HAII semuanya selamat membaca part ini semoga suka tolong vote, komen dan sharenya juga😍
Gimana perasaan kalian setelah update lagi partnya
Jam berapa di sana kalian dapet notifikasinya
Happy reading semuanya💓
2 HEAVEN
Seorang pria baru saja keluar dari mobilnya sambil membenarkan jam tangan dan jasnya. Tampak berkharisma. Ia lalu masuk melewati lobby—di samping-sampingnya sudah berjejer reporter beserta wartawan yang siap mewawancarainya untuk mengambil gambarnya sebagai headline news namun para penjaga di sana menghadangnya.
Septian Aidan Nugroho masuk bersama dengan beberapa orang yang ia percayai di tempat ini setelah mendengar banyak sekali suara jepretan di luar sana untuknya.
"Jam berapa?"
"Jam sembilan," jawab sekertarisnya.
Septian menganggukan kepalanya. "Nanti saya ke ruangan meeting."
"Tolong catat siapa saja yang datang nanti."
"Gue yang dateng," Byan menyapa Septian. Teman sekaligus relasinya. "Gue tunggu nanti di ruangan meeting."
Setelah berpesan pada sekretarisnya. Septian lalu masuk disambut sangat hangat oleh orang-orang yang ada di sini. Sambil menunggu jam sembilan. Ia harus sign beberapa dokumen dulu. Untuk itu ia butuh waktu untuk membaca dan mempelajarinya lalu menandatanganinya. Septian memang dikenal sangat teliti jika ingin menandatangi sesuatu.
Ketika berdiri di sendiri di ruangan. Septian melihat ke arah mejanya. Lalu melihat ke sebuah pigura kecil. Pigura itu adalah foto ia bersama dengan kekasihnya. Orang yang ia cintai.
Septian bertanya-tanya di mana kekasihnya itu bisa ia temui nanti?
****
"Kak Jihan! Kok sendirian ke butik?" tanya Arin.
Seorang perempuan menolehkan kepala padanya.
Jihan Halana—perempuan manis dengan senyum cerah itu lalu mendekati Arin dan memeluknya. Mereka memang cukup dekat karena Jihan perlu berbagi banyak hal dengannya termasuk dengan bagaimana keadaan dan hidup di keluarga Septian.
"ARIN! Kamu di sini juga?" tanyanya.
Arin pacar Biru itu menganggukan kepalanya dengan antusias. "Lagi cari dress ya kak?"
Jihan hanya melirik Arin membuat Arin terkejut karenanya.
"Jangan bilang kalau—"
Jihan hanya mengulum senyum karenanya.
"KAK SERIUS?? SERIUSSS?"
"Apa Arin? Kamu aja belum ngomong."
"Aku ke sini karena mau nepatin janji sama designernya. Ini lagi nunggu Septian. Dia belum dateng juga. Mungkin dia kejebak macet. Soalnya arah dari kantor ke sini kan emang arah macet-macetnya. Padahal dia udah jalan dari tadi." Jihan menjelaskannya pada Arin membuat Arin langsung mengerti karena tadi Jihan menyebut pasangan itu membuat janji dengan designernya langsung.
Designer butik ini adalah lulusan Paris. Sering merancang gaun-gaun untuk acara-acara besar.
"Good luck kak," Arin menatap Jihan dengan mata kagum sambil memegang kedua tangannya.
"Makasi Arin."
"Mau bikin baju berdua aku udah tau arahnya kemana." Arin nyengir pada perempuan itu.
"Biru mana?" tanya Jihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPTIANJIHAN: The Man
RomanceSTORY II of Septian Aidan Nugroho and Jihan Halana after marriage