Setelah kelasnya selesai, Lola tidak sabar untuk mengajak Luna ke mall terbesar di New York.
"Lun, nanti kita ke mall ya?" ajak Lola dengan semangat.
"Ngapain?" tanya Luna polos, belum memahami rencana sahabatnya.
"Kita akan berbelanja dan pergi ke spa," jawab Lola dengan antusias.
"Spa? Mengapa tiba-tiba ingin pergi ke spa?" tanya Luna, merasa sedikit bingung.
"Karena aku butuh cara untuk merilekskan diri setelah ujian terakhir yang menegangkan," jelas Lola.
"Jadi, kamu mau ikut atau tidak?"
"Baiklah, aku ikut. Tapi aku berharap tidak ada kudanil yang harus dimandikan," balas Luna sambil tertawa.
"Tenang saja, kudanil tidak ada di mall. Tapi kita akan berbelanja barang-barang branded terbaru!" ucap Lola sambil mencubit lengan Luna dengan main-main.
"Ya ampun, Lola! Itu sakit!" seru Luna meringis.
Setelah obrolan kecil yang penuh canda itu, keduanya pun berjalan menuju pintu keluar aula sekolah.
Di depan aula, sudah menunggu Paman Jacob, yang bertugas sebagai supir pribadi Lola, bersama dua orang kepercayaan Tuan Ezra untuk menjaga putri semata wayangnya itu.
"Selamat sore, Paman Jacob," sapa Lola saat mendekati mobil.
"Selamat sore, Nona Lola Nona Luna. Ke mana kita hari ini?" tanya Paman Jacob sambil membuka pintu mobil.
"Kita ke mall, Paman. Ayo, cepat!" Lola menjawab ceria, diikuti oleh Luna yang masuk ke dalam mobil.Setelah semua berada di dalam, Paman Jacob memulai perjalanan menuju mall.
"Berapa lama kita akan berada di sana, Nona?" tanya Paman Jacob sambil menyetir.
"Kami akan menghabiskan waktu di spa dan kemudian berbelanja," jawab Lola.
"Baik nona , semoga kalian bersenang-senang," ucap Paman Jacob dengan senyuman.
Tak lama kemudian, mobil mewah yang dikendari oleh paman jacob pun berhenti mulus di depan lobi pusat perbelanjaan yang megah.
Lobi tersebut dipenuhi oleh pilar-pilar tinggi berlapis marmer putih, mengesankan kemewahan dan prestise. Kaca-kaca jendela besar memantulkan sinar matahari yang cerah, memberikan kilauan elegan yang membuat setiap pengunjung terpesona.
Tepat di atas pintu masuk utama, terpasang papan nama yang menakjubkan—huruf-huruf besar berlapis emas, berkilau mewah di bawah sinar matahari.
Tulisan itu berbunyi MARANZANO LUXURY PLAZA. Nama tersebut bukan hanya sekadar hiasan, tetapi simbol kekuasaan dan kekayaan keluarga Maranzano, khususnya Marella Eleonora Maranzano, pemilik tempat tersebut.
Setiap detail bangunan ini tampak memancarkan kemewahan, seolah-olah mengingatkan setiap orang yang lewat bahwa mereka memasuki wilayah kekuasaan seseorang yang tidak bisa dianggap remeh.
Maranzano? Apa itu?" tanya Lola penasaran sambil melirik Luna dan Paman Jacob saat mereka berjalan memasuki mall megah itu.
Luna mengerutkan kening, berpikir sejenak. "Aku juga tidak tahu. Tapi kalau ada yang bisa jawab, itu pasti Paman Jacob," ucapnya sambil mengelus dagu dan menoleh ke arah paman jacob.
Paman Jacob tertawa kecil sebelum memasang wajah serius. "Kalian ingin tahu tentang Maranzano?" ujarnya dengan nada rendah, matanya sedikit menyipit seolah menyimpan rahasia gelap. "Itu bukan nama yang bisa diucapkan sembarangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN MAFIA KEJAM ITU MILIKKU!!
Açãoini mencerminkan hubungan dinamis antara lola dan marella, dengan konflik dan misteri di sekitar hubungan mereka sebagai fokus utama. Kamu juga bisa mempertegas tema cinta terlarang dan tantangan yang muncul dari perbedaan usia dan latar belakang me...