00 An Infinite Waiting

46 3 7
                                    

Pemandangan itu akan selalu sama dimatanya. Hari dimana dia kembali bertemu dengan sosok yang ia anggap bertanggung jawab karena telah meninggalkannya dengan penyesalan tak terhingga itu malah terasa amat asing. Meski dia menyadari dengan jelas kalau pemuda putih yang terperangkap dalam penjara itu adalah sosok yang sama dengan Tuannya, akan tetapi dia benar-benar tidak mengenali individu yang jelas masih memiliki kekuatan yang sama. Justru, dia merasakan adanya emosi asing yang seakan menyetrum hatinya dan memunculkan sesuatu yang tak bisa dia jelaskan. Pada detik itu dia menyadari kalau sosok ini bukanlah Tuan yang dia kenal.


"Kalau kau memang lebih kuat, kenapa tidak bawa saja aku pergi? Apa kau jauh lebih lemah dari mereka?"


Pemandangan itu akan selalu sama dimatanya. Bagaimana sosok yang begitu rapuh bagai arang itu tak pernah mengalihkan pandangannya pada musuh dan mengumpati mereka dengan suaranya yang bagai angin musim semi. Dia bahkan tidak terasa memiliki rasa simpati saat menyaksikan yokai yang terbakar dan terbunuh. Bersamaan dengan yokai kuat muncul untuk mengincar nyawanya, sosok kecil yang berlindung dalam pelukannya itu memutuskan untuk bertaruh demi bertahan hidup. Dengan cepat sosok yang mudah hancur itu beradaptasi, bahkan tidak perlu satu hari penuh untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Malah dirinya lah yang terseret dan mulai penasaran dengan sosok yang menyerupai Tuannya ini. Agar tidak membuat sosok ini merasa tidak nyaman, dia memutuskan untu berbohong dan berkata kalau dirinya dan Tuan lamanya memiliki semacam hubungan. Meski pada akhirnya pemuda putih itu salah paham dan mengira dirinya sebagai keturunan Tuannya, namun itu lebih baik daripada menyamakan sosok itu dengan Tuannya. Entah apa alasannya, dia merasa tidak nyaman untuk menyamakan keduanya.


Manik birunya secara otomatis tertuju pada surai putih pemuda yang sibuk memasak di dapur sederhana buatannya. Tidak ada hal khusus yang pemuda putih itu lakukan selain memotong sayuran, daging, dan mencampur berbagai jenis bumbu ke satu wadah yang dipanaskan dengan api dari bawahnya. Akan tetapi, dia benar-benar terpaku oleh pemandangan sederhana itu dan entah mengapa dia ingin melihat pemuda putih itu membuat hal lain yang lebih menarik lagi dengan wadah besi di tangannya itu .


Aah, sungguh. Entah sejak kapan dia dibuat tak bisa berpaling sedikitpun. Meski dia tahu dengan jelas kalau pemuda putih itu berbeda, namun dia menaruh harapan kalau kekuatan Tuannya yang bersemayam dalam dirinya dapat digunakan sebagaimana mestinya seperti sebelumnya. Karena dari milyaran manusia yang diciptakan, Tuannya telah ditakdirkan untuk menjadi pelindung dua alam. Akan tetapi dia disadarkan oleh kenyataan kalau pemuda putih itu benar-benar berbeda. Dia jauh lebih lemah. Jauh dari kata sanggup untuk mengemban nama-nama yang terukir dalam buku perjanjian, yang mana hal itu membuatnya terguncang. Untuk pertama kalinya dia merasakan ketakutan yang jauh lebih besar dari saat dia takut gagal menyelamatkan Tuannya dari kematian.


Meski begitu ... pemuda putih nan lemah itu tidak pernah diam, ia selalu berusaha melakukan apa yang dia bisa. Agar dapat bertahan hidup di tengah ancaman dari seluruh dunia yokai, pemuda putih itu tidak pernah berhenti untuk melangkahkan kakinya ke berbagai medan demi mencapai hal yang dia inginkan,


Bahkan jika ... mempertaruhkan hidupnya dapat meningkatkan kesempatannya, ia akan melakukannya.


Cahaya mentari menyusup dari sela-sela pepohonan. Tepat menyinari seorang pria yang menyandarkan punggungnya di bawah pohon sakura. Memangku sosok pemuda putih yang masih terlelap dalam damai, pria itu menyelimuti tubuh pemuda putih dengan jaket agar tidak kedinginan. Pria itu tidak terusik sedikitpun walau ada beberapa burung pipit yang menumpang singgah di bahu atau kepalanya. Entah sudah berapa lama waktu berlalu, pria itu tidak memedulikan situasi dunia saat ini. Yang dia pedulikan hanyalah tangan dalam genggamannya dan memeluk erat pemuda putih yang entah kapan membuka matanya kembali. Lagipula, segala hal telah terjadi bukan hanya sebuah kenangan, melainkan cerita indah yang sedang tertunda.


Pria itu memutuskan untuk ikut bertaruh pada kebahagiaan yang entah kapan terjadi di masa depan.







Sore wa Ai to Yobudake Series

Main Pair

SoraMafu

Kioku no Sora

[ END ]

Kioku no Sora  ||  SoraMafu [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang