---
"Dia ganteng banget," ujar Felia dengan mata berbinar-binar.
"Gua selalu terpesona setiap ngeliat dia. Omaygat!"
Kata-kata Felia membuat teman nya memutar bola matanya malas.
"Sampe kapan sih lo ngarepin laki-laki kayak gitu?" Nayra, sahabat dekat Felia, bersuara kesal. "Yang ada lo capek sendiri," lanjutnya, tak tahan mendengar keluhan Felia tentang Erlan Arna Putra, sang kapten basket yang selalu menjadi pusat perhatian."Sampe gue bisa dapetin dia," jawab Felia, sambil tersenyum manis, seolah tak tergoyahkan oleh kata-kata Nayra.
"Srah lo," jawab Nayra singkat, merasa muak dengan kekaguman Felia yang tak kunjung padam pada Erlan.
"Nayy, mau kemana?" Felia berteriak, memanggil Nayra yang sudah hampir pergi.
" kelas," jawab Nayra tanpa menoleh.
"Ikuttt Nay" seru Felia dengan terpaksa, meninggalkan pemandangan indah Erlan yang sedang berdiri di luar.🌸🌸🌸
Sepulang sekolah, Nayra sudah dijemput ayahnya, sementara Felia masih menunggu jemputan yang belum datang. Sudah hampir satu jam, dan sekolah semakin sepi.
"Papa, dimanash?" batin Felia, merasa cemas.
Tiba-tiba, seseorang menghampirinya. "Mau gue anter?" tanya seorang laki-laki, yang membuat Felia kaget.
"Erlan?" Felia menatapnya dengan mata terbelalak.
Erlan tersenyum tipis. "Mau gue anter?" ulangnya dengan suara tenang.
Felia terdiam. Entah kenapa, semua pikiran dan perasaannya tidak bisa fokus. Melihat Erlan yang kini berdiri di depannya, rasanya segala hal lain seakan hilang.
"Kalau nggak mau, gue duluan," kata Erlan, berbalik, siap melangkah pergi.
Felia terkejut, "M-Mau," jawabnya terbata, membuat Erlan berhenti dan menoleh.
"Naik," ujar Erlan, sambil memberi kesempatan Felia untuk naik ke motor sport hitamnya."Rumah lo di mana?" tanya Erlan setelah mereka melaju.
"Perumahan Griya Kencana, Blok A1, nomor 15," jawab Felia, masih merasa heran bahwa dirinya kini sedang dalam perjalanan pulang bersama lelaki yang sudah lama ia kagumi.Saat perjalanan semakin jauh, hujan turun deras. Erlan menghentikan motornya dan memilih berteduh di bawah pohon. Biasanya, saat hujan, Erlan akan menerobosnya, tapi kali ini berbeda. "Kenapa berhenti?" tanya Felia bingung.
"Hujan. Nanti lo sakit," jawab Erlan, menatap Felia dengan perhatian yang tak biasa.Felia hanya mengangguk, merasakan dinginnya hujan. Ia melipat kedua tangannya dan menaruh di dada, berusaha menghangatkan tubuhnya.
Erlan, yang melihat itu, merasa tak tega. Tanpa berkata apa-apa, ia melepas jaketnya dan memakaikannya pada Felia.
"Eh, nggak usah," Felia mencoba menolak, merasa bahwa Erlan juga pasti kedinginan. "Lo pasti juga kedinginan, kan? Ini jaket lo."
"Gapapa, lo pake aja," jawab Erlan dengan suara rendah. "Dingin hujan ini, nggak ada apa-apanya."Setelah hujan mulai reda dan langit kembali gelap, Erlan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
"Hujannya udah reda," ucapnya.
"Kayaknya gue pulang sendiri aja, Er. Udah makin sore, lo kelamaan nganter gue," jawab Felia, merasa tidak enak.
Erlan hanya menatapnya sebentar, lalu menarik tangan Felia untuk kembali naik ke motor. Felia terdiam, tak bisa menolak. Bagaimana bisa ia menolak permintaan dari lelaki yang sudah lama ia sukai?Saat perjalanan melalui jalanan Bogor yang sepi, rintik hujan kembali turun. Felia tanpa sadar memeluk punggung Erlan, meletakkan wajahnya di punggungnya. Erlan merasakan kehangatan tubuh Felia yang menyatu dengannya, dan untuk pertama kalinya, ia merasakan sesuatu yang berbeda. Ada perasaan yang sulit diungkapkan setiap kali ia bersama Felia.
---
gayssss segitu aja ya prolog nya
kalau penasaran tunggu ceritanya netes okayy
Bay BayFOLLOW MY INSTAGRAM
wp. kedai_roti

KAMU SEDANG MEMBACA
dongeng hati (ON GOING)
Romancegimana sih jadinya kalau gadis cerewet,pecicilan eh jadi cinta sama cowo basket yang populer di sekolah nya bahkan langsung kapten basket nya lo aduhh bisa ga ya kira kira mereka bersatu? kisah ini antara ERLAN arna putra kapten basket high School...