A Strange Engagement: 04

45 4 0
                                    

Keesokan paginya, Rion terbangun lebih awal dari biasanya. Ia mencoba bergerak perlahan agar tidak membangunkan Julian dan Jared yang masih terlelap di sampingnya. Meskipun semalam mereka membuatnya kesal, pagi ini, perasaan itu sudah hilang. Ada sesuatu yang menenangkan tentang bangun lebih dulu dan melihat kedua tunangannya tertidur dengan damai.

Rion bangkit pelan-pelan dari tempat tidur, melepaskan pelukan yang masih terasa hangat, dan segera menuju dapur. Ia memutuskan untuk memasak sarapan sebagai kejutan untuk Julian dan Jared. Dalam pikirannya, ini adalah cara untuk memperlihatkan bahwa ia juga bisa merawat mereka, sekalipun sifat manja kadang masih melekat dalam dirinya.

"Apa yang enak buat sarapan pagi ini?" gumam Rion sambil membuka kulkas. Dia memutuskan untuk membuat sesuatu yang sederhana tapi istimewa: pancake dengan telur dan bacon.

Sambil sibuk di dapur, ia mengambil adonan pancake dan menyiapkan wajan. Tangan Rion dengan lincah menggoreng telur, mengaduk adonan pancake, dan menyiapkan semua dengan hati-hati. Tapi dalam ketenangannya, kesalahan kecil terjadi-saat memotong bacon, pisau yang ia gunakan tergelincir dan melukai jari telunjuknya.

"Akh!" Rion mengerang pelan, menatap jari yang kini berdarah. Ia segera mencuci lukanya di bawah air dingin. Rasa perih menyengat, tapi ia menahan diri untuk tidak membesar-besarkan. "Nggak apa-apa, cuma luka kecil," katanya, berusaha meyakinkan diri sendiri. Setelah memasang plester di jarinya, Rion kembali sibuk menyelesaikan sarapan.

Setelah beberapa waktu, aroma harum masakan memenuhi dapur. Sarapan sudah siap, dan ia menyusun piring di meja makan dengan rapi. Melihat hasil kerjanya, Rion tersenyum puas. Ini pertama kalinya ia benar-benar menyiapkan sarapan untuk Julian dan Jared. Rasanya menyenangkan, meskipun sedikit capek dan terluka.

Tak lama kemudian, Julian dan Jared muncul di ruang makan, masih dengan rambut yang sedikit berantakan. Mereka terlihat segar, dan masing-masing tersenyum saat melihat Rion sibuk di dapur.

"Wah, kamu bangun lebih dulu buat masak?" tanya Julian sambil menghampiri meja makan. "Aku nggak nyangka."

Rion memalingkan wajahnya, tersipu sedikit. "Yah, cuma iseng aja sih. Gak mau kalian mikir aku cuma bisa manja doang."

Jared mendekat dan duduk di kursi, memperhatikan piring-piring yang sudah tersaji di meja. "Aduh, ini kelihatan enak banget. Terima kasih, Rion."

Rion hanya mengangguk pelan, sedikit gugup menunggu reaksi mereka. Mereka mulai makan, menikmati sarapan yang disiapkan dengan penuh cinta itu. Awalnya, semua terasa lancar dan tenang-sampai Jared dan Julian menyadari ada yang aneh.

"Rion, tangan kamu kenapa?" tanya Julian tiba-tiba, suaranya sedikit khawatir.

Rion terkejut, hampir menjatuhkan sendoknya. "Hah? Oh, ini... Cuma kecelakaan kecil tadi waktu motong bacon. Gak apa-apa kok."

Jared mengerutkan kening saat melihat plester di jari Rion. "Kamu terluka? Kok gak bilang dari tadi?"

Rion menggigit bibirnya, merasa sedikit canggung. "Gak apa-apa, serius. Cuma luka kecil, gak perlu diributin."

Namun, baik Julian maupun Jared terlihat tidak puas dengan jawaban itu. Mereka langsung bangkit dan mendekat ke arah Rion, memegang tangannya untuk memeriksa lukanya lebih jelas. Rion mencoba menarik tangannya, tapi Jared menahan dengan lembut.

"Jangan anggap enteng luka kayak gini, Rion," kata Jared dengan nada serius. "Kita harus rawat dengan benar."

Julian mengangguk, menambahkan, "Kamu kan penting buat kita. Jangan sampai terluka lebih parah cuma gara-gara masak."

Mendengar perhatian mereka, Rion merasa pipinya memanas. "Ya ampun, kalian berdua lebay banget. Ini cuma luka kecil," gumamnya sambil mencoba menyembunyikan rasa malunya. Namun, jauh di dalam hatinya, ia merasa tersentuh oleh perhatian mereka.

A Strange Engagement || NoRenMin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang