Melangkah tergesa seusai melepas genggaman tangan milik sang pengasuh, Kalendra berlarian tergopoh ke arah dapur dengan langkah pendeknya itu. Mendekat pada kaki jenjang yang tengah berdiri di ujung sana. "Mamaaa..." panggil Kalendra begitu ia sudah dekat dengan Keisha.
Sebelum tangan kecil Kalendra mendarat di celana panjangnya, lebih dulu Keisha merunduk dan menangkap tubuh Kalendra. Membawa anaknya ke dalam gendongan bersama senyum tertawan yang diukir.
Barangkali Kalendra masih mengumpulkan kesadaran, Keisha membawa jemarinya mengusap wajah Kalendra. Tersapu lembut dari pelipis lalu kepada pipi gembul yang menggemaskan. Keisha menjawil pelan sehingga bola mata terang Kalendra membulat sempurna.
"Ma, Alen bobonya enak!" seru Kalendra melapor, balas membawa jemari untuk menyentuh wajah Keisha. Tidurnya begitu nyenyak kemarin malam. Kalendra tentu saja senang atas hal itu.
Manik terang serupa milik Keisha yang kini membulat. Kedua alis menaik dengan bibir mengulum tipis. "Oiya? Enak bobonya?" sahut Keisha pelan.
"Ya, Alen soalnya di rumah Papa pasti bobo enak." Kalendra mengangguk sembari memperhatikan wajah Keisha lekat. "Ma, Alen mau cium Mama..." minta Kalendra tiba-tiba. Diucapkan sembari kedua tangan sudah meraih sisi wajah Keisha.
Untuk selanjutnya Kalendra mendaratkan kecupan di pipi Keisha, dua kali.
Baru terkikik geli saat Keisha juga balas mencium di pipi dan bibir tipisnya itu.
Harum bedak bayi dan minyak telon yang begitu khas, Keisha betah berlama-lama dengan apa yang ia lakukan kini. Menahan gemas saat Kalendra memejam runut. Gigi susu anaknya sesekali terlihat kala mengudarakan tawa renyah riang.
"Maa... Alen geli... udah..." pasrah Kalendra sebab Keisha yang enggan berhenti. Menyentuh hidung tinggi Keisha untuk menahan gerakan dari menciumnya lagi.
Biasanya, pada pagi hari Kalendra akan diizinkan untuk menonton kartun sebelum melaksanakan mandi pagi. Namun, hari ini sepertinya tidak akan ada kartun. Sebab Kalendra bangun pagi dengan bahagia dan sangat menyukai gendongan serta ciuman dari sang ibu yang terasa lembut.
"Alen mau minum susu?" tawar Keisha setelah menyimpan kembali rasa gemasnya. Kini mulai melangkah bersama Kalendra dalam gendongan, membuat putranya dapat melihat asap menguar dari susu dalam botol minumnya.
Keisha baru saja menyiapkan hal tersebut, tidak menduga Kalendra akan bangun lebih cepat seperti sekarang.
Berpindah untuk mendudukkan Kalendra di atas keramik dapur, Keisha terlebih dahulu memastikan bahwa susu yang ia buat sudah tidak lagi sepanas sebelumnya. Untuk kemudian memberikannya kepada Kalendra, yang diterima dengan senyum manis oleh anaknya.
Duduk bersila bersama botol yang ia pegangi erat, Kalendra tidak banyak bicara saat ia menikmati susunya. Sesekali menggigit ujung botol dengan gigi susunya yang putih.
"Woahh... Mama mau ngapain?" Kalendra menghentikan kegiatan minumnya saat Keisha bergerak dari satu sisi ke sisi lainnya.
Keisha tersenyum. Meletakkan kotak buah kiwi yang baru saja ia raih dari dalam kulkas. "Buatkan Alen sarapan, Alen mau?" sahutan Keisha dibalas anggukan antusias Kalendra.
Berdiri dari duduknya yang semula bersila, Kalendra mengangkat botol susu dengan satu tangan ke udara. "Alen suka kiwi! Kata Sus Anna kiwi sehat, beda sama permen." Kalendra menjentikkan tangan di pinggang, sedang bergaya. "Ma, Alen mau bantu Mama boleh?" untuk kesekian kali, memperlihatkan barisan gigi rapi yang menggemaskan itu.
Dalam derai waktu yang terus berputar Keisha dan Kalendra mengisi waktu bersama. Tanpa kekauan. Keisha yang juga banyak membuka suara sebab Deva yang sudah meninggalkan rumah sejak kemarin malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Tengah Kelindan Semu
Любовные романыTidak seharusnya mereka bertemu lagi. Semua angan dan harapan sudah seharusnya diratakan bersama dengan perpisahan. Tidak seharusnya kaset lama itu diputar kembali. Devanesan Manuk, mengejar karir politik untuk membesarkan namanya. Sementara Lakeish...