----
Callum bergegas keluar dari ruangannya, napasnya tersengal-sengal saat ia tiba di lounge kantor, tempat Luke dan Tyler duduk santai. Wajahnya tegang, penuh kepanikan.
"Asher! Di mana Asher?!" serunya, suaranya tergesa-gesa.
Luke dan Tyler saling bertukar pandang, jelas kebingungan dengan situasi yang tiba-tiba tegang ini.
"Eh, kenapa pak Callum?" tanya Tyler, mengangkat alis.
Luke berusaha bangkit dari sofa, mengerang pelan saat mencoba berdiri. Namun, begitu ia menegakkan tubuhnya, rasa sakit menjalar di pinggangnya. Dia mencengkeram sisi tubuhnya, mengerutkan kening.
"Aduh... sial, pinggangku lagi," gumam Luke, meringis. Ia nyaris ambruk kembali ke sofa, tetapi Tyler dengan sigap menahan bahunya, memaksanya duduk.
"Udah, lu diem aja, gue yang urus," Tyler berkata sambil menepuk pundak Luke dengan tegas. Lalu, ia mengalihkan pandangannya kembali ke Callum, wajahnya serius.
"Kenapa anda nyariin Asher, Pak?" Tyler bertanya, kali ini suaranya lebih tenang namun tetap penuh rasa ingin tahu.
Callum menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya berbicara. "Tadi dia tiba-tiba mual dan lari keluar dari ruangan saya."
"Mungkin dia ke kamar mandi. Mau saya cariin?" tawar Tyler, sedikit cemas.
Namun sebelum Tyler sempat bergerak, Asher dan Isabella muncul, berjalan perlahan menghampiri mereka. Asher tampak pucat, berpegangan erat pada lengan Isabella seolah membutuhkan dukungan.
"Asher, lu kenapa?" tanya Luke, matanya mengerut khawatir.
Asher menghela napas berat, lalu menjatuhkan diri di sofa di samping Luke. "Aduh, kayaknya gue masuk angin," ujarnya pelan, wajahnya masih terlihat pucat.
Callum berjongkok di depan Asher, meraih tangannya dengan ekspresi khawatir. "Ke dokter aja, ya? Aku gak yakin ini cuma masuk angin," katanya lembut, sambil memijat tangan Asher pelan.
Asher tersenyum lemah. "Cuma masuk angin, Cal. Percaya deh, nanti di kerok sama Luke juga sembuh."
Perkataan itu membuat Callum langsung tegang. Tatapannya berubah dingin, tidak suka. Di kerok sama Luke? Itu berarti Luke akan melihat tubuh Asher... Callum tak bisa membiarkan itu terjadi. Tidak, hanya dia yang boleh melihat Asher seperti itu.
Callum berusaha menenangkan diri, tapi pikiran tentang Luke yang menyentuh tubuh Asher terus mengganggunya. Dia tahu reaksi ini tidak masuk akal, tapi rasa cemburu itu sulit diabaikan.
"Asher, enggak, aku serius," Callum berkata, suaranya terdengar lebih tegas dari sebelumnya. Dia mencoba untuk tetap tenang, tapi genggamannya pada tangan Asher mengencang sedikit tanpa sadar. "Aku aja yang urus, atau kita langsung ke dokter. Aku yang anterin."
Asher menatap Callum dengan alis terangkat, sedikit bingung dengan perubahan sikapnya. "Callum, serius, gak usah repot. Luke juga bisa—"
"Tapi aku yang lebih tahu kondisi lu sekarang," potong Callum, suaranya sedikit mendesak.
Luke dan Tyler memperhatikan mereka dengan ekspresi bingung, jelas merasa suasana tiba-tiba berubah. Tyler mendekati Luke, menepuk pundaknya sambil berbisik, "Udah jangan ikut campur."
Luke mengangkat bahu, tersenyum kecut. "Iya, gue udah paham."
Isabella, yang sejak tadi diam di sisi Asher, ikut memperhatikan percakapan itu dengan tatapan curiga. Dia menangkap ketegangan yang tiba-tiba muncul di antara Callum dan Asher, lalu melirik Tyler dan Luke yang tampak bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caught in boss's grip (BL, END)
Teen FictionAsher Roth adalah seorang omega pria yang bekerja di sebuah perusahaan ternama. Hidupnya berjalan baik-baik saja hingga suatu hari, ia tiba-tiba mengalami heat, dan situasi tersebut diketahui oleh bosnya, Callum. Tanpa sepengetahuan Asher, Callum ma...