Angin malam bertiup kencang membawa aroma kematian yang pekat. Di bawah langit yang gelap, sekelompok tengu yang dipimpin oleh Urata mengepakkan sayap-sayap hitam mereka dengan gagah. Urata mengangkat tongkat komandomya tinggi-tinggi, suaranya menggelegar membelah kesunyian malam.
"SERANG!!" teriaknya lantang.
Pasukan tengu melesat maju dengan kecepatan luar biasa. Tombak-tombak mereka berkilauan ditimpa cahaya bulan, siap menghujam sosok raksasa yang menjulang setinggi pohon-pohon tertinggi di hadapan mereka. Namun, Gashadokuro hanya berdiri diam, tengkorak raksasanya seolah menyeringai mengejek. Ketika para tengu sudah berada dalam jarak serang, Gashadokuro membuka rahangnya lebar-lebar. Raungan mengerikan keluar dari mulutnya, membawa gelombang energi kebencian yang begitu pekat hingga udara seolah bergetar. Kutukan hitam menyebar seperti kabut beracun, membuat beberapa tengu yang terkena langsung jatuh dari langit dengan tubuh mengejang.
"Lindungi yang lain!" teriak sebuah suara feminim yang jernih.
Lon melompat ke depan dengan anggun. Cangkang gioknya bersinar kehijauan saat ia mengaktifkan kekuatan pelindungnya. Kubah energi suci terbentuk, melindungi sebagian besar pasukan dari serangan kutukan Gashadokuro. Namun, kekuatan yokai raksasa itu terlalu besar. Lon merasakan energinya terkuras dengan cepat.
"Bertahanlah, Umigame!" seru salah seorang tengu, berusaha membantu menopang kekuatan Lon.
"Bicara, sih, mudah— KYAAA!!"
Sayangnya, gelombang serangan berikutnya terlalu kuat. Kubah pelindung Lon retak, dan ia beserta beberapa tengu terhempas jauh ke dalam hutan gelap di bawah. Suara debuman dan retakan pohon terdengar saat mereka menghantam tanah.
"UMIGAME!!" teriak Luz yang sejak tadi mengawasi pertempuran. Mata emasnya berkilat marah. Kesembilan ekornya yang putih keperakan menyala terang, mengumpulkan energi spiritual yang luar biasa besar.
"Rasakan ini!!" Luz melepaskan tembakan api suci yang membelah langit malam. Api biru dan putih menyatu dalam tornado yang menghantam lengan kiri Gashadokuro, menghancurkannya hingga berkeping-keping.
Namun, kemenangan itu hanya sesaat. Gashadokuro mengeluarkan suara seperti tawa mengejek. Dari tanah di sekitarnya, tulang-tulang bermunculan dan melayang, menyatu membentuk kembali lengan yang telah hancur. Dalam hitungan detik, lengannya telah pulih sempurna.
"Dia sangat kuat," gumam Soraru, naga biru yang melayang di ketinggian sambil menggendong seorang pemuda berpakaian pendeta. "Mungkin akan ada korban disini."
Mafu menghela napas berat. "Kalau begitu, cobalah minimalkan."
"Tapi bagaimana? Haruskah kita buat strategi cadangan?"
"Tidak ada waktu," kata Mafu tegas. "Turunkan aku. Aku akan berteleportasi ke pantai dan menunggu kalian di sana. Kau bantu yang lain membawanya ke arahku."
Soraru menggeleng keras. "Terlalu berbahaya! Saya tidak bisa membiarkanmu sendirian!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Kioku no Sora || SoraMafu [ END ]
FantasyUtaite Fanfiction First book of Sore wa Ai to Yobudake Series Achira no Sekai, atau yang disebut sebagai dunia lain dimana makhluk selain manusia tinggal menjadi sebuah dunia yang tabu bila dimasuki manusia. Mereka yang tak sengaja menginjakkan kaki...