Malam itu, setelah perbincangan hangat dan makan besar bersama keluarganya, Takumu merasa jiwanya sedikit lebih tenang. Namun, pikirannya masih terus berkecamuk, terutama tentang duel yang akan dia hadapi keesokan hari. Ia memilih keluar dari ruangan, melangkah pelan menuju halaman belakang istana, dan menatap langit yang dipenuhi bintang-bintang.
Angin malam yang sejuk menyapu wajahnya, membawa aroma tanah dan pepohonan yang segar. Di tengah ketenangan malam itu, Takumu mendongak, merenung di bawah langit yang luas. Cahaya bintang tampak berkilauan, seakan mencoba memberikan kekuatan kepadanya di saat hatinya terasa berat.
"Kenapa terasa seperti mimpi yang panjang?" gumamnya pelan. Semua peristiwa, dari reinkarnasinya hingga pertemuan kembali dengan keluarganya di dunia ini, seolah tak pernah ia bayangkan bisa terjadi.
Langkah ringan terdengar dari arah belakang, memecah keheningan. "Takumu-san?" suara lembut Ayumu terdengar, membuat Takumu menoleh.
"Oh, Ayumu-san... kamu juga belum tidur?" tanya Takumu, sedikit tersenyum.
Ayumu menghampirinya, matanya juga mengarah ke langit, namun perhatiannya tetap terfokus pada Takumu. "Aku tak bisa tidur. Ada terlalu banyak yang dipikirkan," ucapnya dengan senyum tipis, kemudian berdiri di samping Takumu.
Takumu tertawa kecil, meski sedikit getir. "Ya, aku juga merasa begitu. Banyak hal yang terjadi akhir-akhir ini."
"Aku yakin kamu bisa menghadapi semua ini," kata Ayumu dengan suara yang lembut namun tegas. "Aku tahu kamu sudah banyak berjuang. Semua yang kita lalui bersama membuatku percaya, kamu lebih kuat dari yang kamu kira."
Kata-kata Ayumu memberikan kehangatan yang tak terduga di hati Takumu. "Terima kasih, Ayumu-san. Dukunganmu berarti banyak untukku," ucapnya, lalu menunduk sedikit, merasa haru.
Ayumu tersenyum, kemudian menatap bintang-bintang. "Kita sudah melalui banyak hal, Takumu-san. Aku juga ingin mengatakan sesuatu padamu ..." ucap Ayumu.
Takumu menoleh dengan rasa ingin tahu, menunggu Ayumu untuk bicara. "Katakan saja," ucapnya lembut.
Ayumu menarik napas dalam-dalam dan mengangguk. "Kamu tahu, Celestine memintaku untuk melepaskan diriku dari Arthur," katanya pelan.
Takumu mengernyit, kaget. "Apa maksudmu? Jadi kamu akan berpisah dengan Raja?" tanyanya.
Ayumu mengangguk lagi, matanya menatap ke arah Takumu dengan keyakinan. "Dengan perubahan yang terjadi pada diriku, aku sudah bukan Misha yang dulu. Aku sekarang adalah Ayumu, seorang High Elf. Dan... ada satu hal lagi yang ingin kukatakan."
Takumu merasakan detak jantungnya semakin cepat, tapi dia tetap diam, memberi Ayumu kesempatan untuk melanjutkan.
"Aku mencintaimu... dan aku ingin kamu menikahiku suatu saat nanti," ucap Ayumu tegas, meski wajahnya sedikit memerah.
Takumu terdiam, matanya membelalak saat kata-kata Ayumu perlahan menyerap ke dalam dirinya. Angin malam yang sejuk menerpa mereka, namun Takumu merasakan panas di dadanya, bercampur dengan debaran jantung yang tidak terkendali. Dia menatap Ayumu, gadis yang dulunya dia kenal sebagai Misha, yang kini berdiri di depannya sebagai High Elf dengan cahaya bintang yang memantulkan keindahannya.
"Menikah...?" gumam Takumu pelan, hampir tak terdengar. Dia menatap mata Ayumu yang bersinar penuh harap, namun juga dengan sedikit kegelisahan. Seakan takut akan jawaban yang mungkin dia terima.
Ayumu menunduk, wajahnya semakin memerah, tapi suaranya tetap tegas. "Iya... aku tahu mungkin ini terlalu cepat. Tapi... setelah semua yang kita lalui, setelah melihat siapa dirimu sebenarnya, aku tidak bisa menyangkal perasaan ini lagi. Takumu, sejak pertama kali kau menyelamatkanku, aku tahu... ada sesuatu yang lebih dari sekadar hubungan di antara kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead or Alive in Second Life : RE
Viễn tưởngBercerita tentang anak SMA biasa bernama Takumu Hiyoshi yang di reinkarnasikan sebagai World Order yang baru. Demi menjaga tatanan di sana, Takumu menyembunyikan identitasnya dengan Bereinkarnasi kembali menjadi anak dari kepala desa di wilayah Nord...