Ketika Umemiya kembali ke mansion setelah perjalanannya, senyuman terbentuk di bibirnya saat dia mendengarkan Suo membaca cerita di ruang kerja bersama Madeline, Billy, Gypsy, dan Sally.
"Wanita tua itu membawa mereka ke dalam rumahnya memasakkan mereka dengan makan malam yang lezat Kemudian dia membawa mereka ke dua ke tempat tidur dan kemudian Hansel serta Gretel tidur dengan nyaman, Tapi, sialnya tanpa sepengetahuannya wanita Tua yang baik hati itu sebenarnya adalah seorang penyihir. Dia menggunakan rumahnya untuk menjebak anak-anak dan mengubah mereka menjadi boneka porselen"
"Maaf mengganggu" kata Umemiya saat memasuki ruang kerja.
"Tuan Umemiya-"
"Suo aku sudah bilang jangan memanggilku seperti itu."
"Aku minta maaf.. Umemiya"
"Itu lebih baik." Umemiya melebarkan senyumnya dan mendekat. "Bagaimana sikap mereka saat aku tidak ada?",
"Sangat baik, aku telah mengikuti peraturan dan semuanya menjadi sangat tenang."
"Aku senang mendengarnya."
"Hmm...aku kira Anda tidak membutuhkanku sekarang."
Senyuman Umemiya perlahan memudar, dia terdiam beberapa menit hanya mengamatinya.
"Sebenarnya minggu depan aku akan keluar lagi, akan melegakan jika kamu tetap disini."
"Oh, aku mengerti... Kalau begitu aku akan tinggal."
"Ya terima kasih, Dimana Sakura?"
"Di kamarnya."
"Oke, kamu bisa melanjutkan ceritanya, aku akan pergi menemuinya."
"Iya" Suo melihat kembali buku itu dan melanjutkan ceritanya. "Pagi telah tiba penyihir itu mengunci Hansel di dalam sangkar saat dia tidur..."
.
.
.
.
.
Umemiya berjalan menyusuri lorong panjang dengan langkah yang benar-benar santai, Dia harus menahan Suo cukup lama hingga Sakura kembali sepenuhnya.
Jika Suo berpikir untuk meninggalkan rumah setelah senja mustahil baginya untuk pergi, apalagi Sakura harus bisa lepas dari kutukan itu dan Dia tidak bisa mengizinkannya pergi dari rumah ini.
Umemiya sudah berada di depan pintu kamar Perlahan ia membukanya dan mendapati ruangan gelap itu hanya diterangi oleh sedikit sinar matahari yang berhasil menyelinap melalui tirai.
"Aku kembali Sayang."
"A-Aku senang" jawab sakura tidak terlalu serak dibandingkan sebelumnya dan dengan kata-kata yang lebih lancar. "A-Apakah kamu menemukannya?"
"Ya." Umemiya mendekat sampai dia duduk di kasur dan mendekatkan tangannya ke kulit Sakura yang kini bisa terasa lebih lembut dan hangat. "Aku membuatnya terbakar, dia memohon untuk hidupnya tapi aku memastikan dia mati."
“A-Aku senang mendengarnya.” Bibirnya sedikit melengkung ke atas membentuk senyuman jahat.
“Perubahannya hampir selesai, sayangku.” Umemiya mendekatkan wajahnya menyatukan bibirnya dengan bibir Sakura, merasakan rasa manis yang pernah dimiliki kekasihnya.
"A-Aku merindukanmu" gumam Sakura sambil memegang erat kemeja Umemiya di tangannya.
"Aku juga."
Jantungnya mulai berdetak lebih cepat pada saat yang sama napasnya menjadi tidak stabil, Bibirnya kembali menangkap bibir Sang kekasih dengan sensasi panas dan tak lama kemudian tangannya mulai menjelajahi tubuh yang saat ini pegang dalam pelukannya.
"U-umemiya.." Sakura menghentikan tindakannya. "A-Aku masih terlalu lemah"
"Aku minta maaf" Umemiya langsung meminta maaf dan mencoba mengendalikan dirinya, Untuk saat ini Dia harus puas dengan tindakannya, tubuh telanjang kekasihnya terlihat berkilau dengan butiran kecil keringat saat ia memandangnya dari atas.
mengingat rasa ciuman penuh gairah yang pernah mereka bagi dan sensasi indah belaian yang dibuat oleh tangan lembut yang dimiliki kekasihnya.
Tapi sebentar lagi mereka akan mengganti waktu yang lama dan Umemiya tidak perlu mengingatnya lagi karena Sakura akan bersama dalam bentuk semula bukan bentuk boneka.
Janlup Votenya yaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔❝DollHouse❞ || UmeSaku × SuoSaku
Подростковая литература>>END✓✓<< Apakah menurut kalian merawat beberapa boneka itu mudah? Hayato Suo memang memikirkannya Dan Tanpa Disadari, dia memasuki rumah boneka yang di dalamnya terdapat rahasia mengerikan. Akankah dia bisa mengetahuinya tepat waktu? "Satu kehidupa...