24 The Sky Dragon's Promise

48 4 0
                                    

"Mewakili nama Tuanmu yang agung, penuhilah panggilanku dan bumi hanguskan seluruh musuhku! Hyakki Yakou!!" Seru Seimei.


Dari ratusan pintu itu, satu-persatu yokai berterbangan dan melancarkan serangan mereka pada Gashadokuro yang menjerit kesakitan. Ratusan yokai yang di masa lalu dikatakkan takkan pernah bisa dikalahkan bahkan sebanding dengan pasukan Nurarihyon di belahan Achira no Sekai. Pasukan hyakki yakou yang terikat perjanjian dengan Abe no Seimei.


"SERANG!!" perintah Mafu dan Seimei bersamaan.


Langit malam yang seketika dipenuhi oleh ratusan yokai dari berbagai bentuk dan ukuran, bergerak bagai badai yang menghantam Gashadokuro. Soraru tersedu di tempat, menangis sejadi-jadinya dengan Lon yang masih terus menyembuhkannya, menatap ke arah pertempuran dengan mata yang juga berkaca-kaca. Urata, Luz, dan juga Sakata yang masih bertahan menyaksikan pertempuran itu dengan wajah tertekuk.


"Memanggil yokai saja bisa sampai pingsan berhari-hari, tapi sekarang memanggil jiwa Seimei? Brengsek." Urata menutup kedua matanya dengan tangannya. " ... apa aku benar-benar selemah ini?"


Di belakang Lon, Luz sudah tidak bisa mengendalikan isakannya. Begitupun Sakata yang menutup kedua mata dengan lengannya dan tergugu putus asa. Tidak ada satupun di antara mereka yang merasa senang karena telah dilindungi oleh Tuan mereka, karena mereka sangat mengetahui betapa berat sekaligus beresikonya tindakan yang dilakukan Mafu.


Mengubah jiwa dari kehidupan di masa lalu menjadi yokai roh, bahkan Dewa di balik langit sana juga takkan bisa terkejut hingga mata mereka keluar dari rongganya.


Lon yang sempat mengamati pergerakan pasukan hyakki yakou dalam formasi rumit di udara tanpa sengaja bertemu pandang dengan Mafu yang masih melayang di udara. Tak lama setelah mata mereka bertemu, Mafu tampak mengatakan sesuatu pada Seimei sebelum kemudian pergi meninggalkan Seimei lalu menghilang begitu saja. Seimei pun mulai melantunkan mantra kuno, menciptakan segel-segel spiritual yang mengurung pergerakan Gashadokuro. Ratusan yokai di bawah komandonya bergerak dalam harmoni sempurna, masing-masing menyerang dengan kekuatan unik mereka.


Di tengah pertempuran dahsyat itu, Mafu yang muncul di pesisir pantai membuat semua orang terkesiap dengan mata sembab. Bingung dengan situasi yang terjadi, Mafu mengernyit heran. "Apa-apaan? Kalian kelilipan pasir pantai?"


Soraru yang langsung menegakkan tubuhnya meraih tangan Mafu dan menarik pemuda itu ke dalam pelukan erat. Semakin terkejut karena naga biru yang biasanya tenang itu kini menangis keras, Mafu yang kurang lebih bisa menebak menghela napas pelan seraya menepuk-nepuk punggung Soraru.


"Sebenarnya siapa yang kamu tangisi? Aku atau Seimei?"


Tidak segera menjawab, Soraru membenamkan wajahnya di bahu Mafu dan melirih sedih. "Kita belum lama bertemu ... aku belum mengetahui banyak hal tentangmu. Makanya ...!"


"Beraninya kamu bilang begitu tapi sudah menciumku?"


"Itu, kan, hanya pengobatan!"


Mendengkus pelan, Mafu mengusak kepala Soraru beberapa kali sebelum kemudian mengalirkan kekuatannya pada Soraru. Baru naga biru itu akan menolak, Mafu menyela dengan cepat.

Kioku no Sora  ||  SoraMafu [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang