prolog

318 30 1
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.








"Kenapa kamu lakuin ini?" ujar seorang gadis dengan mata berkaca-kaca. Menatap lawan bicaranya dengan sorot menyedihkan. Seseorang di depan dirinya hanya tersenyum, sesekali ia memalingkan pandangan matanya ke arah laut. "Masih banyak mimpi yang bisa kamu raih, masih banyak tempat yang bisa kamu kunjungi"
Air matanya tak kunjung turun, namun. Ekspresi wajahnya sudah menjelaskan semua yang ia rasakan

Lawan bicaranya yang lebih muda itu tertawa kecil. Angin sepoi-sepoi mulai memainkan rambut mereka yang panjangnya berbeda jauh, gadis berkaca-kaca itu memiliki rambut panjang yang terurai indah, sementara gadis muda dihadapannya memiliki rambut sebahu yang membuatnya terlihat gagah nan menakjubkan. "Hufft.. Ini tempat aku kak, tempat dimana aku ngerasa aman dan nyaman.. " ujarnya sedikit terjeda "Pekerjaan ku, sebuah hal yang paling menyenangkan seumur hidup"
Ia mulai tersenyum kembali setelah mengucapkan beberapa kalimat yang membuat hati gadis yang lebih tua darinya teriris

Gadis berambut panjang itu mengelap air matanya sejenak, lalu kembali menatap dengan sorot yang sama. Menyedihkan. "Aku juga, aku juga ngerasa aman dan nyaman saat kamu ada disampingku, kamu rumah tempat dimana aku bisa pulang kapanpun aku mau. Hal paling indah seumur hidup aku.. " lawan bicaranya kembali tertawa kecil seolah semuanya baik-baik saja, tangan kanannya juga menepuk pipi gadis berambut panjang itu dengan pelan. "Kali ini kita ngalah sama takdir ya kak? Nanti kalau Tuhan ngijinin, pasti kita bisa, dan nggak akan terpisah.. "
Tangan kanannya mulai berhenti menepuk pipi halus itu

Suara ombak semakin keras. Kicauan burung semakin riuh..

Gadis berambut pendek itu mulai membuka jaket kulit berwarna hitam miliknya, lalu memakaikannya ke badan seseorang yang telah menemaninya tiga tahun terakhir ini. Meski keadaan angin begitu dingin, ia tetap berdiri tegap hanya dengan memakai baju pendek berwarna putih itu. "Ok, it's time to say goodbye"
Dengan tegar, ia tertawa kencang kali ini, seolah-olah ingin bersaing dengan suara ombak yang menghantam batu karang. Plak.. Plak.. Ia mulai berjalan meninggalkan rambut panjang kesayangannya. "See you very soon!"
Teriakan itu membuatnya menoleh kembali, lalu melambaikan tangan sembari berjalan mundur

Never planned that one day, I'd be losing you

… In another life
I would be your girl
We keep all our promises
Be us against the world

… In another life
I would make you stay
So I don't have to say
You were the one that got away
The one that got away












-TBC-

cerita baru, enggak angst kok! 😅
Semoga kalian suka!
(Update sesuai mood)

'Another'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang