Butiran kristal es di bulan Desember jatuh pertanda musim dingin menghampiri, cerahnya langit tak menghalau udara dingin serta butiran salju yang menghujani bumi.Dinginnya suasana pagi itu tak mematahkan semangat seorang remaja 12 tahun dengan senyum secerah matahari. Wajah teduhnya menenangkan bak matahari tenggelam serta mata bulan sabit yang kala tersenyum mampu mengunci pandangan orang-orang.
Louise Faine Barrey namanya, anak yatim piatu juga pecinta karakter Lightning McQueen yang hanya tinggal berdua dengan kakeknya yang sudah berusia senja. Louise membantu bekerja di salah satu toko roti milik aunty Gracella. Jika ditanya alasannya bekerja di toko roti aunty Gracella jawabannya singkat saja, untuk membantu kakek tercinta juga hitung-hitung balas budi karena aunty Gracella sangat menyayanginya serta bersedia menanggung biaya pendidikannya hingga sekolah menengah pertama.
Padahal jika dipikir-pikir ia dan aunty Gracella tak memiliki hubungan apa-apa, Louise selalu berpikir pasti karena wajah tampan serta menggemaskan yang menjadi aset utama hingga aunty Gracella jatuh dalam pesonanya. Lagipula siapa yang akan menolak anak tampan seperti Louise.
Ah wajah polos serta senyum jumawa terpatri dalam pahatan wajah menggemaskan yang nyaris sempurna.⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️
Sekarang hari Minggu, waktunya Louise membantu aunty Gracella. Walaupun terkadang rasa malas memaksa bocah 12 tahun itu agar tak beranjak barang seinchipun dari tempat tidurnya, namun apalah daya anak rajin seperti Louise harus melaksanakan tanggung jawabnya membantu aunty Gracella.
"Good morning world" malas Louise dengan mata setengah terpejam sembari menutup tubuhnya dengan selimut bergambar karakter mobil balap merah kesukaannya.
Krieeeet
Suara pintu yang terbuka serta langkah kaki seseorang yang menghampiri ranjang nampaknya tak membuat sang empu pemilik kamar terganggu, oh lihatlah buntalan selimut yang meringkuk bak kepompong didepannya. Jika bukan cucu kesayangannya mungkin Ia sudah membantingnya dari lama.
"Sweety lihat kakek membuatkan oatmeal dengan susu vanilla serta cinnamon roll kesukaanmu, bangun dan mandilah lalu segera turun untuk sarapan, kau tak lupa kan hari ini Gracella menyuruhmu untuk datang lebih pagi?" Seorang pria berkacamata berusaha menarik selimut berwarna merah tersebut, namun entah bagaimana cengkeraman tangan mungil Louise pada selimutnya bahkan tak lepas sedikitpun. Yaps dia James. Lebih tepatnya James Sebastian, kakek kesayangan Louise, pria dengan usia menuju 64 tahun itu mengelus surai sang cucu yang tak kunjung bangun dari tempat tidurnya, bahkan bocah 12 tahun itu kian merapatkan selimut hingga ujung kepalanya.
"Five minutes again kakek."
"Tidak bisa sweetie, perut kecil ini harus segera diisi agar cacing didalamnya tak meronta karena kelaparan, apakah kau mau cacingmu menderita busung lapar?." kekehnya sembari memberi gelitikan pada perut kecil nan putih milik Louise yang kini terbahak menampakkan gigi kecil nan rapi miliknya.
"Oh shit Louise tak mau peliharaan lucu Louise tersiksa karena majikannya lupa memberikan asupan nutrisi kakek." yang lebih tua hanya menggelengkan kepala dengan kedua netra yang senantiasa memperhtikan sang cucu berlari ke kamar mandi sebelum ia menyadari ucapan aneh cucunya.
"HEY LOUISE SIAPA YANG MENGAJARIMU MENGUMPAT?!"
⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️
Sementara di tempat lain seorang pemuda meringkuk di sudut kamar yang gelap gulita dengan pandangan kosong juga kedua tangan yang memeluk lututnya sembari menggumamkan nama seseorang. Isakan menyakitkan terus keluar dari mulut pemuda tersebut tak mengobati luka menganga di hatinya.
" hiks Casey kakak mohon jangan pergi."
"Kau pasti masih ada disini kan?"
"Kau pasti hanya ingin bercanda dengan kakak kan Casey? hingga membuat drama seolah-olah meninggalkan kakak, lalu...lalu esok pasti akan memberikan pelukan hangat seperti biasanya?" entah pada siapa pemuda 19 tahun tersebut bertanya, namun sayang pertanyaannya bagai angin lalu yang tak kunjung mendapat jawaban.
"Jangan tinggalkan kakak seperti ini Casey kembalilah kakak mohon."
Tak butuh waktu lama kedua mata yang menampakkan keputus asaan kini terganti dengan sorot frustasi serta kemarahan di dalamnya, tak lupa dengan kedua tangan yang mulai menjambak rambut yang kian memanjang.
" AAAARRRRGGHHH, TOLONG KEMBALI CASEY, PELUK KAKAK SEPERTI BIASANYA, atau kau lebih memilih kakak yang menyusulmu?, kau pasti akan senang kan jika kakak yang menemanimu?" Suaranya kian melirih dengan tangan kanan mengambil pisau lipat yang ia simpan di laci samping tempat tidurnya.
"Kau poros hidup kakak Casey, kau dunia serta nafas kakak. Tidak ada lagi gunanya kakak hidup jika kau tak ada disamping kakak."
"Mengapa di antara kehilangan lainnya kakak harus kehilanganmu, kakak akan memberikan apappun bahkan hidup kakak kepadamu. Tapi jangan khawatir dear, kita akan bersama-sama lagi."
Pemuda dengan seringaian mengerikan serta pandangan kosong tersebut menggoreskan pisau lipat ke pergelangan tangannya cukup dalam hingga-
BRAKKKKKKK
dua orang pria berbeda usia mendobrak pintu kamar dengan wajah yang tak bisa dijelaskan.
"AXTON APA YANG KAU LAKUKAN?!" pria dengan kisaran usia 46 tahun tersebut segera berlari dan menepis pisau lipat yang akan digunakan sang anak untuk mengakhiri hidupnya.
Ya, dia adalah Aldrich. Aldrich Bastian Howard, pria 46 tahun dengan 4 orang anak laki laki. Di belakangnya Ayhner Barayev Howard, putra ke 2 nya memandang sang adik dengan pandangan yang sulit diartikan, sedangkan putra pertamanya Aaron Kenrich Howard, ah si workaholic itu sedang sibuk-sibuknya mengurus pekerjaan di kantor.
" Aku ingin bertemu Casey papa." lirih Axton dengan pandangan kosong serta bibir bergetar sebelum pergelangan tangan yang berlumuran darah tersebut terkulai lemas dengan kesadaran yang perlahan menghilang.
"AYHNER SEGERA SIAPKAN MOBIL UNTUK MENUJU RUMAH SAKIT CEPAT!"
" Baik papa."
hai readers!
ini cerita pertama yang aku tulis setelah sekian lama bingung mau nulis apa engga.
so, maaf kalo ada kesalahan penulisan dan tanda baca.
cerita ini murni dari imajinasi aku yaa.semoga kalian sukaa
have a nice day readers!
![](https://img.wattpad.com/cover/377901137-288-k70933.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BARREY (Hiatus)
General FictionTentang Louise Faine Barrey, anak laki-laki 12 tahun yang terjebak dalam sebuah keluarga hingga tak bisa menemukan jalan keluarnya. Mereka selalu memastikan Louise ada dalam jangkauannya, ditambah lagi dengan putra ketiga yang mengalami gangguan jiw...