Happy reading
***
Pagi di kediaman keluarga Mo.
Beberapa menu hidangan untuk sarapan telah tertata rapi di atas meja. Tuan dan Nyonya Mo kini tengah menuruni tangga menuju ke meja makan, dimana di sana Mo Xuanyu sudah duduk menunggu mereka.
Ketiga memulai sarapan dengan tenang, namun sesekali nyonya Mo akan melayangkan pandangannya pada kursi kosong yg ada di sebelah Mo Xuanyu. Itu adalah kursi yg biasanya Xiao Zhan duduki saat berada di meja makan, meski pemuda itu sangat jarang sarapan bersama dengan mereka tapi jika ada kesempatan Xiao Zhan pasti akan duduk di sana.
Perasaan Nyonya Mo pun terasa tak menentu, meski ia baru sebentar mengenal pemuda itu, tapi Xiao Zhan adalah putra kandungnya, putra yg ia lahirkan dari rahimnya sendiri, dan sebagai seorang ibu ia tentu merasa tidak nyaman saat melihat kursi itu kembali kosong karena pemuda itu memutuskan pergi meninggalkan tempat ini. Nyonya Mo hanya bisa mendesah pasrah saat memikirkannya.
Mo Xuanyu menangkap gelagat aneh dari wanita di depannya, dan ia tidak bisa untuk tidak mengeratkan pegangannya pada sendok di tangannya saat melihat ekspresi nyonya Mo yg terlihat jelas sedang memikirkan putra kandungnya.
Mo Xuanyu merasa kesal. Selama ini ia sudah berusaha keras untuk lebih baik dalam segala hal untuk melampaui Xiao Zhan. Semua itu ia lakukan hanya agar ada dirinya seorang di mata kedua orang tua ini. Dan itu memang berhasil, tapi ia tahu seberapa keras ia melakukannya, tetap saja ia bukanlah putra kandung dari mereka, jadi keberadaannya disini sangatlah rawan, Xiao Zhan bisa kapan saja membuatnya terusir. Tapi, kemarin pemuda itu sudah pergi dan memutuskan hubungan kekeluargaan dengan keluarga Mo, bukankah seharusnya ia bisa merasa aman pada saat ini.
"Ayah, apa kau sudah melaporka kepergiannya saudara Zhan pada polisi? Saudara Zhan itu terlalu naif, aku yakin ia sebenarnya tidak ingin benar-benar pergi dari rumah ini, pasti pria itu yg sudah menghasutnya hingga ia berani berpikir seperti itu." Mo Xuanyu perlu mengatakan ini agar ia terlihat peduli dengan pemuda itu.
"Semalam aku sudah menghubungi polisi. Mereka akan segera menanganinya dan membawa anak itu kembali. Pria yg bersama anak itu sungguh sombong. Lihat saja bagaimana nanti saat polisi menjebloskannya ke dalam penjara. Apa ia masih bisa terus menyombongkan dirinya seperti itu?" Tuan Mo tidak bisa untuk tidak mengejeknya saat mengingat wajah pria menyebalkan itu.
"Semoga saudara Zhan segera bisa kembali ke rumah ini. Aku sangat menyayanginya, meski aku tahu ia tidak pernah menyukaiku." Mo Xuanyu memasang wajah terluka saat ini.
"Suatu saat ia pasti akan bisa menerimamu. Ia hanya butuh waktu." Nyonya Mo menenangkannya.
Ketiganya kembali melanjutkan sarapan dan tidak lagi membahas hal tersebut.
"Ada apa?" Tuan Mo menanyai pelayan yg tiba-tiba datang seolah ingin memberitahu sesuatu.
"Pihak kepolisian datang ingin bertemu dengan Anda."
"Suruh mereka menunggu di ruang tamu." Tuan Mo tidak merasa aneh saat mendengar ini, lagipula ia baru saja melaporkan seseorang pada mereka, dan mereka pasti datang menemuinya untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai Xiao Zhan.
Tuan Mo segera menyelesaikan sarapannya kemudian berjalan ke ruang tamu dengan di ikuti nyonya Mo dan Mo Xuanyu di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Wife. (End In Pdf.)
FanfictionWang Yibo memfokuskan jiwa dan raganya hanya pada militer. dalam benaknya, tidak ada sedikitpun keinginan untuk mencari pasangan apalagi untuk menikah dan memiliki keluarga. akan tetapi, orang tuanya tentu mencemaskan tentang kehidupan sang putra. m...