Part 08

302 37 10
                                    

Gamaliel saat ini tengah duduk sambil menundukkan kepalanya diatas ranjang pasien dengan Daddy dan kakaknya yang duduk disamping brankar.

"Aku minta maaf," ucap Gamaliel dengan kepala yang masih menunduk.

"Bisakah kau berhenti untuk meminta maaf?" Ucap Bastian dengan dingin. "Aku sudah jengah mendengarnya!" Gamaliel semakin menunduk mendengar suara yang terdengar dingin itu, dia tidak berani mengangkat kepalanya dan menatap dua pria itu.

"Aku sudah merepotkan kalian," sambungnya lagi.

"Makanya jangan sakit, biar tidak merepotkan!" Tubuh Gamaliel menegang saat sang Daddy tiba-tiba bersuara.

"Tidak bisa, da-ddy," ucapnya dengan suara yang tercekat saat menyebutkan kata daddy.

'Aku juga tidak ingin sakit, tapi kalian selalu menyakitiku. Jadi bagaimana caranya agar aku tidak sakit lagi? Semua manusia pasti akan merasakan sakit, kecuali jika sudah berpulang,' batin Gamaliel, dia tidak berani mengatakan hal itu secara langsung.

"Istirahatlah, sore kau sudah boleh pulang!" Ujar Mike yang sama sekali tidak memiliki balasan untuk ucapan Gamaliel tadi.

Gamaliel mengangguk kecil, kemudian memperbaiki posisi tidurnya, tapi dia tiba-tiba dikejutkan dengan Daddy nya yang membantunya untuk mengatur posisi tidur dan menaikan selimut.

"Ter-imakasih," ucap Gamaliel dengan gugup, rasa takut dihatinya masih ada, apalagi saat melihat sang Daddy.

"Tidurlah!" Ucap Mike, membuat Gamaliel langsung menutup matanya, takut jika terus-menerus melihat sang Daddy.

'Kenapa daddy menyentuhku? Biasanya dia tidak sudi.' batin Gamaliel.



🔹💠🔹



Gamaliel membuka matanya, dia saat ini berada ditempat asing, membuatnya memicingkan matanya.

"Dimana ini?" gumamnya.

Dapat dia lihat tanaman bunga yang memenuhi tempat itu sejauh matanya memandang, dengan dihiasi oleh ribuan kupu-kupu yang berterbangan.

"Indah, dan terasa damai..." Gamaliel menutup matanya, merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya.

"Liel..."

Pemuda itu terlonjak kaget saat sebuah suara memanggil namanya, tapi dia sepertinya mengenali suara itu. Suara yang sudah lama tidak dia dengar, suara yang telah lama dia rindukan.

"Mommy," dia membuka matanya dan langsung menoleh kebelakang.

Degh!

Matanya bertemu dengan netra seorang wanita berparas anggun dengan senyuman sehangat mentari.

"Anak mommy..." wanita itu merentangkan tangannya, membuat sang empu segera berlari masuk kedalam pelukan sang mommy.

"Aku kangen sama Mommy, kangen banget..." Gamaliel tau ini hanyalah mimpi, namun pelukan ini terasa sangatlah nyata.

"Mommy juga kangen sama kamu, sayang." balas Helina sambil tersenyum manis.

"Peluk aku lebih lama, mom!" lirih Gamaliel, membuat Helina semakin memeluk erat putranya.

"Bagaimana kabarmu, nak?" tanya Helina ditengah-tengah pelukan mereka.

"Tidak bisa dikatakan baik, mom!" Gamaliel menjawab dengan jujur, membuat Helina tersenyum manis.

"Maka semuanya akan membaik dalam waktu dekat," ucap Helina membuat Gamaliel melonggarkan pelukan mereka dan menatap lekat wajah manis sang mommy.

 Son Of A MurdererTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang