Part 09

296 33 8
                                    

Gamaliel diam sambil memandangi Bastian yang saat ini tengah sibuk dengan handphonenya tepat dikursi samping brankar nya.

"Kak, kakak pulang saja, aku tau kakak sibuk, kan?" Gamaliel merasa tidak enak karena Bastian yang sejak tadi menemaninya.

"Kamu ngusir aku?" Tanya Bastian dengan datar, membuat Gamaliel salah tingkah.

"B-bu-kan begitu kak... Aku pasti ngerepotin, kan?" Cicit Gamaliel.

Bastian menghembuskan nafasnya dengan kasar, dia juga tidak tau kenapa dia terus ingin berada disini, walaupun selalu saja ada suara-suara bisikan yang menyuruhnya untuk pergi darisana dan meninggalkan Gamaliel sendiri.

'Tidak, aku seperti ini karena aku hanya takut jika sewaktu-waktu dia meninggal saja, sama seperti waktu itu saat dia tiba-tiba drop!' dia selalu saja menentang suara hatinya yang berkata bahwa dia mulai peduli pada Gamaliel.

"Lebih merepotkan lagi, jika kamu yang tiba-tiba saja drop! Menyusahkan!" Ucap tajam Bastian pada Gamaliel.

"Kak, kalau aku boleh tau ... Apa yang sebenarnya terjadi padaku?" Tanya Gamaliel dengan ragu-ragu.

"Kau tiba-tiba mengalami kejang-kejang saat tidur dan berakhir koma," jawab Bastian dengan nada ketus.

"B-berapa lama?" Tanya Gamaliel.

"Hampir tiga bulan," Gamaliel hampir syok mendengarnya. Dia koma selama hampir tiga bulan? Pasti dia sangat merepotkan daddy dan kakaknya selama itu, dan... Pasti biaya rumah sakitnya telah memakan biaya yang sangat banyak.

"Maaf..." Gumam Gamaliel dengan sangat pelan, tapi Bastian masih bisa mendengarnya.

"Maaf kenapa?" Tanya Bastian sambil mengangkat satu alisnya.

"Maaf karena sudah merepotkan dan menyia-nyiakan banyak uang," Bastian terdiam mendengar hal itu.

'Menyia-nyiakan uang?' detak jantungnya menjadi sangat kencang saat mendengar hal itu.

'Apa dia tidak tau apa-apa tentang hal itu? Bisa-bisanya dia merasa seperti itu,' batin Bastian.

"Tidak masalah," balas Bastian.

"Aku janji akan ganti uangnya jika-"

"Cukup! Jangan pernah bermimpi untuk mengganti apapun!" Ujar Bastian dengan nada membentak.

"Kak-"

"Tidur!" Tegas Bastian.

"Aku minta maaf, kak..."

"Tidur Gama!" Gamaliel terlonjak kaget dengan bentakkan itu.

"Maaf..." Lirih Gamaliel sambil menunduk.

"Tidurlah," ucap Bastian dengan nada yang lebih lembut membuat Gamaliel seketika luluh. Dia memperbaiki posisi tidurnya, dan menutup mata walaupun dirinya masih belum benar-benar tertidur.

Bastian terdiam, memandangi wajah Gamaliel yang telah menutup matanya itu.

'Kau tidak mungkin telah peduli padanya, Bas!' tegas Bastian pada dirinya sendiri.






▪️◾◼️⬛◼️◾▪️






Gamaliel saat ini tengah melamun di atas tempat tidurnya sambil memandang ke arah jendela yang saat ini tengah menampakkan langit malam yang indah.

Bastian telah pulang sekitar setengah jam yang lalu setelah memastikan bahwa dia sudah makan malam.

"Tuhan, aku ingin berharap. Bolehkah?" Gumam Gamaliel.

 Son Of A MurdererTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang