Lagi-lagi Galang gabutnya lari ke Perpustakaan. Terkadang mencari dan menemukan buku-buku yang menarik membuatnya menghilangkan kebosanan itu.
Langkahnya terus mengelilingi setiap sudut Perpustakaan. Matanya terus melirak-lirik. Kira-kira, mana buku yang menarik menurutnya? Seketika senyumnya sumringah ketika melihat sebuah buku yang menarik perhatiannya.
Baru saja ia akan mengambilnya, tiba-tiba buku-buku itu malah berserakan jatuh ke Lantai. Mau tak mau Galang harus mengambilinya. Ketika ia akan meletakkan buku-buku itu ke tempat semula, ia terkejut karna mendapati wajah Thea yang berada di sebrang sana.
"Eh! Thea?" Ujar Galang sedikit terkejut.
Thea tersenyum. Merasa terhibur akan respons Galang yang kaget.
"Lo mau baca buku ini juga?" Tawar Galang pada buku yang akan ia baca juga. Yakni, buku-buku yang berjatuhan tadi.
"Iya! Tapi malah jatuh-jatuhan." Ucap Thea dengan senyum tersipu.
Galang lantas menyerahkan salah satu buku itu, "Nih! Baca aja. Gue juga mau baca ini, kok!"
Thea menerima bukunya, "Makasih!"
Galang mengangguk. Ia lekas membereskan sisa-sisa buku yang berjatuhan itu. Setelahnya, ia kembali mengambil salah satu jenis buku itu—buku yang sama seperti Thea, untuk dibacanya.
Lagi-lagi Galang terkejut karna masih mendapati Thea didekatnya.
"Thea? Gue kira, lo udah duduk duluan." Ujar Galang terkekeh.
Dan lagi-lagi Thea tersenyum, "Kita duduknya barengan aja! Di tempat yang sama." Ajaknya.
Galang mengangguk setuju, "Boleh, deh!"
Kini keduanya berjalan bersama, guna mencari bangku di Perpustakaan ini yang masih kosong. Setelah mendapatkannya, keduanya lekas duduk. Galang dan Thea duduk saling berhadapan.
Berhadapan dengan Galang langsung, membuat Thea semakin degdegan. Alhasil, ia lekas buru-buru menutup wajahnya dengan buku seolah-olah sedang membaca. Walaupun ia membaca beneran. Apalagi ia melihat Galang yang terus tersenyum padanya.
"Belakangan ini, kok gue jadi akrab sama Thea, ya?" Heran Galang membatin.
Pusing berpikir, Galang lekas memilih untuk membaca bukunya. Namun, buku yang tadi menarik untuknya, seketika hilang menariknya. Karna ia malah lebih tertarik memperhatikan Thea yang ada di hadapannya. Galang tertegun. Thea terlihat sangat cantik jika sedang fokus membaca seperti itu.
"Aduh! Kenapa gue jadi liatin Thea mulu, ya?" Batin Galang bingung.
Sadar dirinya diperhatikan oleh Galang, Thea lekas meliriknya. Galang yang tertangkap basah kelabakan. Ia pura-pura terlihat tengah asyik membaca buku.
Thea terkekeh. Gerak-gerik Galang kentara sekali habis memperhatikan dirinya.
"Kenapa?" Tanya Thea penasaran.
Galang pura-pura kaget, "Hah? Apaan? Kenapa?"
Thea tersenyum, "Gak papa."
Melihat senyum Thea, Galang juga ikut tersenyum, "Dan parahnya lagi, kenapa gue baru sadar kalo Thea itu sebenarnya cantik banget?" Batin Galang lagi.
"Lo kenapa, sih? Liatin gue mulu?" Tanya Thea dengan senyumannya.
Kali ini Galang benar-benar kalabakan. Pasalnya ia benar-benar terciduk. Alhasil, Galang pun menyengir.
"Gak papa." Ucap Galang kikuk, "Lo gak nyaman, ya? Kalo gak nyaman gue pindah aja, deh!"
Baru saja Galang akan beranjak, Thea menahannya, "Gak usah! Disini aja." Pintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)
FanfictionGanteng Ganteng Serigala Fanfiction (My Version) Ketika makhluk Immortal hidup berdampingan dengan manusia. Galang dan Nayla adalah dua orang sahabat yang merupakan manusia biasa. Keduanya dekat bahkan saling membutuhkan. Namun, semuanya berubah ke...