39. Pria di Masa lalu

309 17 1
                                    

Sebelum membaca jangan Lupa Vote dan komennya dulu sayangku!.

HAPPY READING

_

Kring!!.

Suara bel tanda Istirahat mulai bergema di seluruh penjuru sekolah. Pelajaran yang terasa berkali kali membosankan, Di tambah dengan tidak melihat Artha yang biasanya selalu berada di kursinya. Sekarang Kursi Itu kosong dan Topan pun kembali duduk di kursinya semula dengan Satria yang berada di sampingnya. 

Menelungkupkan kepalanya di atas meja dengan Menghela nafas berulang ulang melihat ke arah Ponselnya Yang satupun tidak ada pesan Dari Artha. 

"Sudah sepuluh kali Gue Liat lo menghela nafas dari tadi. Apa lagi sekarang?." Tanyanya Satria serius melihat Topan yang seperti tidak Punya semangat Untuk hidup.

"Sat, Gue sekarat. Hidup Gue tinggal nunggu beberapa hari lagi." ujarnya dengan masih melihat ke arah ponselnya.

Satria yang mendengar hal Itu seketika mendelik. "Jangan ngaco hanya karena Lo nggak Liat Artha ya Pan, baru juga sehari Gila." ujarnya tak habis Pikir. 

Topan menghela nafas lagi. "Orang Jomblo kek lo nggak bakal ngerti." ujarnya santai. Satria yang tidak terima seketika memukul kepala Topan Kuat. "Jangan bertindak seperti orang yang sudah banyak pengalaman ya pan, lo Baru pertama kali ngerasaian berpacaran. Jangan sombong!. Lo nggak Lupa kan?. Gimana bentukan Lo ketika Penis lo itu nggak bangun." Ujarnya  Yang tepat mengenai Ulu Hati Topan.

"Jangan bahas itu lagi ya Bangsat!. Gue udah sembuh sekarang." ujarnya nyolot dengan mengangkat kepalanya melihat ke arah Satri sedikit kesal.

"Ha, ya ya. Sembuh, Sembuh Lah Tuuu.." ejeknya lagi. 

"Jangan sampai gue marah Ya Sat?." Ujarnya penuh kesabaran menghadapi Satria. Moodnya sedang tidak baik baik aja sekarang, Mungkin dia yang biasanya akan beradu mulut dengan santai tanpa sedikit pun kesal. Namun sekarang situasinya berbeda. Dia bertubi tubi berada di situasi sensitif.

Ia berdecak, Melihat ke arah Ponselnya yang sama sekali tidak mendapatkan pesan masuk dari Artha. "Artha kemana sih." gumamnya sendiri, masuk kedalam Obrolan Chatannya lalu kemudian mengetikan sesuatu, namun beberapa saat kemudian ia kembali menghapusnya. Dan keluar dari Obrolan chat Itu lagi.

"kalau dia nggak ngehubungi lo, Kenapa nggak Lo hubungi duluan begok?!. Kalau lo takut harga diri lo terluka kenapa baru sekarang lo mikirin harga diri?. memang sejak kapan harga diri lo itu berharga di depan Artha?."

"Ck." Topan Berdecak jengkel, melihat ke arah Satria kesal lalu kemudian melihat sekelilingnya. "Ini apa apaan lagi, Dari tadi berisik banget." Ujarnya semakin kesal.

Satria merebahkan tubuhnya di punggung kursi. "Lo nggak tahu?. dari pagi udah berisik, katanya ada anak baru yang cantik banget." Ujarnya memberikan informasi kepada Topan yang tampaknya tak peduli dan lagi lagi mengotak atik ponselnya. "memangnya kenapa?.  Bukannya sekolah kita dari dulu juga tidak kekurangan cewek cantik?. Apa yang aneh dengan itu?. Norak!." Ujarnya sarkas tak peduli. 

"Ah, Gue mau ngomong apa ya?. Kalau Artha lagi dalam perlombaan gimana?. dan kalau handphonenya berbunyi ketika ujian gimana?. gimana kalau dia di keluarkan dari kelas karena itu?." tanyanya bertanya sendiri dengan pertanyaan bertubi tubi.

"Brisik, lama lama omongan lo kek Artha aja ya anjing!. Dan yang cantik itu bukan Cewek, tapi lanang." Lanjut Satria dengan masih bersandar di punggung kursi sesekali berjungkat jungkit di kursinya. 

"Maksud lo Cowok?."

"Iyalah, Biasanya lanang tuh sebutan untuk siapa emang?."

"umm. Mungkin nggak bakal secantik Artha." Ujar Topan mengabaikan tak peduli dengan masih memainkan ponselnya hingga Sebuah pesan teks masuk, dan wajahnya seketika sumringah.

TING!.

Artha-iik
-Dari tadi Gue liat Lo nggak hentinya ngetik, Apa yang mau lo omongin sepanjang itu?.

Topan seketika tersentak, lalu kemudian diam sejenak. Memikirkan balasan yang cocok untuk menjawabnya, menulis sepenggal kata, namun ia menghapusnya lagi, mengetik sepenggal kata, lalu kemudian menghapusnya lagi, begitu berulang ulang hingga Akhirnya ia hanya mengirimkan balasan yang tidak sesuai dengan apa yang ia pikirkan.

You
-Penis gue Rindu Lubang Lo

lalu kemudian kembali meletakkan handphonenya, dan merebahkan kepalanya lagi di atas meja. Wajahnya memerah, dia malu.

"Pan lo dengerin gue nggak?."

Topan mengangkat sedikit kepalanya melihat ke arah Satria. "Apa?." tanyanya.

Satria mendelik, Wajah apaan yang baru saja di perlihatkan pria ini. "Jijik!." 

"Apa sih anjing!." Jawab Topan lagi, tiba tiba menjadi kesal melihat ekspresi Satria yang Jelas jelas menunjukkan ketidak sukaannya, "Gue Bilang. Lo doang Tuh yang bilang Artha Cantik, semua di orang di sini juga tahu. Dan bakal satu pendapat sama gue." Ujarnya mengulang perkataannya penuh penekanan kepada Topan. Dia masih sedikit kesal dengan kejadian kejadian dulu walaupun Topan tampak lebih bahagia, tapi tetap saja melihat wajah Artha kekesalannya meluap lagi.

"Bahkan di banding Artha, Lo lebih cantik."

Sekarang giliran Topan yang mendelik, melihat ke arah Satria dengan tampang mengerinyit. "Sat, Jijik anjing!." ujarnya.

"Gue Se-."

"Hei."

Perdebatan mereka Harus terhenti ketika seorang pria tiba tiba berdiri di samping tempat duduk Topan, melihat ke arah mereka berdua dengan tersenyum, Rambut pendek dan tampak lembut, dengan Bulu mata lentik mata bulat, Hidung kecil sedikit tinggi dengan bibir tipis berwarna pink. ia melihat Topan dan Satria dengan wajah Cantiknya.

Satria cengo melihat makhluk yang ada di depannya, sedangkan Topan hanya diam sembari menatap Makhluk itu dengan mengerinyitkan dahinya. Wajahnya tampak tak asing.

"Pan Pan!. Ini Anak Baru yang gue bilang itu." ujarnya dengan memukul mukul bahu Topan Kuat,  Topan menepis Tangan Satria lalu kemudian menatap Satria jengkel. "Gue tau begok!. Stop mukul gue!." ujarnya.

Satria berhenti, lalu kemudian melihat ke arah Pria itu lagi. "Ternyata di lihat dari dekat memang benar apa yang di katakan cewek cewek itu ya, Wajah lo nggak berpori pori. Lo benar laki?." Tanya Satria beruntun sok akrab yang yang membuat Pria itu menatap Satria Polos lalu mengangguk. "Iya, Itu benar."

"Bahkan suara lo kek cewek!, Jakun mana jakun?. Nggak punya lo?." Tanyanya lagi yang membuat Topan langsung Menatap satria dan memukul Kepala Pria itu kuat. "Lo lebih Norak Anjing!." Ujar Topan kesal, Dia yang mendengarnya aja kesal, apalagi Pria yang sedang di tanyai ini?.

"Sakit Tolol!." 

"Lo brisik!." Ujar Topan, lalu kemudian melihat ke arah pria itu mengabaikan Wajah jengkel Satria yang sedikit menusuk punggungnya.

"Ada apa ya?. Lo butuh sesuatu?." Tanya Topan seramah Mungkin, karena memang itulah image dia di sekolah ini sampai sekarang, 'Pangeran Cantik dengan senyum indah.' itulah kata nya.

"Kamu nggak ingat?. Ini aku.. Serjala Marjesa." Ujarnya dengan perkenalan singkat dengan masih tersenyum. "Nama yang kamu bilang unik saat itu." Lanjutnya.

Topan seketika terdiam, Pandangannya menggelap, Tubuh yang terbaring di depanya dengan berdarah, melihat ke arah tangannya. Tangannya juga, di penuhi dengan cairan merah yang kental. dorongan brangkar rumah sakit, yang tedapat seoarang pria yang terbaring lemah di atas sana, lalu kemudian ia menatap pria dengan tangan bergetar. "La?." panggilnya.

.
.
.
.

TBC.

VOTE DAN KOMEN SAYANGKUU!!.

[BXB] KISSING NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang