"Gashadokuro katamu?!" Pekik Mafu tak percaya.
Dengan refleks yang tajam, ia melompat mundur tepat saat tangan raksasa Gashadokuro nyaris menghantamnya. Dalam sekejap, Soraru melesat dan menarik Mafu ke dalam pelukannya yang aman.
Kepanikan melanda seketika. Para yokai dan manusia yang berada di sekitar hutan berhamburan, berusaha kabur sejauh mungkin dari Gashadokuro yang kini berdiri tegak dengan ukuran yang mencengangkan. Mafu merasakan darahnya seolah membeku menyaksikan sosok yokai raksasa yang hampir setinggi gunung di hadapannya. Bahkan jiwa Seimei yang bersemayam dalam diri Mafu pun tak bisa menyembunyikan ketakutannya.
Soraru terbang bersama rekan-rekan mereka menuju sebuah bukit yang cukup jauh dari lokasi Gashadokuro. Di sana, mereka mencoba mengatur napas dan menenangkan diri, meski bayangan Gashadokuro masih membayangi pikiran mereka.
"Kita tidak bisa terus bersembunyi," ujar Urata memecah keheningan. Ia duduk bersila di samping Luz yang tampak gelisah. "Jika gerbang perbatasan menganggap Gashadokuro sebagai yang terkuat, bukan tidak mungkin ia akan mampu menembus ke dunia manusia."
Luz mengangguk setuju. "Benar. Kita harus melakukan sesuatu sebelum terlambat."
"Apa Gashadokuro memiliki kelemahan?" tanya Urata, matanya tertuju pada Mafu yang masih tampak pucat.
Mafu terdiam sejenak, mendengarkan suara Seimei yang bergema dalam pikirannya. Ia kemudian menggeleng pelan. "Seimei bilang... itu hampir mustahil. Energi jahat yang dimiliki Gashadokuro terlalu kuat. Ia kebal terhadap semua jenis serangan sihir."
Keheningan kembali menyelimuti kelompok itu. Namun, Mafu belum selesai berbicara. "Tapi... ada satu hal yang mungkin bisa melemahkan pergerakannya. Api penyucian."
"Api penyucian?" Soraru mengulang, alisnya terangkat penuh tanya.
Mafu mengangguk. "Ya. Api yang mampu memurnikan jiwa-jiwa manusia yang membentuk Gashadokuro. Mungkin itu bisa setidaknya memperlambat atau melemahkannya."
Soraru terdiam sejenak, otaknya berputar cepat. Tiba-tiba, matanya melebar seolah teringat sesuatu. "Shoyuusha!" serunya.
"Shoyuusha? Naga api itu?" tanya Luz, kebingungan.
Soraru mengangguk cepat. "Ya, dia memiliki kemampuan untuk menyalakan api penyucian. Aku mengurungnya dalam penjara airku sebelumnya."
Tanpa membuang waktu, Soraru memanggil kurungan air yang ia ciptakan. Dalam sekejap, muncullah bola air besar yang di dalamnya terdapat sosok Sakata, si naga api yang kini tampak lemah dan terluka parah.
"Astaga, dia sekarat!" seru Lon, bergegas mendekati kurungan air. "Cepat, keluarkan dia!"
Soraru mengangguk dan dengan satu gerakan tangannya, kurungan air itu lenyap. Sakata terjatuh lemas ke tanah, napasnya terengah-engah. Mafu segera berlutut di samping Sakata, tangannya terangkat di atas tubuh naga api yang terluka. Cahaya lembut mulai memancar dari telapak tangannya, perlahan menyembuhkan luka-luka di tubuh Sakata.
"Aku akan mencoba menyembuhkannya," ujar Mafu, keningnya berkerut dalam konsentrasi. "Tapi kekuatannya sangat lemah. Aku tidak yakin apakah dia akan mampu menggunakan api penyuciannya dalam kondisi seperti ini."
Sementara Mafu fokus menyembuhkan Sakata, sesuatu yang tak terduga terjadi. Di dalam alam bawah sadar Sakata, di mana jiwanya terkurung dalam kristal hitam pekat, Seimei berdiri di hadapan jiwa Sakata yang terkejut dengan senyuman lembut di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kioku no Sora || SoraMafu [ END ]
FantasyUtaite Fanfiction First book of Sore wa Ai to Yobudake Series Achira no Sekai, atau yang disebut sebagai dunia lain dimana makhluk selain manusia tinggal menjadi sebuah dunia yang tabu bila dimasuki manusia. Mereka yang tak sengaja menginjakkan kaki...