42

254 31 6
                                    

Zuohang sedang berjalan di mall sendirian. Zuohang sebenarnya telah mengundang Zeyu dan Xinhao namun undangannya ditolak karena mereka berdua memiliki tugas yang harus diselesaikan.

Zeyu dan Xinhao telah melarang Zuohang pergi ke mall sendirian, namun Zuohang yang keras kepala melebihi dari siapapun tetap bersikeras untuk pergi ke mall sendirian sore itu.

Setelah hampir satu jam berbelanja, Zuohang memutuskan untuk makan dulu sebelum pulang. Saat dia asyik melihat-lihat menu di restoran untuk dia makan, dia mendengar suara seseorang memanggilnya,

"Zuohang!"

Zuohang menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Dia tidak dapat melihat dengan jelas pria yang memanggilnya. Setelah orang tersebut mendekatinya, barulah dia mengenali siapa orang tersebut.

"Kak Zhenyuan?"

Pria itu menganggukkan kepalanya mengiyakan dengan kata-kata Zuohang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria itu menganggukkan kepalanya mengiyakan dengan kata-kata Zuohang. Zuohang meminta Zhenyuan untuk duduk di depannya. Kalian pasti penasaran dengan sosok Zhenyuan yang tiba-tiba muncul dan mengenali Zuohang, serta Zuohang yang sekilas bisa mengenali dirinya.

Zhenyuan adalah kakak kelas Zuohang di SMA Fengjun tempat dia belajar saat ini. Bagaimana keduanya bisa dekat? Jawabannya adalah Zhenyuan adalah satu-satunya kakak kelas di sekolahnya yang sering membantunya ketika dia dibuli. Zhenyuan tidak pernah merasa jijik atau terpaksa membantu Zuohang.

Zuohang pernah bertanya kepada Zhenyuan mengapa dia bersedia membantu Zuohang. Namun, jawaban Zhenyuan sangat sederhana, karena dia menganggap Zuohang sebagai adiknya. Pasalnya, kepribadian Zuohang sama persis dengan kepribadian mendiang adiknya. Adik laki-lakinya meninggal karena dibuli oleh teman-teman sekolahnya. Jadi Zhenyuan tidak ingin Zuohang mengalami nasib yang sama seperti adiknya. Itu sebabnya, dia selalu melindungi Zuohang semaksimal mungkin saat Zuohang ditindas.

"Sudah lama sekali kita tidak bertemu adik kecil," kata Zhenyuan sambil membelai kepala Zuohang dengan lembut. Zuohang yang mendengar ucapan Zhenyuan langsung cemberut karena

"Ihhh kakak! Aku bukan adik kecil lagi lho! Aku sudah besar!" Zuohang merengek. Zhenyuan yang melihat itu tertawa terbahak-bahak karena sungguh, bagaimanapun juga, wajah cemberut Zuohang adalah favorit Zhenyuan.

"Ihhh kakak! Mengapa kamu tertawa? Benar, Zuohang sudah besar dan tinggi!" lanjut Zuohang.

"Ya...ya, adikku besar dan tinggi, tapi kakak lebih tinggi!" ucap Zhenyuan yang setuju dengan ucapan Zuohang namun menambahkan sedikit usikan di akhir kalimatnya.

"Ishh kakak! Nyebelin amat!" Zuohang marah tapi bukannya terlihat galak, dia malah terlihat menggemaskan. Zhenyuan yang tidak tahan dengan kelucuan Zuohang mencubit pipi Zuohang. Mereka lalu ngobrol sambil makan hingga akhirnya Zuohang pamit pulang.

Tanpa sepengetahuan mereka berdua, terutama Zuohang, seseorang telah merekam semua percakapan dan tindakan Zuohang dengan Zhenyuan. Setelah memastikan mereka berdua pergi, orang tersebut segera melaporkan hal tersebut kepada majikannya.

"Kamu benar-benar ingin bermain kelinci manis!" ucap salah satu dari mereka setelah melihat laporan yang diberikan oleh kedua anak buahnya.

.

Zuohang kembali ke apartemennya setelah selesai berbelanja. Ya, kalian tidak salah membacanya. Zuohang kini tinggal sendirian di apartemennya yang diberikan oleh Chengxin bersamaan dengan ulang tahunnya yang ke-18. Chengxin tidak mempermasalahkan Zuohang ingin tinggal di apartemen itu karena setiap akhir pekan Zuohang selalu menghabiskan waktu menginap di rumah mereka.

Zuohang berjalan perlahan menuju apartemennya karena entah kenapa, dia merasa tidak nyaman sejak tadi. Zuohang merasa sesuatu yang buruk akan terjadi tetapi itu tidak buruk dalam hal mengancam nyawanya. Jelas sekali, nalurinya mengatakan bahwa dia dalam bahaya. Nalurinya semakin kuat ketika ia memasuki apartemennya.

Zuohang meletakkan tas belanjaannya di sofa ruang tamu. Dia kemudian berjalan ke tombol untuk menyalakan lampu. Namun, sebelum dia sempat menekan tombol lampu, seseorang membiusnya. Kesadaran Zuohang perlahan mulai menghilang.

Sebelum dia benar-benar pingsan, Zuohang melihat ada dua orang yang sedang menatapnya. Zuohang mampu menangkap seringai dari keduanya hingga akhirnya pingsan karena dibius.






































Kalian dapat tebak siapakah yang membius Zuohang? Cuba kalian kongsikan dengan min.

Btw selamat membaca semua. Jangan lupa vote dan comment readers tersayang. Sampai jumpa di next chapter

Transmigrasi ZuohangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang