Delapan - Senja

13 1 0
                                    

Bagai angan tak kunjung ku gapai

Letih dalam mengejar, terkikis dalam perjalanan

Perjalanan mencintaimu..

Tak mampu berlari padamu

Bahkan tertatih untuk meraihmu

Sulit untuk kugenggam lembut tanganmu

- - - -

     Tak pernah terbayangkan oleh Ana, mengalami hari dengan beragam peristiwa sangat melelahkan, terlebih Ana memiliki beberapa SKS di esok harinya. Merebahkan tubuhnya dengan lilin aromaterapi selalu ia nyalakan sebagai objek meditasinya, lukisan mozaik bergambar bulan bersinar ketika Ana mengarahkan cahaya lampu pada lukisan itu.

     Kini, ia menatap lukisan dengan bayang-bayang masa lalu yang masih mengintai ingatannya. Merindukan beberapa orang yang sudah pergi dari hidup Ana, entah akan kembali ataupun tidak, Ana menjemput gelapnya. Tak sadar air mata berlinang membasahi pipinya, sembari menatap beberapa foto dari album yang dibukanya.
Dipeluknya album itu ketika sesak sudah datang menghampiri. "El, maaf aku rindu" Batin Ana.

     Manusia memang diciptakan untuk saling bertemu, berbagi kisah, tawa, juga duka. Namun manusia tak luput dari perpisahan, saat kita bertemu seseorang baik bertemu dengan cara yang indah maupun sebuah ketidaksengajaan semua akan berakhir dengan perpisahan. Pertemuan adalah awal dari perpisahan, dan tidak ada perpisahan yang tidak menimbulkan luka.

     Ana bangun sangat pagi hari ini, lebih pagi dari biasanya. Karena kelasnya akan dimulai pada pagi hari tepatnya pukul 07.00, hari ini mata kuliah yang ia dapati cukup padat, kelas itu berlangsung selama 5 jam tepat pada pukul 07.00 hingga pukul 12.00. Tak banyak bicara, Ana segera pergi ke kampus dengan transportasi umum yaitu busway. Beberapa rute telah ia lewati, jarak antara kampus dengan rumah Ana cukup jauh sekitar 7 kilometer.

     Selalu ia putar playlist yang sudah menjadi kesukaannya sebagai teman dalam menikmati hari. Namun, lagu yang saat ini diputarnya adalah lagu favoritnya Carry You yang dinyanyikan oleh Novo Amor. Gadis ini tiada henti mencintai seseorang walau orang itu pernah menyakitinya, bagi Ana mencintai paling sendu adalah mencintai hal-hal yang orang itu cintai juga maka demikianlah Ana mencintai beberapa bagian walau bertolak belakang dengan kepribadiannya.

"Let it lead your love a way... i never strayed"

Tanpa di sengaja suara hati Ana terlepas menjadi lantang, dapat di dengar oleh seisi bus. Banyak pasang mata menoleh pada sumber suara lalu mengalihkan pandangannya masing-masing.
Namun terdapat satu orang yang tak lepas pandang memperhatikan Ana. Seorang lelaki dengan rambut sedikit ikal memakai jaket berwarna coklat sembari membawa buku sketsanya. Ia memperhatikan Ana dan kakinya hendak beranjak menghampiri gadis itu, pria itu berdiri tepat di sebelah Ana.

"Let it burry you a way, in all your blame, in all your pain... "

Suara bass sang lelaki itu tembus pada telinga Ana padahal Ana sedang memakai headsetnya. Terdengar suara berat sang lelaki itu menyambung lirik yang sudah Ana nyanyikan.

Sontak Ana menoleh pada seorang yang berada di sebelahnya, membuka headset dan memandang lelaki itu dengan tatapan heran.

"I will carry you, always..." lirik lagu dilanjutkan oleh lelaki itu.

ARNALLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang