"We need rich boyfriend, sa!" protes haruto pada Asahi.
Asahi memutar bola matanya malas.
"Masalahnya lu aja udah kaya banget anjir, mau nyari yang sekaya apalagi sih lo?" geram Asahi.
Pemuda itu sungguh tidak habis pikir pada sahabatnya yang mengatakan ingin lelaki yang melebihi kekayaannya.
Masalahnya harta haruto sampai 7 turunan juga tidak akan habis walau dia tidak bekerja selama 10 tahun.
Mau yang sekaya apalagi coba?
"Apa lu jangan-jangan mau yang gak habis 100++++ turunan ga abis baru mau?" tebak Asahi.
Haruto menjentikkan jarinya dengan senyum cerah.
"Nahh, itu dia! Gue maunya yang kek gitu.
Seminimal-minimalnya ga habis 7 turunan juga lahh." seru haruto bersemangat.
Akhirnya sahabatnya mulai mengerti apa yang ia maksud.
Asahi berdecak malas.
"Mana ada orang kaya 7 turunan yang mau sama uke barbar modelan elo coba?!" remeh Asahi.
Kesal juga ia lama-lama dengan tipe ideal pria Fukuoka itu.
Dengan tampang menyebalkannya haruto menatap tengil Asahi.
"Pastinya ada lah. Kalo gue udah ngomong berarti ya ada, jangan sampe kaga." sombong haruto.
Yang lebih tua hanya diam dengan memutar bola matanya malas.
"Serah lo dah. Dasar tuan muda!"
Setelahnya Asahi langsung melengos pergi, meninggalkan haruto yang menatapnya dengan wajah bodohnya.
"Perasaan gue kaga ada salah ngomong dah?" gumam haruto heran.
Mengabaikan Asahi yang sedang kesal, haruto langsung saja meluncur menuju cafe tempatnya akan rapat.
Ponselnya sudah tidak bisa berhenti berbunyi karena teror dari sekretarisnya.
Sekretarisnya, hyunsuk, sudah sangat kesal diseberang sana.
Pemuda choi itu sungguh tidak habis pikir dengan tuannya yang tidak bisa tepat waktu walau hanya kali ini.
Perusahaan bisa langsung rugi besar jika haruto terlambat lebih lama lagi.
Ia menggigit kuku jarinya cemas, jika perusahaan tuannya bangkrut ia akan menjadi gelandangan nantinya.
Hingga tak lama kemudian haruto muncul dengan jas hitam dan tas kerjanya di pundak dan lengan kanannya.
Hyunsuk menatap lega tuannya yang ternyata mau datang kali ini.
Haruto menatap hyunsuk bingung, sebab sekretarisnya itu menatapnya seperti orang yang menang lotre 5T.
"Kenapa kamu menatap saya seperti itu?" tanya haruto bingung.
Hyunsuk menggeleng cepat, ia tanpa peduli sopan-santun langsung mendorong haruto masuk pada ruangan VIP yang telah menjadi tempat pertemuannya dengan sang klien.
Yang lebih muda hanya bisa menatap dengan wajah bodohnya karena itu.
Haruto pun masuk, kemudian duduk didepan pria yang is yakini merupakan kliennya itu.
Pemuda Fukuoka itu menampilkan senyum sebelum kemudian menyiapkan proposal yang akan ia gunakan nantinya.
beberapa menit tingga jam kemudian..
"Baik, kita sudahi saja untuk hari ini! Terima kasih."
Haruto turut membereskan berkas.
Pria di depan haruto sudah selesai lebih dulu membereskan berkasnya.
Pria itu, Park Jeongwoo, menatap lekat wajah rupawan pria di depannya.
"Cantik." gumam Jeongwoo tanpa sadar.
Pria manis di seberangnya mengerutkan keningnya bingung.
"Ya?" sahut haruto kebingungan.
Jeongwoo tersenyum smirk menatapnya.
"Cantik, kamu sangat cantik. Saya tertarik padamu." jujur Jeongwoo blak-blakan.
Pria asal Busan itu bukan tipe orang yang denial dengan perasaannya, ia juga orang yang sangat jujur dan blak-blakan.
Dan berkat kejujurannya itu, haruto bahkan sampai tersedak ludahnya sendiri.
Haruto menatap Jeongwoo dengan menaikkan sebelah alisnya.
"Punya apa kau sampai tertarik denganku?" tanya haruto dengan tatapan datar khasnya.
Jeongwoo tersenyum tipis. Ternyata pria manis ini sedikit bermata uang.
"Harta saya tidak akan habis walau saya tidak bekerja selama saya hidup sekalipun.
Bahkan bisa saja untuk membeli ribuan pulau atau beberapa negara besar.
Bagaimana, kamu tertarik? atau jika kamu ingin 10% saham saya akan saya berikan.
Namun setelahnya kita akan segera melanjutkan hubungan pada jenjang pertunangan secepatnya. " tawar Jeongwoo.
Tawaran Jeongwoo membuat haruto tertarik.
Harta yang melimpah, sangat royal dan poin tambahannya adalah, sangat tampan!
Benar-benar tipe ideal haruto sekali.
Haruto tersenyum manis pada pria park di depannya.
"Asal kau bersedia menungguku hingga aku memiliki perasaan padamu, aku setuju." yakin haruto setelah berpikir lama.
Ia rasa tak masalah membuka hati untuk pria seperti Jeongwoo.
Jeongwoo tersenyum menyeringai.
"Hm, Since you have agreed to it, don't expect that you will be separated from me.
Whatever is already his will remain mine, as long as it is mine!" klaim Jeongwoo seenaknya.
Haruto tertawa pelan. "Yeah sir, i'm yours." terima haruto dengan senang hati.
Keduanya saling tersenyum, sebelum haruto memindahkan diri dari samping ke pangkuan Jeongwoo.
Tangannya melingkar dileher jenjang pria Busan itu.
"And you're mine to!" klaim haruto kembali.
Jeongwoo terkekeh kecil. Pria itu melingkarkan tangannya pada pinggang ramping kekasihnya.
"Ya, i'm yours to, babe." balas Jeongwoo.
Mereka kembali saling menatap, hingga lama-kelamaan wajah mereka semakin dekat.
Hidung mereka bergesekan, Jeongwoo menatap haruto bertanya.
Haruto memejamkan matanya untuk menjawab, Jeongwoo tersenyum. Ia ikut memejamkan matanya.
Cup
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐢𝐚𝐫𝐲 𝐎𝐟 𝐉𝐞𝐨𝐧𝐠𝐇𝐚𝐫𝐮 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲
Подростковая литература𝐎𝐧𝐞𝐬𝐡𝐨𝐭/𝐓𝐰𝐨-𝐬𝐡𝐨𝐭 𝐁𝐱𝐁 𝐀𝐫𝐞𝐚‼️ •Hanya cerita fiksi!! •Berdasarkan rekayasa author!! •Mohon tidak membawa pada real life •Dilarang plagiat tanpa izin!! 🌻🌹