*dua tahun kemudian*
"Aku mau nikah!!!" Rene menunjukkan cincin dijarinya manisnya kearahku dan Gio. "Jere ngelamarrrrrr!!" Rene setengah berteriak saat mengatakannya.
Aku dan Gio sangat terkejut mendengarnya, seakan tak percaya. "Seriusan?" tanyaku sambil menarik tangan Rene untuk melihat cincin indah di jarinya.
"Gilaaaa gilaaaaa disalip dong aku"Gio pura pura sedih
"Aku juga gak percayaa sih, waktu kemarin kita dinner dia bilang kita uda lama pacaran, mau nikah aja gak? Ga romantis sih tapi aku senang banget" air mata Rene berlinang saat mengatakannya.
Aku dan Gio yang duduk mengapit Rene, memeluk sahabat kami itu erat. Aku sangat bahagia untuknya dan untuk Jere.
Rene dan Jere sudah bertahun tahun pacaran. Secara pekerjaan, juga sudah mulai settle. Jere bekerja di perusahaan arsitektur terbesar di Denpasar dan Rene sudah bekerja di dengan designer terkenal di Bali dan berencana memulai brand clothing miliknya sendiri.
Tidak ada lagi yang mereka tunggu. Usia kami juga sudah cukup untuk menikah, sudah 25 tahun.
"So happy for you. Kalau aku kapan yaa?" Gio cemberut karena dibanding Rene dan Jere, sebenarnya dia dan Kevin sudah lebih lama berpacaran.
"Yang sabar.. aku yakin bakal segera juga" Rene menyabari Gio. Aku juga melakukan hal yang sama.
"Kalau kamu sama Kevin sih aku gak khawatir, yang ini nih.." Rene menoleh kearahku. Aku tau akan ke arah mana pembicaraan ini, jadi aku pura pura membuang muka.
"Ayolah Liv..."Rene menarik ujung pakaianku. "Kamu uda gak pacaran bertahun tahun"sekarang Gio juga ikut angkat biacara
"Ya kan aku uda bilang aku sibuk. Emang sibuk, benaran"
"Boong banget!" Rene kesal. "Ya aku tau kamu sibuk, tapi pasti ada waktu beberapa jam ketemu orang baru. Ini bahkan kamu gak mau ketemu sama cowo yang aku atau Gio kenalin"
"Dan selalu menjauh dari cowo yang kamu tahu dekatin kamu. Aku tau loh soal dokter yang dekatin kamu di Rumah Sakit. Brian kemarin cerita. Siapa namanya? Hans?" Gio mengingat ingat
"Ya aku denger juga soal itu" tambah Rene
"Brian tau darimana juga" aku berdecak sambil mengingat tidak pernah membahas ini dengannya
Rene dan Gio saling bertukar pandang beberapa saat seperti sedang mendiskusikan sesuatu
"Sebenarnya aku gak mau bahas ini. Aku gak mau kamu sedih.. tapi Liv" nada Rene berubah serius. "Kamu beneran uda lupa Sandy?"
Nama itu.. sudah sangat lama tidak kudengar. Sudah delapan tahun berlalu setelah kami berpisah. Aku tidak melihat Sandy selama itu juga.
Bibirku kelu karena sangat terkejut mendengar pertanyaan Rene. Aku tahu selama bertahun tahun mereka sangat berhati hati tiap menyebut nama Sandy di hadapanku setelah mereka tahu betapa sedihnya aku saat bercerita tentang perpisahanku dan Sandy.
"Aku selalu kangen dia" itulah yang terlintas di pikiranku saat itu dan untuk pertama kalinya setelah bertahun tahun aku bisa jujur mengatakannya pada orang lain."
"Oliv..." Rene langsung memelukku saat aku mengatakannya. Aku juga mendengar helaan nafas panjang Gio.
"Aneh gak sih?" tanyaku pada mereka. "Uda delapan tahun berlalu, aku masih suka kepikiran dia. Dia lagi apa.. apa dia baik baik aja.. apa dia bahagia disana?" ucapku miris. "Delapan tahun ini aku menyesali semua keputusan yang aku ambil malam itu, kenapa aku gak bertahan aja" Kueratkan kedua tangan ku, menahan sakit nya yang kurasa setiap mengingat semua yang terjadi. "Dia mungkin juga uda lupa sama aku, Ren.. Gi" aku bergantian menatap mereka berdua
Rene dan Gio mendengarkanku sambil mengelus punggungku sesekali
"Dia uda punya pacar baru juga. Aku tau, aku denger itu" tatapan mataku lurus kedepan, aku tersenyum miris meratapi semuanya. "Aku cuma bingung harus merespon seperti apa"
Gio kemudian memecah keheningan diantara kami "Mungkin uda saatnya kamu benar benar relain Sandy, Liv. Let him go.. let everything go. Mulai hidup bar. Kamu tau diluar sana masih banyak laki laki yang baik, yaa mungkin memang dia bukan Sandy.. tapi mungkin bisa juga untuk kamu sukai dan buat kamu bahagia"
Ucapan Gio benar, sudah delapan tahun.. aku tidak bisa terus seperti ini
Rene melepaskan pelukannya dariku dan mengatakan "Apa yang memang buat kamu, pasti akan kembali ke kamu. Tapi apa yang enggak, pasti gak akan kembali.." ia menatapku hangat. "Jadi kamu gak perlu khawatir soal itu"Rene tersenyum saat mengatakannya
"Tapi Liv.. udah banyak waktu berlalu dan aku pengen kamu bahagia, sebahagia aku saat bareng Jere.. atau saat Gio bareng Kevin. Memang sih hubungan kami gak sempurna.. banyak perdebatan.. kadang berantem.. tapi aku senang banget tiap tau Jere ada di samping aku. Aku rasa Gio juga begitu" Rene menggenggam tanganku erat. "Jadi, kasih kesempatan buat orang lain buat sayangi kamu, ya?"
Gio mengangguk "Dicoba dulu, kalau nanti gak cocok juga gpp. Tapi at least kamu coba"
Aku tau Rene dan Gio sangat khawatir padaku dan itu semua karena mereka sangat menyayangiku.
Mereka benar.. semua yang mereka katakan benar. Aku tidak bisa seperti ini terus. Aku harus mulai melangkah maju kedepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNAL SKIES OF YOU (Dear Sandy)
Romansa"Jere told me something funny" ucap Sandy Ia lalu menoleh ke arahku, aku melakukan hal yang sama "He said you like me, funny right?" Jantungku seperti berhenti berdetak untuk beberapa detik saat mendengarnya I like you. Andai aku bisa mengatakan...