20. food street

468 83 35
                                    

asahi yang pertama kali menyadari kehadiran hyunsuk.

oleh karena itu, asahi memutuskan untuk pergi dan memberikan ruang bagi kedua orangㅡyang ia tak ketahui jenis hubungannyaㅡitu untuk berbincang berdua saja. lagipula, sudah mendekati waktunya untuk membuka kafe.

sementara itu, tenggorokan hyunsuk mendadak tercekat ketika melihat air muka jihoon yang berubah seratus delapan puluh derajat begitu mendapati kehadirannya.

terlebih, saat dirinya hanya tinggal berdua dengan jihoon saat ini, aura di sekitar seketika terasa lebih mencekam.

"siapa bilang kau boleh datang ke sini?" tanya jihoon dengan begitu dingin.

tak ada senyum. tak ada keramahan.

yang ada hanyalah sepasang sorot tajam yang selalu jihoon hunuskan tiap kali bertatapan dengannya.

"aku tidak punya pilihan lain. sudah beberapa hari kau tidak pulang ke apartemen, sedangkan aku harus menyampaikan hal ini," ujar hyunsuk, sebisa mungkin mengendalikan suaranya agar tidak bergetar.

jihoon berdecak, melepaskan celemeknya dengan kasar. "kau tidak tahu cara menggunakan fitur pengirim pesan pada ponsel?"

"memangnya kau akan membaca pesan dariku?" sarkas hyunsuk dengan berani, walaupun degup jantungnya sudah tak beraturan sedari tadi.

helaan napas kasar lolos dari mulut jihoon. ia pun duduk sembari melipat tangannya. bahkan tak repot-repot mempersilakan hyunsuk untuk turut mendudukkan diri.

"cepat katakan."

"orang tua kita akan mengadakan pertemuan minggu ini. "

dan seperti dugaan hyunsuk, rahang jihoon serta-merta mengeras begitu mendengar satu kabar berita yang disampaikannya.

"akuㅡ"

"jangan berpikir untuk menghindar maupun melarikan diri," tegas hyunsuk cepat, sebelum jihoon sempat berargumen.

"dan ... kau seharusnya sudah tahu juga, kalau kita harus datang bersama."

setelahnya, hyunsuk meletakkan secarik kertas bertuliskan alamat dan waktu pertemuan kedua pihak keluarga nantinya, sebelum kemudian keluar dari ruangan tersebut tanpa berkata apa pun lagi.

-☆-








































"pernikahan kalian akan dimajukan bulan depan."

pergerakan tangan jihoon maupun hyunsuk yang tengah memotong steak mereka otomatis terhenti begitu mendengar kabar yang disampaikan oleh tuan park.

saat ini, calon pasangan itu tengah duduk berhadapan dengan kedua orang tua mereka di salah satu restoran bintang lima, tepatnya di dalam ruangam khusus pelanggan vip.

"kenapa tiba-tiba?" tanya jihoon dengan nada rendah.

"tidak ada alasan khusus. lebih cepat lebih baik," ucap nyonya choi dengan senyum palsunya. baik jihoon maupun hyunsuk sudah muak dengan wajah tenang kedua pasangan egois itu.

tidak heran mereka begitu cocok. prinsip yang dipegang teguh oleh tuan-nyonya park sangat mirip dengan tuan-nyonya choi.

yang mereka pedulikan semata-mata hanyalah soal uang. tak pernah sekali pun mereka memikirkan perasaan anak mereka.

"soal undangan dan gedung pernikahan, kami sudah mengurus semuanya, jadi kalian tidak perlu khawatir. yang perlu kalian lakukan hanyalah fitting baju dan memilih cincin."

spark in you; jaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang