundak Isabella. "Aku ke ruangan Pak Callum dulu. Kalau sudah selesai, gunakan data yang ada sekarang, ya."
Isabella menoleh dan mengangguk pelan. "Siap, kak."
***
Asher berjalan cepat menuju ruangan Callum. Pintu terbuka sedikit ketika ia tiba, dan ia mengetuk ringan sebelum masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caught in boss's grip (BL, END)
JugendliteraturAsher Roth adalah seorang omega pria yang bekerja di sebuah perusahaan ternama. Hidupnya berjalan baik-baik saja hingga suatu hari, ia tiba-tiba mengalami heat, dan situasi tersebut diketahui oleh bosnya, Callum. Tanpa sepengetahuan Asher, Callum ma...