Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
mirip gyuhao:)
⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆
Akhirnya Eisa menyerah, ia akhirnya mau memakai jaket Nata ke badannya, dan juga menggunakan helm nya.
Senyum Nata mengembang melihat Eisa telah siap, "Nah gitu pinter", puji nya.
"Eh tapi bentar, ini kepala gue gak kaya batok kan?, soalnya nih helm bentuknya bulet sempurna gini", tanya Eisa sembari memegangi helm Nata yang sudah di pakainya.
Nata terkekeh mendengarnya, "Engga kok tenang aja, kata gue lo malah jadi nambah imut pake helm itu", puji Nata lagi.
Apakah Eisa akan melayang setelah di puji oleh Nata?, atau kalau kata bahasa sundanya mah 'irungna rek ngapung?'.
Sayangnya, TENTU SAJA TIDAK.
Eisa malah mengerutkan kedua halisnya sampai hampir bertemu, dan menatap dengan ekspresi heran ke arah Nata.
"IDIH!!", ujar Eisa pelan dengan ekspresi tidak suka nya.
Nata lalu tertawa keras, menyadari ketidaksukaan Eisa akan pujian tiba-tiba nya, "Hahaha, kenapa lo?, aneh ya gua barusan bilang lo imut?". "Ya emang lo imut kali, itu mata lo sipit, pipi lo agak chubby, terus ...", Nata diam sebentar, ia baru sadar dengan apa yang akan ia ucapkan.
Nata dengan cepat menelan ludahnya, untung ia belum benar-benar mengatakannya pada Eisa, yang notabene nya orang yang baru saja dia ajak kenalan.
'Untung gue bisa nge-rem, kalau gak gue bakal keceplosan ngomong 'terus lo juga cantik'', itu kata yang akan Nata ucapkan tadi pada Eisa, yang pada akhirnya hanya bisa diucapkannya didalam hati nya sendiri.
'Lagian gue ngapain jadi merhatiin muka dia mulu sih?!', Nata merutuki pemikirannya sendiri.
Di depan nya, Eisa menunggu Nata untuk melanjutkan perkataannya, tapi sampai beberapa detik terlewat, Nata masih saja diam, sampai akhirnya, Eisa hilang kesabaran, "Terus apa?, lo mau bilang gue kaya cilok gitu?", sahut Eisa yang menerka-nerka apa yang akan Nata ucapkan selanjutnya.
Nata mengalihkan pandangannya pada Eisa, lalu malah menoyor helm yang sudah dikenakan Eisa menggunakan jari telunjuknya, "Bukan pea, sok tau banget!, lo tuh bukan kayak cilok.. tapi lo itu kaya tahu bulat, diajak kenalan sama gue, terus kita dadakan jalan-jalan, motoran, enak coyyy!".
Eisa semakin mengerutkan kedua halisnya. Ia benar-benar merasa heran akan tingkah dan omongan Nata yang terkesan 'akrab' dengannya, padahal mereka jelas baru saja berkenalan, 'Hhh beneran agak-agak ini orang, gak bisa nih gue pergi sama dia, bahaya gak sih?!', batin Eisa bergelut ribut, tidak sanggup membayangkan ia akan pergi jalan-jalan dan menghabiskan waktu seharian ini bersama orang aneh seperti Nata.