Content warning : everyone is somehow queer, minor character was transgender.
Liburan dari cuti yang sudah aku persiapkan dari jauh-jauh hari ini benar-benar dipenuhi kesialan, bagaimana tidak? Niatnya untuk bersenang-senang sekarang berakhir muram. Pertama, aku memergoki pasanganku sendiri berselingkuh dua minggu sebelum jadwal penerbangan liburan kami, lalu mengetahui bahwa tiket pesawat, resor yang dibooking, dan mobil yang disewa selama beberapa lama itu tidak bisa dibatalkan dan direfund, kemudian di bandara saat menuju boarding gate roda koper milikku patah, dan dalam perjalanan dari bandara menuju resor ban mobil taxi online yang aku gunakan terkena ranjau paku dan berakhir bocor. Sungguh mengherankan, bagaimana caranya saat ini aku bisa berakhir sampai di resor dengan selamat.
Sekarang, aku sedang berada di poolbar dan mencoba menikmati segelas Mojito dengan harapan dapat menenangkan rasa patah hati yang masih dapat aku rasakan. Bagaimana tidak hubunganku dengan -ah menyebut namanya saja aku tidak kuasa, dengan mantan kekasihku itu sudah terjalin selama 7 tahun lamanya dan bahkan aku sudah mengikatnya dalam pertunangan, dan untuk merayakan hal tersebut aku mempersiapkan liburan ini.
Memang jangka waktu antara hari pertunangan dengan liburan kami terpaut sangat jauh karena firma arsitek yang kumilliki sedang banyak-banyaknya project dan memaksaku harus mengundur-ngundur tanggal cutiku. Jika saja aku bisa lebih memprioritaskan dirinya dibanding pekerjaanku, mungkin dia tidak akan bosan dan berpaling ke orang lain yang bisa menemaninya setiap saat. Jika saja aku sadar lebih awal jika ikatan pertunangan tidak bisa menghentikan tindak perselingkuhan begitu saja. Apalagi pertunangan diantara 2 wanita di negara ini masih terkesan tidak resmi karena hanya teman-teman kami yang hadir, dan tidak dengan keluarga.
Bersyukur tidak banyak orang di sekitar sini. Mengingat ini terlalu terlambat untuk berendam pagi dan terlalu awal untuk mulai berjemur, kebanyakan dari mereka mungkin sedang sarapan atau bersantai di kamar mereka. Dapat terlihat di saat ini hanya ada sepasang lansia berjemur di sisi seberang kolam renang, ada dua anak mungkin umur 5 tahun yang sedang bermain lempar bola di area dangkal dan seorang wanita dengan jarak 3 kursi di sisi kananku yang terlihat sangat familiar. Dia sedang melahap pasta dan semakin diperhatikan aku merasa seperti aku mengenalnya.
Saatku menengok untuk kesekian kalinya, kami berdua secara kebetulan melakukan kontak mata, dan dia memberikan senyum yang cerah, sebelum kembali ke hidangannya.
Hal ini terjadi beberapa kali di hari-hari berikutnya, dan bisa dibilang sudah menjadi sebuah rutinitas diantara kami berdua. Setiap kali melihatnya, ada perasaan bahwa aku mengenalnya. Tapi siapa?
Pada hari kelima liburan ini, aku sedang makan malam di restoran resor. Huft jika saja ada dia, malam ini jadwal kami candlelight dinner di sisi lain restoran dengan pemandangan laut lepas yang memanjakan mata. Tapi untuk apa aku makan sendirian di tepi bukit? Aku bisa saja merelakan candlelight dinner itu, tapi setelah dipikir ulang aku merogoh kocek yang lumayan tinggi untuk itu mau tak mau aku reschedule menjadi hari terakhirku di sini.
Selama lima hari ini aku tidak pernah keluar resor, hanya bermuram durja di kolam renang, di taman, dan di kamar. Apa gunanya liburan dan berkeliling jika tidak ada orang yang menemani?
Aku mengambil ini dan itu dari prasmanan, hanya menghindari udang yang terlihat agak abu-abu dan cokelat yang kusimpan untuk nanti. Aku memilih meja di tengah-tengah restoran dan membelakangi bukaan kaca yang mengarah langsung ke luar, pemandangan outdoor dengan objek meja yang seharusnya aku gunakan cukup mengiris hati. Dan di saat ini aku benar-benar sendirian, hanya meratapi sepi.
Karena posisiku mengarah ke dalam restoran aku dapat melihat orang yang juga makan di restoran malam ini. Dan wanita itu, wanita yang berbalas senyum di poolbar beberapa hari belakang mulai memasuki area restoran, yang membuatku bingung Ia datang seorang diri, karena sebelumnya aku melihat dia dengan seorang pria berambut pirang beberapa kali saatku melakukan rutinitas merenungkan diri. Sepenglihatanku juga dia tidak makan di sini selama dia berada di resor, tidak pernah sekali pun kami berpapasan di restoran ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Architecture of Greecyn Love
Short Story"Kamu kan arsitek, pasti udah ada gambaran rumah impian kamu kan? Kamu maunya rumah yang kayak gimana?" "Rumah impian aku yang ada kamu di dalamnya" Berisi oneshot atau beberapa cerita tentang universe GreeCyn with Arsitektur theme. Cr to TAOL for t...